day seven

7.9K 882 8
                                    

.
.
.
.

Jungkook terbangun di sebuah rumah kecil terbuat dari kayu. Bias mentari malu masuk melalui celah ventilasi. Ia mengerjap membiasakan netra nya setelah terbangun dari fantasi mimpi.

"Hei, manusia. Jangan hanya tidur disana!bangunlah bantu aku menyeret tubuh makhluk ini!" interupsi suara membuat jungkook terfokus pada seorang namja surai abu gelap.

"Yak, kenapa diam?"

jungkook menatap surai abu heran, "aku dimana?kau siapa?" ia mengernyit

"Ck, kenapa masih tanya eoh?manusia, kau tak ingat ya semalam?"

"Hah?"

"Haiss, sudahlah. Kau tidur saja disana biar aku yang mengurus ini."

Namja surai abu kembali menyeret tubuh yang tergeletak dengan banyak darah yang mengalir dilantai. netra jungkook membola kaget, ia baru sadar tubuh yang diseret itu bersimbah darah.

Ia buru-buru bangun dari ranjang tempatnya tadi tertidur. Berlari mengekori namja surai abu. Sambil memperhatikan jejak aliran darah yang menetes dari tubuh yang diseret itu.

Di depan sana, namja tersebut mengikat tubuh yang tak bernyawa itu ke sebuah batang pohon besar. Jungkook masih memperhatikan dari jarak cukup jauh. Alaram waspada di kepala jungkook menyala.

Tak berani menggerakan kaki nya walau hanya selangkah. Tempo detak jantung jungkook melonjak saat namja dengan surai abu itu mengeluarkan api berwarna biru dengan hitam yang mendominasi. Ia membakar tubuh yang terikat dipohon tersebut dengan tangan kanan yang mengeluarkan api.

Jungkook memandang nanar ke arah gumpalan tubuh yang diselimuti oleh api. Kalau jungkook tak salah lihat netra namja dengan surai abu itu ikut menyala berwarna merah seolah tak mau kalah dengan kobaran api yang keluar melalui tangannya.

Pening di kepala jungkook kembali menghantamnya. Bukan karena ketakutan tapi jungkook lebih ingin tahu siapa namja surai abu itu.
.
.
.
.
"Ck, kemana anak itu. Sudah kucari di seluruh jeongseon tapi tidak ada." seokjin menatap jendela besar yang berhadapan langsung dengan luasnya hutan.

"Tenanglah jinnie,mungkin saja dia sedang mencari es krim di mini market." namjoon berujar tenang, netranya menatap lekuk tubuh seokjin penuh gairah.

"Yak, kau pikir kaum kita mengonsumsi es krim hah?" seokjin melempar butiran salju yang dibuat dengan kedua tangannya. Ia menatap namjoon tajam "dan berhentilah menatapku seakan aku ini makanan!" namjoon terkekeh ringan, masih belum mau melepaskan tatapan mesumnya dari seokjin.

"Aku hanya menebak. heran, kenapa manusia sangat menyukai es krim?aku jadi penasaran dengan rasanya."

Netra seokjin berotasi. Jengah dengan matenya yang selalu berpikiran mesum itu "Berhentilah berhalusinasi!harusnya kau membatuku mencari taehyung dia belum juga pulang dari semalam. Apa dia bersama yoongi sekarang?"

"Entahlah, mungkin ya."

"Dasar tae bodoh! Bagaimana kalau Clan Louvre mulai menyusup." seokjin bersungut sembari menegak cairan kental dari cawan berwarna hitam.
Si lawan bicara alias namjoon mengernyit heran. Alis kanan nya terangkat naik "dari mana kau tahu Clan Louvre akan menyusup?" Seokjin tersentak kaget. Rautnya sudah seperti maling yang tertangkap basah.

"Kau tidak menyembunyikan sesuatu dariku kan jinnie?aku bisa menghanguskan mu sekarang juga jika aku mau." Seokjin menenggak air liur payah. Sepertinya ia harus mengaku sekarang sebelum jadi abu di tangan matenya sendiri.
.
.
.
.

Duke Crown [VKOOK] [SLOWUPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang