16

1.6K 305 30
                                    

Pagi harinya Hana harus memberitahukan kepada Woojin bahwa ia belum bisa kembali ke apartemen, untungnya Woojin sudah tau password apartemen miliknya. Membuat Woojin, dan juga Jihoon bisa masuk kedalam apartemen semalam. Hari ini juga Hana tidak bisa datang kebutiknya, ia terpaksa harus menyerahkan semua pekerjaan kepada Lisa. Beruntung karena Lisa sudah cukup lama bekerja dengan Hana sehingga perempuan itu sudah seperti tangan kanan Hana yang selalu Hana andalkan.

Pagi itu suhu tubuh Nico tinggi, membuat Hana kelimpungan sendiri. Sementara Jonghyun masih terlelap tidur. Dari subuh tadi Nico sudah terbangun, membuat Hana mau tak mau harus menggendongnya. Hana terduduk disofa ruang tamu apartemen Jonghyun. Nico ada didalam dekapannya, sesekali meringkik lirih membuat Hana langsung cepat-cepat mengusap pelan punggung Nico.

"Jangan sakit dong sayang, bunda sedih"ujar Hana lirih sembari mengusap pelan rambut Nico.

Hana bingung, dia mau ke dokter juga gak bisa. Masalahnya Hana bukan ibu kandung Nico, takut kalau mengambil keputusan sendiri Jonghyun merasa tidak dihargai, tapi kalau dibiarin Hana takut Nico kenapa-kenapa. Butuh waktu lama, sampai akhirnya Hana mutusin buat nelfon bunda. Butuh waktu agak lama sampai akhirnya bunda jawab panggilan Hana.

"Kenapa teh? Adek-adek gimana? Gak rewel kan?"

"Gak kok bun, ini aku mau tanya. Kalau anak kecil demam kenapa ya bun?"

"Emang anaknya siapa teh? Anaknya teteh?"

"Hih! Bukan bunda, anaknya Jira. Kak Jonghyun kasian, mangkanya teteh bantuin ngurus"

"Oh iya-iya, emang anaknya kenapa Teh?"

"Gak tau bun, dari semalem rewel, pas pagi tiba-tiba badannya panas. Kenapa ya bun?"

"Paling tumbuh gigi teh, biasanya anak kecil gitu. Dulu si Jihoon juga suka rewel kalau tumbuh gigi, tapi di check aja teh ke dokter. Minta obat buat nurunin panas"

"Ah, iya-iya bun. Nanti teteh bilang ke kak Jonghyun"

"Oh iya teh, teteh deket sama suaminya Jira?"

"Gak terlalu bun, emang kenapa?"

"Bunda sih gak masalah kalau Jonghyun yang jadi mantu bunda, asalkan nunggu dia duda dulu teh. Biar gak dicap pelakor"

"Ih! Bunda mah ngomong apa si! Udahlah teteh tutup dulu!"

Hana langsung mendengus kesal saat mendengar bundanya terkikik geli sebelum Hana memutuskan panggilan telfon. Bundanya kalau dibiarin bisa-bisa makin jadi. Mentang-mentang Hana belum nikah, terus Hana dapet duda bunda setuju-setuju aja gitu.

Hana mendudukan Nico dipahanya, untungnya Nico sudah bisa duduk. Jadi gak buat Hana agak repot, mata Nico yang sayu itu buat Hana kasian. Biasanya Nico pagi-pagi udah rewel minta dibuatin susu, sama minta sarapan. Ini sekarang malah diem aja, lemas tak berdaya. Matanya yang sayu, sama bibir yang pucat buat Hana bener-bener ngerasa kasian sama Nico.

"Han? Udah bangun?" Hana langsung menoleh kearah Jonghyun yang udah siap sama setelan kerjanya. Kemeja berwarna biru,dan juga celana bahan berwarna hitam.

"Iya kak" jawab Hana.

Jonghyun mengangguk-anggukkan kepalanya, sambil berusaha buat ngancingin lengan kemejanya. Dan berjalan kearah Hana.

"Nico gimana? Pasti rewel ya Han?"tanya Jonghyun sambil merhatiin Nico yang udah ada didekapan Hana.

"Iya kak,tadi subuh tiba-tiba aja di panas. Untungnya sekarang udah agak turun"jelas Hana.

Mendengar hal itu buat Jonghyun langsung meletakkan tangannya diatas kepala Nico. Dan benar aja, kening Nico kerasa anget.

"Nanti kita ke dokter aja gimana? Tapi selesai aku meeting jam 11-an"ujar Jonghyun.

Hana langsung menggelengkan kepalanya. "Gak usah kak, biar aku aja sendiri. Daripada kakak bolak-balik. Takutnya nanti malah makin tinggi demamnya"ujar Hana.

Jonghyun menghela nafas, kemudian ia langsung menganggukkan kepalanya. "Yaudah, nanti aku anter kamu ke rumah sakit. Pulang kamu chat aku aja, biar aku kabarin"ujar Jonghyun yang dibalas anggukan oleh Hana.

"Maaf ya kak gak bisa buatin sarapan, habisnya Nicp rewel banget"ujar Hana lagi.

Jonghyun cuman tersenyum tipis. "Gak papa Han, kamu pasti capek udah ngurus Nico" jawab Jonghyun.

"Yaudah biar aku yang jaga Nico, kamu cepet siap-siap sana"sambung Jonghyun yang langsung diangguki oleh Hana.


Jonghyun menggerakkan tubuhnya perlahan, meetingnya berjalan cukup alot membuat Jonghyun harus menyuruh Mingyu untuk menjemput Hana dan juga Nico yang berada dirumah sakit. Tadi Hana mengabarinya bahwa ia sudah akan pulang, tapi meeting belum selesai. Dan Jonghyun tidak bisa meninggalkannya begitu saja, mau tak mau Jonghyun menyuruh Mingyu untuk menjemput Hana.

Dan meeting baru selesai 15 menit yang lalu. Mingyu sudah kembali ke ruangannya, sementara Jonghyun masih berada diruang meeting. Ponsel yang ada disaku jasnya bergetar. Membuat Jonghyun langsung mengambil benda berbentuk persegi panjang tersebut. Keningnya mengernyit saat melihat nama yang tertera dilayar ponselnya. Cukup lama berfikir, akhirnya ia pun mengangkat panggilan tersebut. Mendekatkan ponselnya ketelinganya, mendengar suara dari orang yang berada disebrang.

"Hallo sayang"

"Hai,ada apa?"

"Aku telfon kok malah bilang ada apa"

"Hh, terus harus bilang apa? Kan biasanya kamu sibuk mikirin tugas sama seminar disana"

"Ih, bukannya gitu. Aku kan kangen sama kamu, ya maaf. Kamu kan tau aku disini buat belajar"

"Iya aku tau. Jadi ada apa kamu telfon aku?"

"Akukan udah bilang, aku kangen sama kamu. Kamu lagi dimana? Nico sama kamu?"

"Lagi dikantor, enggak. Nico dirumah ibu. Aku tutup dulu, banyak kerjaan. Disana pasti malam kan? Kamu mending istirahat aja, aku tutup dulu. Bye sayang"

Dan tanpa menunggu jawaban dari seorang disebrang sana. Jonghyun langsung memutuskan panggilan tersebut. Ia menatap ponselnya yang menampilkan wallpaper bergambar seorang wanita yang tengah menggendong Nico. Foto yang ia ambil beberapa bulan yang lalu.

Jonghyun yakin, hubungan ini akan terasa rumit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jonghyun yakin, hubungan ini akan terasa rumit. Dan tanpa ia sadari, sesungguhnya dirinya sendiri yang membuat hubungan itu semakin rumit.

---
Tbc

Hhhhh

Baby Shower ; Kim Jonghyun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang