31.e

1.2K 173 6
                                    

Kadang didunia ini banyak hal yang gak pernah bisa gue mengerti. Gue mencoba untuk mengerti namun otak berserta hati gue menolak. Gue gak bisa menerima itu, dan gue gak pernah mengerti meskipun sebagian dari hati gue mencoba untuk mengerti. Semuanya terlalu semu, terlalu abu-abu untuk gue. Bener-bener buat gue gak mengerti, sekeras apapun gue mencoba untuk memahami pada dasarnya gue gak akan pernah bisa  memahami. Otak, dan hati gue menolak hal itu.

Gue gak bisa percaya, takdir membawa gue kepada keadaan seperti ini. Gue sudah mencoba untuk menjauh, melangkah pergi dari semua masalah. Tapi kenapa sekarang gue harus berada diposisi ini lagi. Takdir semacam mempermainkan gue.

Gue gak bisa mengalihkan perhatian gue dari sosok yang tengah terduduk diatas kasur besar milik gue dengan Ara yang berada diatasnya. Pemandangan yang gak pernah gue bayangkan sebelumnya, rasanya masih gak bisa gue terima. Ini keadaan yang tidak pernah gue harapkan sebelumnya. Kak Jonghyun hadir disini udah membuat gue sedikit kaget, dan fakta bahwa dia tahu tentang Ara. Gue yakin, semua ini adalah Mingyu. Dalang yang buat kak Jonghyun ada dihadapan gue sekarang.

"Anak ayah wangi banget sih"ujar kak Jonghyun untuk kesekian kalinya sambil mengecup pipi gembil Ara.

Tentu aja respon Ara malah ketawa ngajak, biasanya dia paling gak suka pipinya diciumin tapi ini. Sumpah, anak gue kenapa sih?

"Han, Ara udah bisa jalan belum?" Kak Jonghyun menoleh kearah gue.

Menatap gue dengan pandangan bingungnya yang membuat gue terdiam. Gue masih gak menyangka, ini seperti mimpi. Ini kenapa bisa kaya gini? Gue udah berlari sejauh mungkin tapi kenapa sekarang gue malah dipertemukan olehnya? Dan dengan kabar bahwa dia udah pisah sama Jira. Jesus Christ, sebanyak apa dosa yang udah gue lakuin?

"Han?"

"Hana?"

"Hana!?"

Gue tersentak kaget saat mendengar teriakan kak Jonghyun menyerukan nama gue. Gue menatap kak Jonghyun dengan pandangan bingung, sementara kak Jonghyun yang masih berada diposisinya menatap gue dengan sebal.

"Apa kak?"tanya gue akhirnya.

Kak Jonghyun melengos, memilih untuk kembali mencium pipi gembil Ara. Kak Jonghyun ngambek, sumpah. Selama gue kenal sama kak Jonghyun belum pernah gue ngeliat dia ngambek gini. Dengan langkah berat gue berjalan mendekat kearah kak Jonghyun, memilih untuk disisi ranjang seraya menyentuh tangan kak Jonghyun pelan.

"Tadi kakak tanya apa?"ulang gue yang kali ini dengan suara yang lebih lembut.

Tapi kak Jonghyun gak membalas ucapan gue, dia malah asik bercanda sama Ara.

"Ini anak ayah cantik banget sihh, anaknya siapa, anaknya siapa?"

Gue mendengus sebal, kenapa sekarang gue malah tersingkirkan?

"Anaknya ciapa cih ini"ujar kak Jonghyun sambil meletakkan wajahnya diperut Ara membuat Ara tertawa kegelian.

"Anak aku"jawab gue yang dibalas pelototan tak terima oleh kak Jonghyun.

"Anak aku juga"sahutnya tak terima.

"Tapikan aku yang hamil, terus ngelahirin dia"balas gue sewot. Gue ikutan sebel, enak aja main akuin anak gue anak dia. Gue ngurus Ara sendirian itu susah.

"Kan benihnya dari aku!"balas kak Jonghyun yang membuat gue membelo kesal.

Gue memukul tangan kak Jonghyun dengan kuat. Emangnya ini orang kalau ngomong suka gak difilter dulu, bikin gue kesal. Benar-benar kesal. Bukannya merasa kesakitan kak Jonghyun malah ketawa, dan itu bikin Ara ketawa juga.

Baby Shower ; Kim Jonghyun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang