day six

8.4K 886 3
                                    

Our loves syug ganti jadi Duke crown, soalnya judul yang syug buat gk ada sangkut pautnya sama permasalahan story yang syug buat.
.
.
.
.

Jungkook terbangun tepat jam dua belas malam. Ia lapar, tapi malas sekali untuk bangun dari ranjang. Jungkook berpikir apakah ia harus bangun atau lanjut tidur.

Akhirnya setelah jungkook pikirkan matang matang, ia memutuskan untuk bangun dan mencari makan di dapur. Tapi sialnya, tidak ada yang bisa dimakan secara instan di dapur.

Lemari es milik tuan rumah rupanya hanya berisi bermacam-macam sayuran. Jungkook kembali menutup pintu lemari es dengan rasa kecewa. Ia ingin sekali mencari makan diluar sekarang, tapi jungkook kembali teringat pesan ayahnya.

Jungkook juga tidak yakin apa jeongseon akan seperti seoul saat malam hari. Ia belum begitu kenal dengan kota yang sekarang ia tinggali.

Tetapi rasa laparnya tidak bisa ditahan lagi. Persetan dengan tengah malam jungkook tidak peduli. Yang penting sekarang perutnya lapar dan ia butuh makan. Jungkook kembali ke kamar.

ia menyambar hoodie hitam yang tergantung didekat lemari. Mengenakan celana riped jeans hitam dan masker yang juga berwarna hitam, tak lupa membawa dompet dan memasukkan kedalam saku celana.

Sedang telpon genggam nya ditinggal. Sengaja tak dibawanya. Jungkook segera menuju pintu keluar tak lupa memasang sepatu coklat kesayangannya.

Baru setengah perjalanan, suara aneh yang sering menganggu jungkook kembali.
'hai, jungkook, kemana kau akan pergi?'
'Kau pikir aku tidak nyata?'
'Aku bisa muncul sekarang juga jika kau mau?'
'Jungkook, biar kuberitahu kau itu bukan manusia'

Jungkook membuka pintu minimarket. Suara itupun hilang bersamaan dengan terbukannya pintu minimarket. Tidak ingin memperlambat waktu, jungkook segera menyambar lima bungkus ramen beda rasa.

Tidak lupa juga ia mengambil sebotol minuman isotonik didalam lemari pendingin. Merasa cukup jungkook segera menuju kasir kemudian membayar semua barang yang telah diambilnya tadi.

Tak butuh waktu lama. jungkook sekarang sudah dalam perjalanan pulang dengan menenteng barang belanjaannya. Suara itu tidak muncul lagi.

Diseberang sana terlihat seorang namja sedang bersandar pada tembok menggunakan pakaian serba hitam di tambah dengan topi yang melekat di kepalanya. seolah ia memang sengaja memakai topi agar wajah tak terlihat.

Jungkook acuh, walau namja di sebrang sana terkesan dingin dan mengintimidasi. Ia hanya perlu lewat tanpa melihat kearah namja itu pikirnya.

Tak disangka namja tersebut menghentikan jungkook tepat didepannya. Harusnya ia menurut pada pesan ayahnya. Jungkook waspada, tangannya terkepal kuat siap memukul namja didepannya ini.

Namja bertopi tersebut mencengkram kepalan tangan jungkook. Pupil jungkook bergerak gelisah. Nyalinya ciut mendadak hanya karena cengkraman di tangannya.

Namja tersebut mengambil kesempatan saat jungkook lengah. Cengkraman di tangan jungkook tiba-tiba memanas ditambah rasa ngilu yang melumpuhkan merambat keseluruh lengannya. Tubuh jungkook dihempas ke dinding tempat namja tadi bersandar. Jungkook menutup matanya erat. Siap menerima bogeman diwajahnya.

Tapi bukan benda keras yang menyapa sudut bibir Jungkook. Suatu benda kenyal basah dan hangat. Jungkook membuka matanya. Pupilnya membesar,terkejut dengan wajah yang sangat dekat.

Jungkook merasakan pergerakan kecil di bibirnya. Namja yang ia tidak kenal itu melumat bibirnya. Jungkook terkejut, ia ingin berontak tapi tak mampu. Tubuhnya kaku mendadak. Jungkook tak tahan, rasa panas seperti membakar tubuhnya muncul. Ditambah sekarang pening mulai mendera.

Rasanya jungkook seperti akan menghadapi kematian. Tubuhnya lemas setelahnya gelap menghampiri jungkook.
.
.
.
.

Untuk kesekian kalinya jimin memandang matenya dibalik pohon besar yang menghadap hamparan bunga kuning. Setidaknya ia menjaga sang mate dari jauh.

Mata jimin memicing tajam menatap yoongi yang tak lelah walau sudah dua jam ia menunggu taehyung. Jimin menghela nafas lelah, ia melangkah mendekat ke yoongi yang masih berdiri anggun.

"Yoon, ayo kembali!taehyung tidak akan datang." bujuk jimin selembut mungkin agar yoongi mendengarkan nya.

"Tidak, tae berjanji padaku akan datang dan aku percaya itu." yoongi keras kepala, ia kembali memandang hamparan bunga. Yoongi cemas, taehyung tidak biasanya berbohong.

taehyung pasti akan datang apapun yang terjadi. Ia sudah bilang dan yoongi percaya, karena taehyung mencintainya dan ia pun juga mencintai taehyung.

Jimin mengerang frustasi, ia ingin sekali membawa pulang yoongi sekarang juga. Tapi yoongi benar-benar keras kepala. Ingin sekali jimin menggertak yoongi agar mau menuruti nya sekali saja. Tetapi yoongi tidak bisa dibentak, ia akan langsung mencari cara agar benda perak atau apapun yang terbuat dari perak tertancap di dada kirinya.

Pernah sekali jimin membentak yoongi. Saat pertama kali mereka dipertemukan sebagai mate. Jimin sangat senang karena akhirnya bertemu dengan yoongi yang notabene adalah matenya, tapi yoongi berpura-pura tidak merasakan apa yang jimin rasakan. Dan saat itu emosi jimin meledak dan berakhir membentak yoongi.

Kemudian esoknya, yoongi mengurung diri dikamar. Jimin merasa ada yang aneh, ia segera berlari menuju kamar yoongi dan benar yoongi sudah memegang belati perak ditangannya. Untung nya yoongi tidak benar-benar mau menancapkan belati itu ke dadanya. Ia mengaku melakukan ini agar jimin meminta maaf karena sudah membentak dirinya kemarin.

Alasan yang sepele sebenarnya. "Yoon kumohon turuti aku kali ini saja, pulanglah taehyung tidak akan datang. Dia ada urusan aku diberitahu oleh jin hyung." bohong! Jimin bohong agar yoongi pulang sekarang juga. Tolong ingatkan jimin agar yoongi tidak mengadu pada seokjin kalau ia menjual namanya untuk membawa yoongi pulang.

Duke Crown [VKOOK] [SLOWUPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang