Day Twenty Six : Closer

4.2K 444 4
                                    


KIM TAEHYUNG
JEON JUNGKOOK
DUKE CROWN
M/T

---------------ENJOY----------------













































Cahaya bulan menyala terang bahkan mampu menembus tirai tipis yang tergantung indah pada Jendela besar kastil. Suasana hening menusuk tajam dan menyebar pada setiap celah sudut diantara perabot mahal. Seorang wanita cantik menatap kosong kearah tembok polos tanpa adanya pigura-pigura atau sebuah lukisan kuno. Beberapa benda terbuat dari bahan pecah belah kini berserakan dimana-mana, seolah badai baru saja menerjang mereka.

Jika bisa wanita cantik itu ingin sekali menangis keras, mengeluarkan seluruh beban yang bercokol dalam dada dan kepala nya. Ia adalah seorang ibu, dan bagaimana bisa ia merelakan salah satu anak nya untuk di korbankan hanya karena takdir telah menentukan, cuma ada satu posisi yang dapat dipertahankan.

Wanita itu meremat dress hitam nya sembari menutup kelopak mata. Bibir nya bergetar pelan, "ya,aku harus memilih salah satu nya malam ini" tutur nya lirih. Ia tak punya pilihan, seberapa besar usahanya melarikan diri dan membawa anak kembarnya pergi, ia tetap tidak akan lepas dari kewajiban tersebut. Wanita itu memantapkan hati, kemudian beranjak pergi untuk menemui sang Duke yang tak lain adalah pasangannya. Ia melangkah pelan seolah di kaki nya telah diberikan batu besar yang teramat berat.

Walau dengan kegelisahan dan beban berat yang seolah menimpa tubuh, wanita itu tetap memantapkan tekad nya untuk menemui sang Duke. Pintu besar dengan ukurian abstrak menjulang tinggi dihadapan nya, seolah berteriak datanglah padaku sekarang juga. Wanita itu berharap sebentar sembari menatap kaki nya yang tidak terbalut alas apapun. Goresan kaca telah mengering secepat hitungan Jam, tak terasa tadi ia sempat menginjak salah satu pecahan kaca di dalam kamar nya. Setelah itu ia kembali mendongak, menatap lekat-lekat pintu besar untuk menemui sang Duke. Kini ia tak bisa menyalahkan siapapun, bahkan sang mate tidak pantas untuk ia caci.

Gagang pintu tembaga itu ia tekan hingga terdengar engsel tua yang berderit menusuk telinga.  Pintu terbuka memperlihatkan pnampakan sebuah punggung luas yang bahkan dapat ia lihat ada beban yang sama beratnya dengan beban yang ia pikul.

Wanita itu tak perlu menyapa untuk membeberkan kedatangan nya kemari. Jarum jam sebentar lagi akan berhenti tepat pada garis utara yang artinya ia wajib menemui sang Duke dengan sebuah keputusan matang. Jari jemari nya ia pilin, langkah yang pertama akan ia ambil adalah meminta kepada sang Duke untuk berbicara pada 'tuan kegelapan' agar mempertimbangkan pengorbanan anak nya.

Namun, sang Duke lebih dahulu berbalik dengan wajah kosong dan pasrah, bisa wanita itu lihat senyum tipis dan kecut yang dibuat manis oleh nya. Rasa khawatir kalau permintaan nya akan ditolak tergambar jelas dimata sang wanita.

Sang Duke mendekat perlahan, terlihat anggun untuk ukuran seorang pria. Tapi itu memanglah sifat nya, mate nya yang selalu terlihat tenang dan berwibawa. "aku–

–aku tidak bisa mengabulkan nya Sora. Dia tidak pernah meberikan kesempatan pada siapapun. Aku tidak bisa melakukan apapun untuk ku pertimbangkan bersama nya" 

Pupus sudah harapan nya, tubuh wanita itu bergetar, raut pilu tak bisa disembunyikan dari wajah cantik itu. Jika bisa atau jika tahu akan seperti ini jadinya ia tak akan bersuka cita menunggu kelahiran anak kembarnya. Ia lah yang merasakan sulit nya mengandung dan membesarkan seorang bayi menjadi bocah kecil yang menggemaskan. Dan karena sebuah alasan membuatnya harus melepaskan salah satu nya, takdir yang telah ditentukan untuk putranya hanya ada satu lalu bagaimana dengan putranya yang lain?.

Duke Crown [VKOOK] [SLOWUPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang