5. Saviour & Hunter

429 30 0
                                        

.

.

.

Terdengar suara langkah kaki terburu-buru dan cepat berhenti setelah didepan sebuah pintu berwarna biru muda, kemudian pemilik langkah kaki tersebut mengetuk pintu, rada tak sabaran untuk menunggu seseorang yang ada didalam kamar tersebut.

"(Name)-chan! Cepat, nanti kita terlambat!"

Seorang gadis yang masih berdandan dengan memakai bedak dengan cepat-cepat langsung menutup tempat bedak dengan agak kasar dan membetulkan tata rambut juga wajahnya lewat bayangan kaca yang memperlihatkan dirinya saat ini.

"Tunggu sebentar, Riko-Oneechan! Aku menyusul!"

"Beneran lho ya! Aku ada di ruang tamu. Jangan sampai kelamaan. nanti Ayah bakal datang dobrak." canda sang pengetuk pintu yang dipanggil oleh seorang lagi bernama Riko.

"Iya, iya. Tenang saja~" jawab satunya enteng sebelum membuat sang pengetuk pintu langsung pergi ke lantai bawah untuk menunggu lebih lama lagi.

Baiklah, let see...

Dandan simple dan rapi. Cek.

Pakai parfum secukupnya. Cek.

Tata rambut rapi. Cek.

Baju santai buat jalan-jalan. Cek-Uhm, tunggu dulu. Sepertinya ada yang kurang.

"Ah! Hampir lupa!" gadis itu terperanjat lalu langsung menuju meja belajarnya dan membuka laci bawah dan mengambil sesuatu. Sebuah kotak celengan. Ia buka langsung dan tergesa-gesa karena sudah ditunggu juga di sisi lain.

'Untung masih sempat, hehe...' gumamnya sambil tersenyum bahagia saat menggenggam gulungan dari belasan lembar kertas yang berwarna hijau.

Ya, kau pasti sudah tahu kira-kira apa itu bukan. Ya karena itu adalah dirimu yang sudah menggenggam segulungan uang tabunganmu. Ya, semenjak kau menabung selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan untuk membeli sesuatu yang kau incar selama ini. Ya, dasar memang kau itu anak rajin ya.

Dan Author sudah dibantai ke empang kali oleh reader-tachi. Lanjut.

"Saatnya hunting dimulai, khikhikhi..." inner memburumu mulai menyala lewat kilatan matamu yang membara yang membuat sang Author menghina dirinya sendiri ketika me-review ulang sambil bilang 'jiah ini bahasa apaan coba gua buat yang beginian!'

Baiklah, boleh skip kok karena curhatan Author yang berkoar-koar tak bermutu.

Berdiri tegak kembali, kau berjalan keluar kamarmu sambil menenteng tas pundakmu yang panjang talinya; pas untuk jalan-jalan santai, dan menutup rapat kembali sebelum melenggang menuruni tangga dan menuju ruang tamu dimana seorang gadis yang sekaligus juga sepupumu, duduk manis di sofa berwarna coklat hingga langkah kakimu membuat ia menoleh kearah dirimu berjalan.

"Aku sudah siap. Ayo berangkat, Riko-Oneechan." ujarmu dan ia mengangguk.

"Baiklah. Ayo."

.

.

.

"Wah... Ramainya..." gumammu sambil melihat-lihat sedikit. Kepalamu hanya bisa celingak-celinguk saat melihat-lihat lumayan banyak orang yang biasanya berbelanja di blok distrik dekat perempatan rumah kalian.

Ya biasalah, distrik blok yang ramai karena disana terdapat pusat perbelanjaan dan juga banyak orang berjualan barang dagangannya di tempat tersebut dan viola~ setiap akhir pekan banyak orang datang kesini untuk sekedar cuci mata ataupun berbelanja kebutuhan.

About ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang