TLQ #2

109K 4.9K 288
                                    

Part 2

Di kelas B-III Senior

"Akhirnya......  ayo Aby kita belanja. Waktu kita tidak banyak." Ajak Ara pada Aby.
"Masih ada hari besok." Balas Aby dingin.
"Apa kau pikir belanja daftar daftar ini bisa habis dalam 1 hari ?? Waktu kita cuma hari ini dan besok Aby." Aby melirik ke arah Ara, lalu memandang ke arah lain lagi.
"Kita bukan manusia." Ucap Aby dingin.
"Ya, memang. Lalu ?? Apa kau pikir karena kita bukan manusia jadi kita bisa berbelanja dengan cepat ? ingat Aby, kita ini wanita. Dan kau tau bagaimana jika wanita berbelanja. Entah itu manusia atau pun bukan." Balas Ara yang sudah mulai jengah.

Aby menghembuskan nafas jengah. Temannya ini memang benar benar paling berbeda. Di saat semua orang menjauhi Aby karena sifatnya yang kelewat dingin, Ara justru selalu berada di dekat Aby walau Aby selalu bersikap dingin terhadapnya.

Aby pun berdiri dari duduknya dan berjalan meninggalkan Ara tanpa sepatah kata pun.
"Aby  !!!! Kau mau kemana ? Tunggu aku !!!" Teriak Ara saat menyadari Aby berjalan meninggalkannya. "His.. dasar teman tak tau di untung." Gumam Ara sambil mengejar langkah temannya itu.

"Aby !! Tunggu !!! Kau mau kemana ?" Teriak Ara lagi saat dia menyadari kalau temannya itu tidak akan menghentikan langkahnya. Dengan menambah kecepatan lari nya, Ara berdiri tepat di depan Aby menghalangi jalan Aby. Aby menatap Ara dingin.
"Kau mau kemana ? Kita harus benja keperluan ini, jangan bilang kalau kau berniat untuk tidak ikut petualangan ini lagi ?" Tebak Ara yang hanya mendapatkan tampang datar temannya itu.

"Kita teleportasi." Ucap Aby datar. Ara mengerutkan dahi nya karena ucapan Aby. "Apa kau sakit ?? Bagaimana jika ada manusia yang melihat kita saat sampai di sana dengan cara tidak wajar ? Apa---"
"Kita belanja masih di kawasan makhluk imortal." Ucap Aby memotong kata kata Ara yg belum selesai. Air muka Ara langsung berubah 360°. Saat Ara membuka mulutnya untuk protes, Aby sudah lebih dulu berbicara.
"Ya atau tidak sama sekali." Ucap Aby final. Ara pun akhirnya pasrah. Daripada tidak sama sekali, lebih baik iya.

>>>>>

Saat ini, mereka berada di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di daerah territorio neutral. Lebih tepatnya di centro comercial, nama salah satu tempat perbelanjaan terbesar.

Ara dan Aby berjalan memasuki tempat itu. Banyak orang yang berlalu lalang. Mereka berjalan ke sana kemari mencari barang barang yg ingin mereka beli.

"Hah..... akhirnya selesai juga, aku tak menyangka kita bisa mencari semua belanjaan ini dengan cepat." Ucap Ara dengan kekehannya. Aby hanya memutar matanya malas. Dia pun berjalan meninggalkan Ara. "Aby !!! Tunggu !!!  Kau ini selalu saja meninggalkanku." Gerutu Ara sambil mensejajarkan langkahnya dengan Aby. "Hei. Apa kau tidak ingin mampir ke restoran terdekat ?" Tanya Ara sambil sesekali melirik Aby dan melihat jalan. Aby hanya menoleh sekilas ke arah Ara lalu tetap melanjutkan jalannya.

"Tidak. Jika kau ingin pergi saja." Balas Aby datar. Ara mendengus, temannya ini selalu saja seperti itu. Setidaknya, walau mereka memang bukan manusia bolehlah mereka mencoba seperti yang lain. Bahkan bukan hanya manusia yg seperti itu, habis belanja mampir ke restoran terdekat. Itu sudah legal di dunia mereka. Bangsa fairy, penyihir, mermaid, dll juga biasa melakukan hal itu.

"Ayolah Aby..... sekali ini saja. Kita memang bukan manusia, tapi kita juga bisa seperti makhluk imortal lainnya Aby !! Bahkan banyak Demon seperti kita melakukan hal itu, Ayolah..." Mohon Ara dengan nada yg memelas. Aby menghentikan langkahnya lalu memandang Ara dengan wajah datarnya. Ara yg di tatap seperti itu justru memasang wajah memelasnya.
"Aku.Bukan.Demon." Ucap Aby dengan tampang datar dan nada dingin. Lalu pergi meninggalkan Ara yg masih terdiam di tempatnya. Kata kata Aby memang datar tapi Ara bisa melihat tatapan sedih di mata Aby yg dingin itu walau tak terlalu jelas. Aby memang tak pernah lagi menganggap dirinya Demon. Dia lebih sering menganggap dirinya Vampire. Semenjak kejadian itu. Kejadian 7 tahun lalu.

>>>>>

"Maaf." Ucap Ara tiba tiba saat mereka tiba di kamar mereka. Ya, mereka 1 kamar di asrama. Aby memandang sekilas ke arah Ara lalu mengalihkan tatapannya melihat pemandangan di luar kamarnya lewat jendela. "Aku tidak berma---" Ucapan Ara terpotong dengan kata kata Aby. "Lupakan." Nada dingin itu bahkan lebih dingin dari biasanya. Ara diam. Dia tau jika nada bicara temannya itu sudah melebihi dinginnya kutub utara, maka temannya itu benar benar sedang badmood.

Aby berdiri dan berjalan menuju pintu keluar kamarnya. Saat hendak membuka pintu kamarnya, suara Ara menghentikan gerakannya. "Kau tidak bisa terus terusan larut dalam masa lalu mu Aby. Lihatlah... bukalah mata mu, telingamu, hatimu. Masih banyak orang yang peduli padamu jika kau terbuka seperti dulu. Termasuk aku. Kau tidak sendirian Aby, ada aku." Ucap Ara dengan nada yang bergetar menahan tangis.

Aby diam. Entahlah, dia ingin seperti dulu, tapi hatinya seakan membeku. Aby tersenyum miris, dia berbalik menatap Ara nanar. "Aku bukan Abila yg dulu lagi Ara. Bukan lagi Abila yang naif dan lemah, aku sekarang berbeda. Dan.....  jangan pernah bandingkan aku yang dulu dengan yang sekarang. Karena aku tidak akan pernah kembali seperti dulu." Ucap Aby lalu pergi berlalu meninggalkan suara pintu yang tertutup dengan keras.

Ara terdiam merenungi kata kata Aby. Dia tau apa yang Aby rasakan, karena dia ada saat kejadian itu. Kejadian yang merubah sahabat nya menjadi seperti saat ini. Kejadian yang menjadi kenangan pahit yang tak akan terlupakan oleh seorang Abila.

>>>>>>>

Vote and comment guys....
Untuk penyemangat.. 🤗
Next-------

The Last Queen (TAMAT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang