1. First Ecounter

861 61 1
                                    

.

.

.

"Switch! Oper kesana!" teriakan seseorang ditengah lapangan court latihan pada salah satu team nya dan berlari sambil melakukan defense dimana orang yg diteriaki langsung mendribble bola melalui lawan tapi terkepung oleh lawan.

Tapi sang pemuda tak kehilangan akal, ia mengoper saat ada celah dan bola yang dilempar langsung ditangkap oleh pemuda.

Tapi bukannya berlari mendribble bola, pemuda bertubuh kecil ini langsung mendorong bola ke arah seorang team nya yang berbadan tinggi dengan kekuatan dan fleksibilitas yang ia miliki. Seperti terlihat bola itu langsung mengarah ke arah pemain lain tapi orang yang mendorong atau mengopernya itu tak terlihat. Alias invisible.

Dan berbalik ke pemuda yang mendribble bola, dengan gesit dan cepatnya ia menghindari lawan dan melompat, melakukan slam dunk.

Terdengar bel tanda warm up- match game berakhir dan sang pemuda yang bertubuh tinggi itu menyeka keringatnya di sekitar wajahnya dan menampilkan senyum kurang puas akan hasil pertandingan saat melihat score akhir.

'102 - 97.. Masih harus latihan lagi, nih..' katanya dalam hati dan berjalan menuju bangku panjang untuk mengambil handuk. Diambilnya tasnya dan merogoh - rogoh sebelum menemukan objek yang ingin dikeluarkannya dari tas besar tersebut .

"Fiuhh.. Latihan tadi masih kurang bagiku.." ujarnya retoris.

"Jangan meremehkan, Kagami-kun." Seorang pemuda berada disampingnya, meminum botol air minum setelah berujar begitu.

"Ya, aku tahu. Kuroko- AAHH! Sejak kapan kau disini?!" teriaknya histeris dan kaget. Padahal sebenarnya sudah biasa terhadap invisibelitas pemuda berambut torquise tersebut tapi tetap saja, itu masih membuatnya terheran - heran kenapa aura invisible nya kuat sekali. Walau itu pun berguna untuk permainan basket yang mereka lakukan dalam mencetak nilai.

"Sejak tadi. Kau saja yang tidak menyadarinya." Katanya netral dan santai, layaknya tak terjadi apa -apa. Membuat sang pemuda yang dipanggil Kagami itupun mendapat kedutan kesal di matanya dan terdapat perempatan merah di sekitar dahinya.

"Tch.." Ia meneguk minumnya hingga habis dan menghela napas lega karena bisa menahan amarahnya. Memang, ia kadang temperamental.

"Minna, karena kita tidak terlalu sibuk, bagaimana kalau nanti kita ke pusat permainan di kota? Sekalian refreshing. Ada yang mau ikut?" Sang kapten ketua, Hyuuga memberitahukan pada mereka. Sebagian ada yang mau dan sebagian ada yang harus pulang karena kegiatan tersendiri. Yah, hanya mereka dan Tuhan lah yang tahu apa yang mereka lakukan.

"Bagaimana denganmu, Kagami-kun, Kuroko-kun?" ia menoleh pada mereka. Pemuda berambut hitam kemerahan tersebut menerima ajakan sang senior untuk ikut. "Boleh saja. Sepertinya tak ada masalah untukku." Ujarnya sambil nyengir kuda.

"Kuroko-kun?"

"Maaf tapi aku harus pulang. Mungkin lain kali saja." Ujarnya pada Hyuuga dan disambut anggukan tanda mengerti. "Wakata. Yosh, baiklah kalau begitu. Istirahat 5 menit lalu latihan lagi!" dan perintahnya disambut dengan teriakan 'YA!' dari semuanya.

"Omong - omong, senpai. Pelatih dimana?" tanya Kuroko. Oh iya, ya. Sejak dari awal mereka mulai latihan, gadis yang selalu mengalungi peluit di lehernya tersebut tak terlihat batang hidungnya.

"Ah, iya ya. Uhm, katanya tadi dia bakal telat sedikit. Mungkin sedang dalam perjalanan. Kalau tidak salah dia bilang bakal tiba sebentar lagi.. Tadi dia sms aku." Jawabnya dan Kuroko mengangguk kecil sebelum beristirahat di bangku panjang .

Meanwhile...

Dua gadis menaiki tangga dan berjalan melewati koridor sekolah. "Riko-Oneechan~.. Berapa lama lagi kita bakal sampai? Aku sudah lelah keliling nich~.." ujar seorang gadis berambut (warna rambutmu) yang berjalan di belakang seorang gadis lagi yang ia panggil Riko-Oneechan; Yup, bisa ditebak. Seorang yang berambut coklat caramel dan dilehernya terkalung peluit untuk juri parkir (?) erm, maksudnya sebuah peluit yang ia selalu bawa kemanapun. Riko Aida, pelatih dari Seirin Basketball Team.

"Sabar, sebentar lagi juga sampai kok~" Ujarnya pada gadis tersebut dan yang mengikuti berhenti berjalan dan bertekuk lutut sambil mengambil sisa - sisa tenaga yang ada di tubuhnya; dan ini diketahui oleh Riko yang melihatnya sambil berkacak pinggang.

"Ayo, katanya mau lihat mereka latihan. Kamu sendiri 'kan yang memaksaku untuk membawamu kesini."ujarnya saat gadis yang bertekut lutut tersebut mulai berdiri.

"Ya, tapi bukan begini juga, tahu? Apalagi, seberapa luas sich sekolah ini? Perasaan kita hanya berputar-putar saja.." ia mengelap keringat yang ada di dahinya sambil berucap begitu.

"Ngawur. Sudahlah, ayo cepat jalan lagi. Sebentar lagi juga sampai kok. Jangan mengeluh." dan sebuah facepalm yang lumayan lelah mendarat di wajah sang pengikut sambil menghela napas sebelum melangkahkan kakinya untuk menyusul Riko menuju tempat yang mereka tuju.

"Ah~..." helaan napas dikeluarkan oleh seorang pemuda yang memegang bola sambil langsung melakukan shooting-membuat bola yang ia lempar masuk begitu saja dengan mudahnya ke ring basket terdekat di gymnasium milik sekolah. Tak terlalu besar maupun kecil, lumayan cukup untuk latihan 2 kelompok dari klub yang berbeda jika dimasukkan ke dalamnya. Tapi untuk kali ini-dan hari ini, klub basket lah yang menjajah (?) lapangan court di gymnasium milik Seirin High School tersebut.

"Bosannya.." gumamnya pelan sambil mengerang kecil dan melemparkan bola lagi sambil latihan men-dribble dan melakukan lay-up sebelum bola tersebut masuk lagi. Di sekitarnya juga masih ada beberapa yang masih latihan sementara sisanya duduk santai di bangku panjang untuk melepas lelah atau sekadar santai dan mengumpulkan tenaga. Sang Kapten juga mengatur jadwal latihan-sementara sang pelatih yang dimaksud belum datang sampai sekarang.

"Hmm.. untuk hari Kamis, nanti mungkin bisa- Ah!" Sang Kapten langsung menoleh saat suara nyaring yang familiar, muncul, dan ternyata sosok itu memang sang pelatih.

"Hai, minna~" Riko berjalan masuk sambil menyapa mereka semua yang melihatnya.

"Kau darimana saja? Kau tahu berapa lama kami menunggumu, dan lagi aku harus membuat schedule untuk jadwal kedepan yang seharusnya ini adalah tugasmu." Hyuuga ngomel habis - habisan pada sang gadis yang hanya bisa sweatdrop melihat sang kapten mengomel ria untuk melampiaskan kekesalan belakanya.

"Gomen, gomen. Aku sebenarnya ada keperluan sedikit. Aku ditelepon oleh ayahku untuk menjemput sepupuku." Ujarnya enteng, membuat Hyuuga menghela napas. Sia - sia saja ia mengomelinya.

"Haahhh... Terserahlah. Ini, sudah ada jadwalnya, kutulis. Tapi hanya kali ini saja, ya." Katanya seraya memberikan jadwal latihan pada gadis tersebut.

"Um.. Un.." Riko menerima schedule-nya dan awkward moments terlintas selang beberapa detik sebelum menyadari ia telah melupakan sesuatu.

"Ahh! Oh iya!" Riko menepuk jidatnya dan itu membuat sang pemuda berkacamata tersebut heran akan ekspresi yang ia lihat.

"Ada apa?" tanyanya saat Riko langsung pergi keluar, meninggalkan Hyuuga yang bingung sebelum melihat sang pelatih menarik - narik seseorang sambil berontak dan teriak.

Pemandangan yang aneh, kan? Sampai - sampai Kuroko dan Kagami serta para anggota melihat adegan seret - menyeret itu diam saja keheranan melihat pelatih mereka yang berusaha keras memeras-ehm maksudnya

"Ayolah, cepat masuk! Katanya mau ketemu mereka!" Riko teriak saat menarik sosok yang ditarik, dan ia meneriaki balik. "Tidak mau! Jangan paksa aku, Riko-oneechan,"

'Tunggu,.. Oneechan?' begitu pikiran kebanyakan anggota klub dalam otaknya.

Ternyata setelah usaha keras seret - menyeret itupun, Riko berhasil menyeret... seorang gadis?

.

.

.

TuBerColosis

About ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang