32

1.1K 165 4
                                    

Setelah menikah, gue maupun kak Jonghyun memutuskan untuk tinggal di Jepang meskipun sesekali kak Jonghyun harus balik ke Indonesia untuk mengurusi perusahaan, meskipun kak Jonghyun di Jepang juga punya perusahaan ya walau ga sebesar yang di Indonesia. Gue juga gak bisa pulang ke Indonesia karena butik gue gak ada yang gantiin. Kalau butik di Indo ada Lisa, disini gue gak punya orang kepercayaan. Karyawan gue belum bisa gue lepas karena desain mereka yang sering kali ga sreg untuk gue, dan pesanan masih banyak-banyaknya.

Gue masih tinggal di apartement, bedanya kak Jonghyun beli yang baru. Pas banget di samping Yanan, sengaja ga beli rumah karena kak Jonghyun udah membangun rumah untuk kami tinggali nanti saat pulang ke Indonesia. Sebenarnya ada yang buat kesal, berkas-berkas seperti akta kelahiran Ara itu susah banget di buat, alasannya karena Ara lahir ditahun yang berbeda dengan tanggal pernikahan gue.

Setelah 2 tahun, akhirnya gue memutuskan untuk pindah, setelah menyerahkan butik gue kepada Sakura untuk mengambil alih karena emang dulu dia masuk Fashion Desain, dan selera fashionnya harus gue akui. Kak Jonghyun dan Nico pulang terlebih dahulu 2 Minggu sebelumnya, awalnya Nico gak mau. Tapi setelah gue bujuk dengan alasan dedek bayi yang di perut gue bakalan nangis kalo kak Jonghyun ditinggal sendirian, gak nyambung tapi berhasil buat Nico nurut.

Iya dong! Ada debay didalam perut gue, usianya udah 5 bulan. Gue balik juga sengaja ngepasin karena Woojin mau nikah. Adek gue mau nikah masa gue gak balik.

Sebenarnya gue sudah menyuruh agar kak Jonghyun untuk pulang bersama dengan gue, namun kak Jonghyun menolak, rumah baru kami belum dibereskan dan peralatan rumah belum ditata. Padahal gue sudah menyuruh agar kami membereskannya berdua, setelah balik dari Jepang namun kak Jonghyun menolak. Karena kehamilan gue, dan juga Nico harus dibawa agar gue semakin tidak kesusahan untuk mengurus Ara dan juga bayi yang diperut gue suka banget bikin pusing.

"Ayo tidur, ga cape emang habis perjalanan jauh?"suara kak Jonghyun disertai dengan pelukan hangat ditubuh gue membuat gue sedikit tersentak kaget.

Gue menoleh sedikit kebelakang, menatap wajah kak Jonghyun yang kini tengah bersandar dipundak gue. Sesekali mengecup pipi gue dengan gemas, gue mendelik kesal. Tapi kak Jonghyun malah terkekeh.

"Pipinya makin lama makin gembul, aku makin gemes"ungkapnya sambil mengecup pipi gue, kali ini ia gigit secara perlahan. Meskipun ga sakit tapikan tetap aja.

"Apa sih kak, pipiku tuh tirus gini"ujar gue membela diri.

Ya maklum sist, gue kan sama kaya cewek kebanyakan diluar. Muka tirus dibilang, "kapan tirusnya muka ini?" Muka tembem bilang, "kapan ya pipinya tembem"

Emang ga tahu diri, tapi ya bodo amat. Ibu hamil beba.

Kak Jonghyun berdecak pelan, melepaskan pelukannya sebelum akhirnya memutar tubuh gue untuk menghadap kearahnya.

"Tirus apanya coba? Ini pipinya kaya mau jatoh gini"dumel kak Jonghyun sambil mencubit pipi gue pelan.

Gua hanya terkekeh, memeluk tubuhnya dengan erat namun perut gue yang sudah mulai membuncit menghalangi pergerakan gue.

"Ke dokternya hari selasa aja ya? Biar aku bisa minta jadwak dikosongin buat minggu depan"ujar kak Jonghyun yang gua balas dengan anggukan.

Si bapak emang gini, bahkan saat tahu gue hamil dia paling seneng. Sampai terbang langsung dari Kanada padahal besoknya masih ada rapat penting, katanya dia ga mau ngelewatin momentum menyambut baby koala ini. Kenapa koala? Karena semenjak gue hamil yang ini gue lebih suka tidur, lebih sering mager-mageran meskipun kak Jonghyun ga mempermasalahkan itu.

"Ara sama Nico udah tidur kak?"tanya gue sambil melirik kearah kamar.

Kak Jonghyun mengangguk-anggukkan kepalanya, memang setelah makan malam Ara meminta untuk tidur bersama denga kak Jonghyun, dan juga Nico selaku abang gak mau kelewatan juga.

"Udah, tidur yuk? Udah malem"ujar kak Jonghyun.

Gue hanya tersenyum, "gendong tapi"ujar gue yang membuat kak Jonghyun terkekeh.

"Iya-iya, apa aja deh buat bumil"ujar kak Jonghyun sambil membawa tubuh gue kedalam gendongan ala bridalnya.


Setelah masuk kedalam kamar, dan kak Jonghyun menurunkan gue diatas kasur. Kak Jonghyun berpamitan untuk menutup pintu balkon kamar kami terlebih dahulu. Ara, dan Nico ditempatkan dalam satu kamar yang sama. Nico yang meminta, karena mungkin sejak berada di Jepang ia sudah terbiasa untuk bersama dengan Ara. Kamar yang gue  bener-bener luas, dan rasanya bisa buat main bola disini. Saking gedenya.

"Kok ga tidur?"tanya kak Jonghyun yang kembali setelah menutup pintu balkon kamarnya.

Gue menggelengkan kepala pelan, merubah posisi tidur menjadi sedikit terduduk. Kemudian menepuk-nepuk bagian kosong disamping gue, membuat kak Jonghyun dengan cepat naik keatas ranjang dan berbaring diatasnya. Wajahnya mengadap kearah gue, memeluk perut gue yang membuncit namun merasa kurang nyaman ia merubah posisi kepalanya menjadi berada diatas dada gue.

"Halo baby koalanya ayah"sapa kak Jonghyun sambil mengusap perut gue pelan.

Sebuah tendangan kecil yang berasal dari perut gue menjadi jawaban atas pertanyaan kak Jonghyun. Membuatnya berbinar bahagia.

"Ih dia nendang!"seru kak Jonghyun antusias, gue hanya tertawa. Lucu, anaknya emang selalu ngerespon setiap kali kak Jonghyun ngomong ataupun berada didekat gue.

"Kok belum tidur sih? Lagi apa didalem?"tanya kak Jonghyun lagi, yang sekarang sudah mendekatkan kepalanya kepada perut gue.

Gue mengusap rambutnya, terkekeh kecil saat melihat tingkahnya yang begitu menggemaskan untuk gue. Rasanya bahagia, gue gak pernah menyesal untuk ketemu dengan dia meskipun harus merasakan sebuah luka terlebih dahulu. Karena sekarang kak Jonghyun sudah mengobati luka-luka gue.

"Lagi main ps ayah"jawab gue menirukan suara anak kecil.

Kak Jonghyun mengangguk-anggukkan kepalanya, "main ps? Nanti ya kalau udah keluar kita main ps bareng sama bang Nico. Sekarang anak ayah yang pinter tidur dulu ya? Kasihan bunda"ujar kak Jonghyun menjawab ucapan gue sontak membuat gue kembali terkekeh.

Gemay banget dah si bapak.

"Menurut kamu anak kita cowok apa cewek?"tanya kak Jonghyun sambil mengangkat kepalanya untuk menatap gue.

Gue masih dengan senantiasa mengusap lembut surainya. Terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "apa aja deh. Yang penting anaknya sehat"jawab gue yang dibalas anggukan oleh kak Jonghyun.

"Iya, yang penting anak dan ibunya sehat aku udah seneng. Gak peduli deh nanti mau dapet cowok apa cewek, yang penting kamu sama babynya sehat"timpal kak Jonghyun yang hanya gue balas dengan senyuman.

"Tidur yuk?"ujar kak Jonghyun sambil mempernyaman posisinya di dada gue, berusaha untuk gak membuat tubuh gue keberatan.

Gue menganggukkan kepala, mengecup bibirnya pelan yang dibalas dengan lumatan oleh kak Jonghyun. Cukup lama sampai akhirnya kak Jonghyun melepaskan ciumannya, menatap gue dengan mata teduhnya dan tersenyum kecil.

"I love you"bisiknya sambil mencium bibir gue lagi.

Dan gue yakin malam ini gak akan berakhir cepat.

----
Tbc

Baby Shower ; Kim Jonghyun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang