Bagian 13

30 0 0
                                    

Teeettt..teeettt...

"Assalamualaikum,"

"Azka kemana sih," gumam Aurel setelah 15 menit menunggu seseorang membukakan gerbang rumah Azka.

"Wa'alaikumsalam, eh ada tamu, maaf bibi tadi sibuk didapur, cari siapa ya neng?" tanya bi lela pembantu rumah tangga keluarga Azka.

"Azka nya ada bi?"

"Den azka nya ke singapur neng, tapi katanya hari ini... Nah itu mereka udah pulang!"

Pas sekali Azka sampai kerumahnya saat Aurel sedang berkunjung.

"Azka, lo pergi kok ga  bilang-bilang sih!"

Azka tidak berniat memandang sesikitpun ke arah Aurel "Gue capek, mending lo pulang!"
Azka masuk kedalam meninggalkan Aurel dengan sejuta pertanyaan Aurel dan berjuta kekesalan Azka.

Apa artinya cinta, jika taruhannya adalah rusaknya keluarga? Itulah yang dipikirkan Azka.

"Azka, kok kamu ninggalin Aurel," panggil bunda Azka yang heran melihat tingkah Aurel.
Begitu juga dengan kemal yang menggeleng gelengkan kepalanya nelihat tingkah Azka. Kenapa? Tapi setidaknya tingkahnya tidak seburuk kembarannya yaitu vino.

"Rel, nanti gue coba ngomong sama Azka ya, lo pulang aja dulu, dia lagi capek," ujar kemal.

"Iya, nanti om marahin si Azka itu," tambah dafa.

"Yauda om, tante, kak, Aurel pulang dulu ya,"

* * *

"Woy penipu! Muak banget gue liat lo! Pergi lo dari sini!"

"Lo kenapa?"

"Udah deh gausah sok gak tau deh lo! Gue udah tau lo siapa!" bentak Raka.

Azka yang baru datang dihari pertamanya duduk dikelas 3 SMA ini hanya kebingungan mendengar umpatan-umpatan Raka di lapangan basket sekolah mereka.

"Eh lo kenapa rak, tenangin diri lo!" bujuk farel.

"Lo semua harus tau siapa pecundang ini!" raka mendorong tubuh Azka dengan kuat yang membuat Azka terjatuh.

Barra dan farel tampak geram dengan tingkah raka akhir-akhir ini, "apa maksud lo? Lo udah gila!" bentak Barra.

Lapangan mulai ramai dikerumuni oleh siswa siswi yang penasaran melihat pertengkaran empat most wanted SMA Aditama ini.

"Sekarang kalian ikut gue," raka menarik paksa Azka, farel dan Barra terpaksa mengikuti kemana Raka akan membawa Azka.

* * *

"Azka Aditama, seorang anak kampung yang tiba tiba datang ke kehidupan keluarga gue, merusak semuanya. Papa, mama, kemal, semua ninggalin gue dan ngirim gue ke rumah keluarga miskin itu! Dan mereka membawa lo ke kehidupan mereka!"

"Lo... Lo fino?"

"Yaa, tentu lo masih inget dengan gue dong, entah takdir apa Tuhan menganugerahi kita wajah yang mirip walaupun kita bukan saudara kembar! Tapi tentu Tuhan tidak adil, lo orang kaya dan gue? Gue orang miskin!" sambung fino dengan muka yang penuh emosi.

"Gue gak ngerti," ujar Barra.

"Lo perebut semua yang gue miliki, gue benci sama lo!" Fino menarik kerah baju Azka dan menonjok perutnya.

"Silahkan lo nonjok gue, lo mukul gue sepuas lo, tapi lo harus tau satu hal!" ringis Azka yang memegang perutnya kesakitan.

Fino menghentikan aksinya, dan membiarkan Azka bercerita.

*flashback on*

"Assalamualaikum buk Azka pulang!"

"Waalaikumsalam, Azka sini duduk dulu sama ibu,"

"Iya buk, ohiya ini siapa ya bu?" tanya Azka yang penasaran melihat satu keluarga dengan ekspresi hampir sama memandangan ke arah Azka.

"Ibu mau jujur sama kamu, kalau kamuu..."

"Apa buk?"

"Kamu anak Bu Reina, ibu yang duduk di hadapan kamu ini. Dan di depan kamu ini juga adalah keluarga kandung kamu," ujar bu Lala tak kuasa menahan tangisnya.

"Gak mungkin buk, gak mungkin," Azka menangis lalu memeluk ibunya, Bu Reina berpindah tempat duduk ke samping Azka.

"Azka, ini bunda, mama kandung kamu," panggil Bu Reina.

"Pergilah nak, maafkan ibu ya nak karena sudah memisahkan kamu dengan keluarga kandungmu."

"Dan dia itu siapa? Kenapa wajahnya mirip denganku buk?"

"Dia anak kandung ibu!" jawab bu Lala cepat.

"Gak mungkin, lo gak mungkin ibu gue, gue gak mungkin jadi orang miskin," rengek Fino.

"Bun, Fino anaknya Bunda yakan? Iyakan? Paaa, Fino anak kandung kalian kan?" ujar Fino dengan mengeraskan suaranya.

"Bukan, sudah kamu disini saja, ayo Azka ikut dengan kami," tegas papa.

* * *

"Azka, sebenarnya Fino adalah kembaran kamu, kamu itu kakaknya, dan dia adalah adikmu,"

Azka tampak terkejut, "terus kenapa kalian meninggalkan Fino?"

Bunda mencoba menahan tangisnya, "dia itu bandel, ga ada yang bisa ngelarangnya. Jadinya setelah tahu keberadaan kamu, kami mencoba menjemputmu, tapi kemal memiliki ide untuk merubah keadaan, yaitu berpura pura..  Kalau kalian adalah bayi yang tertukar,"

"Jadi kalian meninggalkan fino agar dia dapat merasakan hidup seperti yang aku rasakan? Bu, ayo kita kembali jemput Fino, aku berjanji akan merubahnya, tidak dengan menghukumnya seperti ini,"

"Setelah keadaan membaik kita akan menjemputnya," jawab papa.

* flashback off*

* * *

"Ah pembohong lo!" satu tonjokan berhasil mendarat di pipi Azka yang dilayangkan oleh Raka. Azka terjatuh dan pingsan.

"Azka.. Azka.. Bangun zkaa," ujar Barra.

Barra dan farel memboyong tubuh Azka dan hendak membawa ke UKS, sedangkan Fino masih diam di tempat terpaku akan penuturan Azka tadi. Apa benar Ia dan Azka saudara kembar? Seberapa bandelkah Fino sampai keluarganya rela menghukumnya seperti ini?
Dan Raka masih dengan wajahnya yang penuh emosi tampak menyesal dengan pukulan terakhirnya.

"Fin..." panggil Raka.

Fino tak mengubris Raka dan Ia berlalu meninggalkannya.
Masih ada urusan lainnya yang harus Ia selesaikan.

🍃🍃🍃

Part terlama update.

Ya maklumlah authornya super sibuks.
Semoga sukaa🐱

AZKA AditamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang