"Temen lo mana sih?"
Rafka memandang bandara dengan nafas yang terengah. Ia berlari dari parkiran hingga ke daerah penerbangan saat Aldi mengatakan bahwa Zizi–Azrina sudah ingin cek-in.
Setelah operasi terakhir kemarin, Dilan sudah mulai membaik. Ia mulai menjalani hari-harinya seperti biasa.
"Kayaknya, di sana deh. Kuy!"
Dilan duduk di kursi yang berada di sampingnya lalu mengipas tangannya di depan wajah Rafka. "Duluan aja, nanti gue nyusul."
Sepuluh menit setelah Rafka meninggalkannya, nafasnya sudah kembali normal. Ia memainkan game di ponselnya sembari menunggu Rafka. Karna selama ia dirawat, Rafka tidak memperbolehkan sedikitpun menyentuh ponselnya, akhirnya hari ini ia kembali memainkan benda persegi panjang itu, melepas rindu.
Saat ada chat masuk dari seseorang, Zidan membuka room chat mereka. Itu pesan suara dari—belum sempat ia melihat nama pengirimnya, penglihatannya sudah seperti berputar. Dan hanya bunyi mendenging yang ia dengar.
Dilan meringgis sembari memijit pangkal hidungnya, berusaha menormalkan penglihatannya.
"Ayo pulang–Lan? Lo kenapa? Kepala lo sakit lagi?"
Ingatan Dilan kembali berputar mengingat kejadian saat Rafka menceritakan tentang temannya padanya. "Nama temen lo, siapa?"
"Yang mana?"
"Yang baru aja pergi."
"Zizi," jawab Rafka dengan panik, mengapa di saat seperti ini Dilan menanyakan akan hal itu?
"Nama aslinya?"
"Azrina."
Rasa pening menjalar di kepalanya, membuat laki-laki itu menarik kuat-kuat rambutnya, berusaha meringankan rasa sakit itu. Benar, dia adalah Azrinanya, bagaimana baru sadar sekarang?
"Lan? Kita ke rumah sakit sekarang."
"Gue mau ketemu sama Azrina," ucapnya sembari bangkit dari duduk dengan pandangan yang memburam.
"Dia baru aja pergi ke Inggris."
"Inggris?" tanyanya ulang.
"Iya. Dia kuliah di sana."
Suara ringgisan keluar dari mulut Dilan, membuat Rafka bertambah panik. "Lan?"
Seharusnya ia menanyakan siapa nama asli perempuan yang sering Rafka sebut namanya itu. Seharusnya ia mengetahui sejak awal bahwa Rafka hobi mengganti nama orang sesukanya. Seperti namanya, ia menggantinya karena wajahnya sangat mirip dengan Dylan O'Brein. Padahal, beda jauh.
Semuanya sudah terlambat.
Perempuannya sudah benar-benar meninggalkannya.
Sedetik kemudian, penglihatannya menghitam.
"Zidan!"
-12 Juni 2018-
KAMU SEDANG MEMBACA
zidan | belum revisi
Short Story[ BOOK 2 ] • Read AZRINA first • "Halo, Zidan. Ini Azrina, perempuan yang sangat menyukai kucing, tetapi alergi dengan bulu kucing. Aku masih seperti yang dulu, tenang saja. Walaupun sudah banyak yang berubah, hehe. Aku masih menyukai aroma tanah s...