33

1.6K 163 13
                                    

Usia kandungan gue yang menginjak 9 bulan membuat kak Jonghyun dan gue sedikit was-was. Pekerjaan kak Jonghyun yang sekarang lagi banyak-banyaknya, dan juga banyak pekerjaan diluar kota yang harus kak Jonghyun datangi membuatnya sedikit khawatir jika waktu lahiran yang di perkirakan sekitar 3 minggu lagi bisa datang lebih awal.

"Aku apa gak usah berangkat aja kali ya?"

Gue menghela nafas panjang, untuk kesekian kalinya dalam pagi ini kak Jonghyun mengucapkan hal yang sama. Hari ini kak harus berangkat ke wilayah Banten untuk melakukan kerja sama dengan salah satu perusahaan disana, namun sejak semalam kak Jonghyun selalu mengeluarkan kalimat seperti diatas. Takut jika gue akan melahirkan jika ia tidak ada disamping gue.

"Kak, masa cuman karena ini kakak batalin meetingnya? Berangkat aja, aku gak papa. Lagian bunda, sama mama kakak kan mau kesini. Jadinya aku aman sama mereka"ujar gue mencoba memberikan pengertian.

Kak Jonghyun menundukkan kepalanya, mencium kening gue yang memang tengah berdiri dihadapannya untuk memasangkan dasi. Gue hanya diam, masih fokus untuk membernarkan posisi dasi milik kak Jonghyun sebelum akhirnya menepuk dadanya secara perlahan. Menandakan bahwa gue sudah selesai dengan pekerjaan gue.

"Turun yuk? Ara sama Nico pasti udah nunggu dibawah"ujar gue yang diangguki oleh kak Jonghyun.

Namun baru gue hendak melangkah, kak Jonghyun terlebih dahulu menahan tangan gue. Memeluk tubuh gue hati-hati karena perut gue yang sudah semakin membesar. Rasanya campur aduk deh, berdiri lamaan dikit aja hawanya penggel, linu, mules tapi masih bisa gue tahan. Kehamilan kedua gue yang bener-bener berbeda dari yang pertama, dulu saat gue mengalami morning sickness, dan ngidam gue lalui sendiri. Sekarang berbeda, setimpal dengan perjuangan yang harus gue lakukan untuk menggendong para baby gue nantinya.

"Aku pergi, kalo ada apa-apa langsung hubungin bunda ataupun mama. Aku udah suruh Jihoon buat dateng kesini nanti, soalnya dia lagi libur"kak Jonghyun berucap dengan pelan ditelinga gue.

Gue hanya menganggukkan kepala, membalas pelukan kak Jonghyun dengan menepuk punggungnya pelan untuk beberapa kali. Gue tahu kak Jonghyun khawatir sama keadaan gue, tapi gue gak mau bikin pekerjanya terhambat. Kak Jonghyun melepaskan pelukannya, kemudian ia berlutut dihadapan gue. Mengusap perut gue yang langsung dibalas dengan tendangan aktif didalam sana.

"Halo sayangnya ayah, udah pada bangun?"ujar kak Jonghyun pada perut gue.

Meksipun tidak ada jawaban namun baby gue menendang perut gue secara brutal. Membuat gue sedikit meringis sakit karena pergerakan hyper mereka.

"Ayah mau pergi kerja dulu buat beliin mainan untuk adek, jangan nakal ya sayang? Jangan nyusahin bunda, kan anak ayah pinter"ujar kak Jonghyun lagi.

Gue mengusap rambut kak Jonghyun pelan, tidak berniat untuk merusak tatanan rambut yang gue bikin sendiri. Rasanya menghangat, ketika kak Jonghyun mencium perut gue cukup lama.

"Jagain bunda ya, ayah berangkat kerja dulu jangan rewel"ujar kak Jonghyun sebelum ia akhirnya bangkit dari posisinya, menatap gue cukup lama kemudian mencium bibir gue cukup lama, dan diakhiri dengan kecupan dikening gue.

"Aku berangkat ya? Kamu hati-hati dirumah"ujar kak Jonghyun yang gue angguki pelan.

"Hati-hati kak"


Kontraksi palsu yang sering gue alami didekat tanggal kelahiran bayi gue sedikit membuat gue kesusahan. Mau tidur rasanya ga enak, pegel, panas, sakit semuanya campur jadi satu. Kak Jonghyun juga sudah mulai membolos dari tugasnya, membuat Mingyu sejak kemarin tidak berhenti mengomel karena pekerjaan kak Jonghyun masih cukup banyak. Tapi namanya juga kak Jonghyun, masa bodo.

Baby Shower ; Kim Jonghyun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang