18

1.3K 296 24
                                    

Kening perempuan itu mengernyit saat merasakan hawa nafas yang berhembus disekitar lehernya. Dengan pelan ia menggeliat pelan, kemudian kelopak matanya perlahan terbuka. Hana, perempuan itu tersenyum saat melihat sosok Nico yang tengah tertidur membelakanginya. Saat Hana hendak bangun, ia merasakan sesuatu yang menahan pinggangnya.

Alisnya berkerut saat merasakan sebuah benda keras melingkar diperutnya, saat ia mencoba melihat sesuatu dibalik selimutnya. Hana langsung tersentak kaget saat melihat sebuah tangan kekar menahan pinggang rampingnya. Dengan pelan Hana menoleh kearah kirinya, matanya semakin membelo saat mendapati sosok Jonghyun yang masih tertidur dengan memeluk tubuhnya. Seingatnya, Jonghyun ia suruh untuk tidur di sofa ruang tv. Sesudah Hana memberikan kasur lipat,dan juga sebuah selimut kepada Jonghyun. Hana langsung cepat-cepat masuk kedalam kamar, tapi. Kenapa sekarang Jonghyun berada disampingnya!?

Untuk beberapa saat Hana terdiam sambil mengagumi ciptaan Tuhan yang benar-benar luar biasa ini, tapi semuanya hilang ketika suara berat Jonghyun menyapa indra pendengarannya.

"Kamu udah bangun?"

Hana hanya menganggukkan kepalanya kaku, tangannya dengan pelan bergerak untuk melepaskan pelukan Jonghyun dipinggangnya. Tapi bukannya dilepaskan, Jonghyun malah semakin mengeratkan pelukannya.

"K-kak"ujar Hana lirih.

Jonghyun hanya bergumam, ia malah menarik tubuh Hana untuk kembali berbaring dan memeluk tubuh Hana erat. Menyembunyikan wajahnya diperpotongan leher Hana.

"Saya masih ngantuk, biarin saya peluk kamu. Saya capek"ujar Jonghyun pelan tapi masih bisa didengar oleh Hana.

"Tapi, Woojin sama Jihoon pasti minta dibuatin sarapan kak"Hana mengeluarkan sebuah alasan.

"Mereka tadi malam udah saya kasih uang untuk beli makan diluar, jadi kamu tenang aja"balas Jonghyun yang mempererat pelukannya.

"Kalo Nico bangun gimana??"tanya Hana yang kembali mengeluarkan sebuah alasan.

Jonghyun menghembuskan nafas panjang, membuat Hana merasa geli saat hawa nafas Jonghyun menerpa lehernya.

"Dia pasti bakalan bangun siang, Han. Please, biarin saya peluk kamu. Selama ini Jira gak pernah mau saya peluk waktu tidur" kata Jonghyun yang membuat Hana langsung mengangguk lemah.

Dalam hati Hana sudah mengucapkan beribu-ribu kata maaf kepada Jira karena sudah menjadi seorang perusak hubungan antara Jira,dan juga Jonghyun.


Hana terbangun saat merasakan sesuatu yang basah mencium wajahnya, kemudian ia meringis kesakitan saat pucak hidungnya terasa seperti digigit. Saat Hana membuka matanya, Hana tersenyum saat melihat Nico yang tengah berada diwajahnya. Jangan lupa dengan liur yang membasahi sedikit wajah Hana karena ulah Nico tadi.

"Udah bangun ya sayang?"tanya Hana sambil mengusap pelan kepala Nico.

Nico hanya mengangguk-anggukkan kepalanya lucu, tangannya bergerak keatas kebawah sesekali tak sengaja memukul wajah Hana. Membuat Hana sedikit berteriak tak kala Nico yang tiba-tiba membenturkan kepalanya ke kening Hana. Dan seperkian detik kemudian Nico langsung menangis. Membuat Hana langsung terduduk dan membawa Nico kedalam dekapannya.

"Tuhkan! Sakit ya kepalanya?"ujar Hana sambil mengusap-usap kepala Nico.

Lenguhan disampingnya membuat Hana langsung menoleh, ternyata Jonghyun masih berada disampingnya. Hana pikir, Jonghyun sudah berangkat bekerja. Tapi nyatanya, Jonghyun sedaritadi masih berada diranjang yang sama dengan Hana.

"Nda...nda....huuu"

"Nico kenapa,Han?"tanya Jonghyun dengan suara khas orang bangun tidur.

"Aduh maaf ya kak, pasti kakak kebangun gara-gara Nico. Kakak tidur aja lagi kalau masih ngantuk, biar aku kasih tau Mingyu kalau kakak gak bisa dateng nanti"ujar Hana yang membuat Jonghyun tersenyum.

Jonghyun membeberkan posisinya menjadi duduk bersandar, kemudian ia langsung mengambil alih Nico. Ia menciumi pipi gembil Nico, membuat anak laki-lakinya itu tertawa karena senang.

"Sayangnya ayah kenapa nih?"tanya Jonghyun sambil menatap Nico yang ada diatas perutnya.

Nico memukul-mukul perut Jonghyun yang masih dibalut dengan kemeja kerjanya kemarin malam. Melihat hal tersebut membuat Hana langsung menahan pergerakan Nico. Tapi yang didapatkan oleh Hana adalah sebuah pukulan cukup kencang ditelapak tangannya.

"Nico! Bundanya jangan dipukul gitu dong!"seru Jonghyun cukup kuat.

Sementara Hana sendiri sudah mati-matian untuk tidak berteriak karena tidak bisa ia pungkiri lagi bahwa jantungnya sudah berdegup dengan kencang. Benar-benar ya, satu kata yang diucapkan oleh Jonghyun berefek besar dengan kesehatan jantung Hana. Asli, meskipun Hana sudah terbiasa membahasakan Nico untuk memanggilnya dengan sebutan bunda. Tapi ya tetap saja! Kalau Jonghyun yang mengucapkan hal tersebut rasanya aneh.

Raut wajah Nico sudah berubah menjadi merah, menandakan bahwa sebentar lagi balita itu akan menangis. Tapi dering ponsel Jonghyun berbunyi. Membuat Jonghyun langsung mengambil benda berbentuk persegi panjang yang ia letakan diatas nakas dan Hana sengaja tak melihat nama Jira dilayar ponsel.

Mengetahui bahwa Jira mengirimkan panggilan video kepada Jonghyun, Hana langsung cepat-cepat memilih beranjak. Melihat itu Jonghyun hendak menahan tangan Hana, namun Hana segera bangkit dari posisinya.

"Mending kamu jawab vidcall dari Jira mas. Aku mau siapin baju Nico dulu"

Jadinya, mau tak mau Jonghyun langsung mengangkat panggilan tersebut. Jonghyun sedikit menjauhkan ponselnya dari wajahnya. Bertujuan agar wajah Nico nampak dilayar ponsel Jira. Sementara Hana berdiri jauh dari jangkauan kamera ponsel Jonghyun.

"Hai sayang~"

"Hai juga" jawab Jonghyun yang ingin kelihatan biasa malah jatuhnya ketus.

"Pagiii jagoan mama! Udah bangun ya sama ayah?"

"Udah nih, tumben kamu nelfon. Lagi gak sibuk?"tanya Jonghyun lagi, sesekali melirik kearah Hana yang masih menatap kearahnya.

"Ih kamu kok gitu si!? Btw kok kayaknya kamarnya gak asing ya?"

Aduh sial—Hana

"Masa?"

"Nda...nda..nda.."

Nico kamu jangan bilang gitu dong! Bunda bisa mati nih ditangan mamamu—Hana

"Loh, itu Nico manggil siapa?"

"Udah dulu ya? Kayaknya Nico pup, dah"

Dan saat itupun Hana langsung berbalik, dan menatap Jonghyun dengan pandangan tak enak.

Nyesel gue kalo inget ini semua, kalau waktu itu gue gak sok jadi pahlawan, mungkin gak bakalan gini.

----
Tbc

Wingwingwing

Baby Shower ; Kim Jonghyun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang