14

1.4K 313 12
                                    

  Meeting kali ini berjalan dengan baik, dan sukses tanpa hambatan membuat gue bisa bernafas dengan tenang setelah selesai menjelaskan beberapa hal menganai butik gue kepada klien. Hari ini meeting berlangsung disalah satu restoran mewah yang berada di sebuah Mall yang lumayan terkenal dikota.

Nico, gue titipin sama Lisa karena gak mungkin gue ketemu sama klien tapi masih bawa-bawa Nico didalam gendongan kangguru, dan gue suruh Lisa buat ngajak Nico keliling-keliling Mall.

Setelah menghabiskan hampir 30 menit, akhirnya meeting selesai dengan hasil yang cukup memuaskan untuk gue. Gue berhasil menjalin kerja sama dengan sebuah perusahaan yang bergerak di fashion design. Yang artinya, gue sudah membuka peluang untuk melebarkan bisnis gue.

"Jadi, kira-kira kapan saya bisa liat produk kamu?"tanya sosok dihadapan gue, yang notabennya adalah klien gue. Oh Sehun.

"Secepatnya akan saya usahakan"jawab gue sambil merapihkan berkas-berkas yang gue bawa.

Isinya gak jauh dari design yang gue buat, dan gue perlihatkan kepada pak Sehun.

Pak Sehun mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia menyadarkan tubuhnya kepada kursi yang tengah ia duduki, kemudian menyeruput minumannya.

"Kamu bisa menghubungi sekretaris saya kalau sudah ingin menunjukkan sempel produk kamu"ujar pak Sehun yang gue balas dengan anggukkan.

Cukup lama kita berbincang, dan gue memutuskan untuk bergegas. Baru saja gue hendak ingin berpamitan namun sebuah pertanyaan dari pak Sehun membuat gue mengurungkan niat gue.

"Kamu sendirian?"tanyanya.

Gue menggeleng, "Enggak kok pak"jawab gue dengan sopan.

Pak Sehun mengangguk-anggukkan kepalanya. "Eum, nanti mau pulang bareng sama saya?"tawar pak Sehun lagi seraya menggaruk tengguknya.

Gue terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh sosok dihadapan gue ini, gue gak salah denger, kan? ada maksud apa coba pak Sehun menawarkan untuk pulang bareng? Terus Lisa gimana? Terus sekretarisnya gimana?

Gue melirik kearah luar dimana gue dapat melihat sosok Lisa dengan Nico yang tengah menangis, dan gadis itu berusaha untuk menenangkan. Dalam hati gue mengucap syukur, setidaknya gue punya asalan pasti untuk menolak tawaran dari pak Sehun.

Gue tersenyum tak enak, "Maaf pak, bukan bermaksud untuk menolak niat baik bapak. Tapi sepertinya saya tidak bisa pak" jawab gue pada akhirnya.

"kenapa?" tanyanya.

Gue tersenyum canggung, "Saya udah ditunggu sama seseorang pak. Permisi pak, saya duluan"ujar gue yang langsung meraih berkas serta sling bag milik gue.

Gue tersenyum dan sedikit membungkukkan tubuh gue berkali-kali seraya mengucapkan beribu kata maaf, sebelum akhirnya gue memutuskan untuk berjalan meninggalkan restoran. Memilih untuk menghampiri Lisa yang kewalahan menghadapi Nico.

"Kenapa Lis?"tanya gue saat sudah berada dihadapan Lisa.

Lisa menoleh kearah gue kemudian langsung menyerahkan balita itu kepada gue, gue membawa Nico kedalam gendongan gue setelah memberikan berkas yang gue bawa kepada Lisa.

"nda-nda-nda"panggil Nico yang buat gue tersenyum.

Tangan gue terulur untuk mengusap pelan rambut Nico. "Cupcupcup, jangan nangis sayang"

"Gak tau mbak, tiba-tiba nangis gitu aja. Meetingnya udah selesai mbak?"ujar Lisa seraya melirik kearah restoran dibelakang gue. Tempat meeting yang tadi gue datangi.

Gue menganggukkan kepala gue, "Udah kok,"jawab gue.

Tangisan Nico yang engga kunjung reda membuat gue bingung, kemudian gue melirik arloji ditangan kiri gue. Pantas aja dia nangis, ini udah jam makan siang dia, dan dia belum gue kasih makan.

"Cupcup sayang, jangan nangis ya sayang. Nico laper ya? Kita pulang sekarang ya sayang" monolog gue seraya menimang-nimang bocah itu, berharap agar tangisnya reda.

"Loh, kamu udah punya anak?"

Sontak gue langsung menoleh, dan menatap kearah pak Sehun yang menatap gue dengan tidak percaya.

Gue cuman tersenyum kecil, bingung harus bereaksi seperti apa, baru mau jawab. Tiba-tiba ada yang nyautin lagi.

"Loh, kok anak ayah disini?" Suara itu buat gue langsung buru-buru noleh, dan membelo setelah tau siapa.

itu mas Jonghyun, dan Mingyu yang udah cengar-cengir kearah gue. Gue mengumpat dalam hati saat melihat ekspresi wajah Mingyu yang nampak seperti tengah meledek gue, benar-benar ya.

"Mbak, ini saya pulang duluan gak papakan?" Gue menoleh kearah Lisa, kemudian menatapnya dengan tatapan memohon.

Berharap agar dia tidak meninggalkan gue di situasi yang benar-benar membuat gue tidak enak, tapi akhirnya gue memilih untuk menganggukkan kepala gue, membuat Lisa benar-benar melangkahkan kakinya pergi meninggalkan gue. Gue menghela nafas panjang, kemudian melirik kearah pak Sehun serta sekretarisnya yang masih terus menatap gue.

Gue menganggukkan kepala gue, kemudian menunjuk kearah mas Jonghyun dan juga Mingyu yang berdiri tak jauh dari posisi gue saat ini dengan dagu, membuat pak Sehun ikut menoleh.

"Udah pak, jadinya saya bawa anak saya untuk ikut meeting sama saya, eh ternyata suami saya ada disini juga" jawab gue yang membuat gue mengumpat dalam hati.

Jira gue benar-benar mohon ampun sama lo, maaf gue ngaku-ngaku sebagai istrinya mas Jonghyun.

Pak Sehun menganggukkan kepalanya, kemudian ia kembali melirik kearah gue.

"oh okay, kalau gitu saya duluan ya. See you next time"pamitnya yang gue balas dengan anggukkan kepala.

Gue memperhatikan sosok pak Sehun yang melangkah pergi, menjauh.

"siapa tuh?" gue menoleh dan menatap kearah Mingyu beserta mas Jonghyun yang kini sudah berada dihadapan gue.

"Mas kok bisa disini?" bukannya menjawab pertanyaan dari Mingyu, gue malah balik bertanya kepada kak Jonghyun.

Mas Jonghyun cuman senyum kecil, kemudian ngelirik Nico yang masih sesenggukan. Tanpa banyak bicara, mas Jonghyun ambil alih Nico, membawanya kedalam dekapannya.

"Ada meeting tadi disini. Kamu? Kok disini?"ujar mas Jonghyun.

"Aku ada meeting juga kak. Ini barusan mau pulang"jawab gue.

Mas Jonghyun mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian ia berjalan kearah untuk turun menuju lantai dasar. Gue hanya mengikutinya dari belakang, begitu pula dengan Mingyu.

"Lo bawa Nico kesini Han?"tanya Mingyu yang dibalas dengan anggukan oleh gue.

Mingyu berdecak tak percaya. "Serius? Lo bawa Nico ke sini?"tanyanya lagi.

Gue menatapnya malas. "Iya, kalau enggak. Terus Nico gue taro apart gitu? Sendirian?"jawab gue yang malah terdengar seperti skarkas.

Mingyu cuman cengengesan gak jelas. Gue hanya mendengus malas, gak perlu kaget karena gue bisa enggak canggung sama Mingyu. Karena gue cukup kenal dia yang merupakan teman gue semasa sekolah gue.

"Apakabar lo sama mantan lo itu?"tanya Mingyu.

Gue mengangkat kedua bahu malas. "Gak tau, dan gak mau tau. Lagi pula itu udah lama banget, kenapa sih lo masih inget aja?" jawab gue yang terdengar seperti dumelan.

Mingyu cuman terkekeh kecil kemudian menepuk-nepuk kepala gue pelan. Gue mendengus kesal, kemudian memilih untuk membalas dengan memukul tangan pria itu. Dari dulu Kim Mingyu emang selalu ngeselin.

"Gyu, pulang sendiri gak papakan?"pertanyaan dari masJonghyun buat gue dan juga Mingyu memalingkan wajah kedepan. Dimana mas Jonghyun yang tengah menggendong Nico menatap gue dan juga Mingyu dengan tatapan datarnya.

Mingyu mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian dia nepuk bahu gue berkali-kali. Buat gue meringis kesakitan. "Gue pulang dulu ya"pamit Mingyu yang langsung cepat-cepat pergi.

Sementara masJonghyun masih ngeliat kearah gue. "Kita ke apartemen saya ya? Kamu tolong buatin Nico nasi tim, soalnya saya gak bisa buatnya"

Jadi kita sebatas nasi tim-zone?

---
Tbc

Hehehe

Baby Shower ; Kim Jonghyun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang