17

1.4K 297 34
                                    

Sepulang dari rumah sakit, Hana memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Selain karena ada Nico yang harus ia jaga, didalam apartmennya itu terdapat kedua adiknya yang mungkin akan merusak huniannya itu jika ia tidak kunjung pulang. Mingyu hanya mengantarkannya sampai lobby, setelah itu pria yang notabennya adalah teman lamanya memutuskan untuk kembali ke kantor.

Hana berjalan perlan menyusuri lorong lantai tempat tinggalnya. Terbilang sepi, padahal ini masih pagi. Nico sudah tertidur saat diperjalanan tadi. Kata dokter Nico mengalami gejala demam, dan apa yang dikatakan oleh ibunya memang benar. Nico mengalami hal tersebut karena giginya sudah mulai tumbuh, terlihat dari benjolan berwarna putih Yang terdapat pada gusi Nico.

Hana membuka pintu apartemennya dengan perlahan. Kemudian ia membelo saat melihat keadaan apartemennya yang jauh dari kata rapih, bahkan untuk dikatakan sebagai tempat huni saja jauh.

"YAAMPUN! INI SIAPA YANG BERANTAKIN!!"


Hana meletakkan Nico diatas kasur miliknya. Setelah memberikan sebuah guling dikedua sisi tubuh Nico. Hana langsung berjalan keluar, melihat kedua sosok yang menjadi penyebab utama apartemen sederhana miliknya berubah menjadi kandang kambing dalam satu malam.

Hana menyunggingkan senyum kecil saat melihat kedua adiknya tengah bekerja sama untuk membersihkan kekacauan yang mereka lakukan.

"Kalian mau makan apa?"tanya Hana sembari berjalan kerah dapur.

Jihoon,dan Woojin menghentikan kegiatannya. Kemudian ia menatap Hana dengan senyuman lebar.

"CAPCAY!"seru keduanya bersamaan. Hana hanya menganggukkan kepalanya kecil. Kemudian mengambil bahan-bahan yang akan ia butuhkan untuk membuat menu makan siang untuk kedua adiknya itu.

Tak butuh waktu lama untuk Hana memasak capcay dan beberapa makanan yang lainnya. Karena  tepat saat jam makan siang makanannya pun sudah selesai. Setelah meletakan berbagai lauk makanan dimeja makan, Hana langsung memanggil kedua adiknya untuk segera makan.

"Teteh gak makan?"tanya Woojin sembari mengambil nasi untuk ia tuangkan kedalam piringnya.

Hana menggelengkan kepalanya, "Nanti aja. Teteh mau nyuap Nico dulu"balas Hana yang diangguki oleh Woojin.

Malam harinya pun tiba, setelah selesai melaksanakan acara makan malam. Dan membereskan berbagai macam perabotan yang tadi ia gunakan. Hana memutuskan untuk duduk sembari memangku Nico yang masih rewel. Kedua adiknya tengah berada dikamar tamu, mungkin tidur. Entahlah, setahu Hana setelah selesai Hana mencuci piring. Kedua adiknya langsung menyerahkan Nico kepadanya, dan memilih untuk masuk kedalam kamar.

Ditemani dengan Nico yang tengah tertidur dipelukkannya, Hana memfokuskan dirinya dengan sebuah tayangan dihadapannya. Seraya tangannya bergerak untuk mengusap pelan rambut Nico. Suhu badan Nico untungnya sudah turun. Sehingga Hana tidak terlalu panik, meskipun bocah itu sesekali meringkih. Mungkin kepalanya pusing namun tidak bisa untuk dikatakan, ada yang sakit dibagian tubuhnya namun ia tidak bisa berbicara dan mengeluh hingga akhirnya suara ringkihan itu terdengar dan membuat Hana merasa bersalah.

Ponsel yang ada sengaja Hana letakan diatas meja dihadapannya bergetar. Membuat Hana sedikit kesusahan untuk mengambil benda berbentuk persegi tersebut. Saat tangannya bergerak untuk membuka password ponselnya, ia terhenyak saat melihat room chat grupnya.

Hana menanti jodoh (5)

Jira; bentar lagi Nico ulang tahun nih

Mira; ah iya, gue baru inget

Nara: nanti gue kasih kado deh

Hana: iya, ternyata anak lo bentar lagi mau ultah ya Nar
Hana: btw siapa si yang ganti nama grupnya:(

Nara: biasalah, si Solja

Solja: sialan, kok gue si!

Hana; sabar gue mah:)

Jira: wkwkw, kasian lo Hana kalian gibah. Nanti juga dateng jodohnya.

Mira; iya-iya
Mira; btw, pas Nico ultah lo balik Jir?

Jira; kagak, gue ada urusan disini. Ada acara seminar, gak bisa balik

Solja: iya, jodoh Hana udah ketemu
Solja; tiggal nunggu tuh cowok jadi duda aja

Jira; siapa Sol?
Jira; wih Hana, suka sama duda

Mira; mati ae jing, lo sol

Nara; bacot bego Sol

Hana; fck:)

Solja; lah, salah ketik:(
Solja; sorry guys, aku autotext:(

Read

Bel apartment miliknya berbunyi, membuat Hana mau tak mau meletakkan ponselnya kembali diatas meja. Dan langsung berjalan untuk membukakan pintu bersama dengan Nico yang ada didalam dekapannya.

"Kak Jonghyun?"panggil Hana saat melihat sosok yang tengah berdiri didepan pintu apartemennya. Dengan kemeja berwarna dongker yang kancingnya sudah terlepas 2 dari atas, dan juga celana bahan Jonghyun tersenyum kearahnya.

"Saya pulang"ucap Jonghyun yang membuat Hana sedikit malu.

Hana membuka pintu apartemennya lebar, mempersilahkan Jonghyun untuk masuk. Kemudian menutup kembali pintu apartemennya.

"Panasnya Nico udah turun,Han?"tanya Jonghyun saat Hana membawanya ke meja makan.

Hana hanya menganggukkan kepalanya, dengan satu tangannya yang ia gunakan untuk menahan badan Nico. Hana mengambil sebuah piring kosong, dan menyerahkannya kepada Jonghyun.

"Masih kak, tapi udah gak tinggi banget. Tinggal nunggu lusa masih panas atau enggak, kalau masih. Aku mau Nico dirawat aja"balas Hana.

Jonghyun mengangguk-anggukkan kepalanya, ia mengambil piring yang ada ditangan Hana. Kemudian memilih untuk duduk dihadapan perempuan tersebut.

"Kalau Nico ulang tahun nanti, kita cari bahan dekornya  bareng ya?"ucap Jonghyun yang dibalas anggukan oleh Hana.

"Jira gak pulang kesini emangnya kak?"tanya Hana sambil memikirkan pesan yang Jira kirim digrup tadi.

Jonghyun menghela nafas malas, "Tanpa aku jawab. Semoga kamu bisa tahu jawabannya"balas Jonghyun yang tanpa sadar mengatakan kata aku untuk dirinya sendiri.

Coba kalau Hana gak sadar ini suami sahabatnya, mungkin Hana udah bener-bener jadi pelakor kali. Meskipun tindakannya sekarang sudah mencotohkan bahwa dirinya adalah pelakor.

----
Tbc

Makin gak jelas:(

Baby Shower ; Kim Jonghyun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang