Pagi-pagi sekali, Azka sudah sampai disekolahnya. Hanya beberapa orang saja yang mondar-mandir. Azka sengaja datang lebih cepat agar tidak bertemu dengan Aurel, selain itu ia juga harus menyibukkan dirinya jika tidak perasaan tidak enak itu akan muncul lagi.
"Wooooy kalo jalan hati-hati," bentak cewek yang ditabrak Azka.
Azka tidak merespons, ia hanya berlalu melewatinya. Ya Azka yang sesungguhnya adalah pria yang dingin kepada orang yang tidak dikenalnya maupun yang tidak akrab dengannya."Woy cowok songong, udah nabrak ga minta maaf gitu. Malah jalan terus," cibir cewek tersebut lalu mengejar Azka yang sudah berlalu beberapa langkah.
"Ya sorry!" ujar Azka sambil terus berjalan menuju kelasnya.
"Gitu doang?" tanya cewek tersebut. Ia mulai kesal melihat Azka.
Azka hanya melirik cewek tersebut dengan ekor matanya. "Jangan gue gue!"
"Ih lo siapa sih! Gue cuma mau kata maaf lo doang!" bentak cewek tersebut.
"Gue gak salah, lo yang salah." ujar azka lalu menghentikan langkahnya.
"Lo? Lo vino?" tanya cewek tersebut dengan wajah terkejutnya.
"Bukan!"
"Lo vino kaan, vino lo kemana aja. Gue kangen canda tawa kita," tanya cewek tersebut yang tiba-tiba meneteskan air mata.
"Lo siapa? Gue bukan vino!" bentak Azka yang mulai kesal.
"Gue keyla. Sahabat lo sendiri lo lupain?" ungkap cewek tersebut.
"Gue bukan vino! Gue Azka!"
Lalu Azka pergi meninggalkan cewek aneh yang nengaku-ngaku sebagai sahabatnya tersebut.Sampai dikelas, Azka melihat beberapa kertas dalam amplop diatas mejanya.
"Apa ini?" tanyanya dalam hati.
"Ah, fans doang," ujar Azka pelan lalu membuang kertas-kertas tersebut ke tong sampah.
* * *
"Ntar sore lo kemana?" tanya Azka saat jam istirahat. Hari ini keduanya tampak tidak bersemangat. Mereka hanya diam dikelas tidak bergerak ke manapun.
"Gue ada urusan," ujar raka.
"Oh yaudah, kalo ada apa-apa lo cerita aja sama gue,"
Rala hanya mengangguk singkat.
Tak banyak percakapan diantara mereka sampai bel pulang berbunyi."Raka kenapa ya aneh banget," tanya Azka dalam hati.
Azka menuju parkiran, tapi ia harus bertemu dengan aurel.
"Lo lagi, pagi jumpa cewek aneh, siang jumpa cewek gila," ujar Azka saat berpas-pasan muka dengana Aurel.
Aurel hanya diam, tidak seperti biasanya yang langsung menyambar seperti api.
"Kenapa semua orang jadi aneh hari ini?" tanya Azka kebingungan."Ah mending gue pulang terus."
Lalu Azka masuk ke mobil dan langsung tancap gas untuk pulang.
* * *
"Itu papa bukan ya? Kok mesra-mesraan sama cewek lain? Ah papa ga kaya gitu lah," ucap Azka berdialog sendiri. Ia tidak langsung pulang kerumah, ia takut jika pulang kerumah maka ia akan dihantui dengan perasaan tidak enak itu lagi.
Maka dari itu ia pergi ke cafe untuk sekedar duduk santai dan makan siang."Eh kok ada kalian berdua? Ngapain? Makan juga?" tanya Azka kepada Raka dan Aurel yang duduk dimeja sebelahnya.
"Ssstttt, diam lo congek!" ujar Aurel.
"Dih cewek aneh, tadi baik banget, sekarang galak lagi!""Tuh kan ilang orangnya, lo sih ribut banget!" cercah Aurel pada Azka. Sedangkan Raka hanya diam dan tampak memikirkan sesuatu.
"Ah udah lah, eh kita ujian kenaikan kelas minggu depan ya?" tanya Raka mencoba menghidupkan suasana.
"Iya," jawab Azka dana Aurel bersamaan.
Memdengar itu, Azka langsung memalingkan wajahnya, takut diserang ucapan pedas dari Aurel. Sedangkan raka hanya senyum melihat tingkah keduanya."Lo ngintai siapa sih rak, cerita lah," tanya Azka.
"Ntar gue kasi tau,"
"Sekarang lah rak, mumpung lagi di sini kan enak buat cerita,"
"Elah ni anak, ntar dikasi tau, jadi gausah nyolot minta sekarang!" sambar Aurel seperti mak lampir.
"Ya woles dong lo," sinis Azka.
* * *
"Dari mana aja lo baru pulang?liat tu jam berapa!" tanya kemal yang sedang duduk gelisah di ruang tamu.
"Ngongkrong di cafe." jawab Azka lalu pergi ke kamarnya.
"Bentar dulu, gue belom selesai ngomong!" tahan kemal dengan mencegat tangan Azka.
"Apa?" tanya Azka.
"Gue liat papa jalan perempuan lain tadi siang, romantis banget. Lo jangan kasi tau bunda," jelas kemal yang kembali duduk di sofa.
Azka tampak terkejut, apa ini pertanda perasaanya tersebut? "Berarti yang gue liat tadi siang dicafe itu papa?" ujar Azka yang tiba-tiba mengeluarkan pernyataan tersebut.
"Lo liat juga?"
"Iya, tapi ga mungkin kak!" bantah azka.
"Gue liat dengan mata gue sendiri."
"Terus kita harus gimana?" tanya Azka.
"Kita harus selidiki, gue gamau bunda sampe tau. Kalo bunda tau, bunda pasti sedih banget dan keluarga kita pasti terancam."
"Kapan kita selidiki?"
"Tenang, gue udah kirim orang buat jadi mata-mata papa," ujar kemal.
"Yauda, kalo gitu gue istirahat dulu."
Dikamar, azka terus dihantui rasa gelisah. Azka baru merasakan hidup dengan keluarga kandungnya. Tapi baru sebentar, kini masalah telah datang.
"Ya Tuhan, kenapa ini? 16 tahun hamba terpisah dari keluarga kandung hamba, dan sekarang masalah telah datang," tanya Azka kepada Tuhan, lalu ia menutup matanya, tak terasa air matanya mengalir begitu saja.
Laki-laki juga bisa menangis, tapi tidak berarti laki-laki itu lemah. Menangis adalah cara terabaik untuk melegakan masalah, walaupun dengan menangis masalah tidak akan selesai.Yeay, updatenya cepet kan.
Vomment nya dongg🤗🙄🍃🍃🍃

KAMU SEDANG MEMBACA
AZKA Aditama
Teen FictionAzka aditama, seorang yang berusia hampir 17 tahun, memulai kehidupan barunya. Setelah sekian lama terpisah dari keluarga kandungnya. Hari pertama sekolah langsung menjadi pembicaraan apalagi kaum hawa. Dan langsung dinobatkan most wanted sekolahnya...