TLQ #19

33.9K 3K 40
                                    

Part 19

Kekuatan yang besar memerlukan tenaga yang besar. Begitupun dengan yang Aby alami.
Dia menyembunyikan dari semua orang, termasuk Blinda dan Qiano. Setelah terjadi perkelahian yang mendadak, tenaga Aby benar benar terkuras. Dia tak menyangka akan mengeluarkan banyak tenaga.

Aby berada di sebuah rumah pohon jauh dari tempat Blinda dan Qiano. Badannya benar benar lemah, dia membutuhkan darah. Dia pun melesat turun dan berjalan perlahan dihutan.

>>>>>

Rezqiano duduk di sebuah bangku di halaman yang luas di penuhi pohon dan tanaman lainnya. Matanya menerawang jauh, mengingat kembali perkataan sang ayah yang telah lama tiada. Dia selalu mengingat janji nya, janji untuk selalu ada di pihak Azura Salvador apapun yang terjadi. Bahkan hingga kini, dia tidak tau apa alasan ayahnya menyuruhnya berjanji. Intinya, dia yakin pilihan ayahnya tak akan salah.

Sebuah tangan memegang pundak Qiano. Blinda, dia berdiri di sebelah Qiano dengan tersenyum. "Mengingat ayahmu lagi ?" Seperti mengerti rutinitas Qiano jika menyendiri. Blinda selalu tau.
Qiano menghela nafas, "Yaa, kau memang selalu tau." Qiano membalas senyum Blinda.

Blinda pun duduk di sebelah Qiano.
"Apa kau tau Aby kemana ?" Tanya Blinda
"Kau tau, dia sering menghilang dan datang begitu saja."
"Ya, tapi apa kau tak merasa curiga?" Qiano memandang Blinda dengan heran.
Blinda memang sangat peka terhadap apapun, bahkan tak jarang perkiraannya selalu tepat.

Qiano terkekeh, "Apa yang kau curigakan?"
"Seperti ada yang dia sembunyikan"  tatapan Blinda menerawang.

"Apakah buruk?"
"Kurasa tidak, Azura bukan tipe orang seperti itu."
"Lalu ?" Blinda hendak menjawab, namun..

"Apa yang kalian bicarakan?" Qiano dan Blinda berbalik melihat seorang wanita yang merka bicarakan ada di belakang. Blinda langsung tersenyum lembut, "Hai Aby, kami hanya berbincang biasa, kau darimana?" Aby berjalan mendekat,
"Hanya berjalan jalan." Jawab Aby dan duduk di sebelah Qiano.
"Kau yakin?" Tanya Qiano memicingkan matanya, Aby hanya membalas dengan tatapan datar. Dan kembali menatap ke depan.

"Aku akan pergi." Ucap Aby membuat Blinda dan Qiano menatapnya.
"Berkelana, dan juga melindungi kalian." Jawab Aby tanpa menatap Blinda dan Qiano.
"Kenapa?" Tanya Blinda.
"Apa kau merencanakan sesuatu?" Lanjut Qiano
"Semua butuh rencana, ada banyak yang harus aku cari dan lakukan."
"Tapi kenapa?" Tanya Blinda polos
Aby berdiri, "karena aku tak ingin membahayakan kalian." Ucap Aby dengan menatap keduanya hangat. Dan pergi berlalu begitu saja.

>>>>

Dilain tempat, di kerajaan vampire.

"Apa kau tau apa yang sudah kau lakukan itu ?!!" Teriak raja Aron pada puteranya.
Alvaro hanya menunduk diam.
"Kau terlalu gegabah !! Apa kau pikir kekuatanmu setara dengannya ?!! Bahkan kekuatanku pun belum setara dengannya !!" Raja Aron benar benar marah. Bagaimana bisa anak semata wayangnya bertindak gegabah. Benar benar diluar perkiraan.

"Aku melakukannya karena kalian terlalu lamban !" Ucap Alvaro menatap ayahnya tajam. Raja Aron berbalik menatap anaknya tak kalah tajam. Dengan cepat raja Aron telah mencekik Alvaro dengan satu tangan dan mengangkatnya lalu melemparnya dengan kuat hingga tubuh Alvaro menabrak dinding kokoh di belakangnya.

Alvaro terbatuk mengeluarkan darah. Dia mengusap darahnya,
"Kau terlalu mermehkanku !!" Teriak Alvaro marah lalu menyerang balik ayahnya. Perkelahian antara ayah dan anak itu pun terjadi, hingga pintu terbuka dengan keras menampakkan seorang pria paruh baya yang tak lain ayah dari Alex dan para tetua lainnya. Dengan cepat mereka menghentikan keduanya.

"Apa yang kalian lakukan ?!!" Teriak salah satu tetua vampire.
"Kalian harusnya sadar !! Kita harusnya bersatu bukan seperti ini !!" Lanjutnya.
Raja Aron hanya menatap tetua itu tajam begitupun Alvaro. Alvaro pun menghilang dari ruangan tersebut meninggalkan raja Aron dan lainnya.

"Susun kembali rencana yang baru, dan jangan libatkan anak ceroboh itu." Perintah raja Aron dan pergi dari ruangan itu.

>>>>>

Di pagi hari, saat matahari pun belum menunjukkan dirinya, Aby telah bersiap. Tekad nya sudah bulat, ini yang harus dia lakukan. Qiano dan Blinda di belakangnya hanya pasrah tak bisa membujuk Aby untuk mereka ikut.

Aby berbalik menghadap Qiano dan Blinda,
"Tenanglah aku akan kembali lagi, nanti."
Qiano mendengus, "Nanti entah kapan." Blinda hanya tersenyum masam.
"Ku harap kau selalu ingat pada kami, apapun yang terjadi beritahu kami." Aby hanya tersenyum tipis.

Sungguh, awalnya sangat susah untuk membuka hati agar mempercayai mereka setelah apa yang dia lalui. Tapi semakin lama mereka membuktikan kesetiaan di dalam mata mereka.

Aby berdiri dan memakai jubah yang sudah dia siapkan. Jubah hitam polos itu menyentuh lantai menutupi seluruh tubuh Aby. Dia tersenyum, senyum yang tak pernah di perlihatkan kepada siapapun. Dia pun berbalik memasang tudung jubah nya sehingga wajahnya pun tak terlihat. Dan menghilang. Qiano dan Blinda menatap sosok Aby yang telah meninggalkan mereka. Blinda hanya tersenyum.

"Aku yakin dia pasti baik baik saja." Qiano melihat Blinda yang begitu yakin.
"Hum,, dia akan baik baik saja." Ucap Qiano berjalan menuju ke depan jendela besar dan memandang keluar.

Matahari mulai menampakkan dirinya, udara sejuk menerpa wajah Qiano. Menyapanya dengan halus. Pagi itu, cuaca benar benar indah seperti mengantar kepergian Azura Salvador dengan bahagia. Dan hari itu adalah hari dimana semuanya dimulai.

》》》》

Holla guys !!🤗
TLQ udah update !! Siapa yang nungguin ?☝
Sorry bgt ya kalo update nya rada lama🙏
Karena sesungguhnya aku lagi sibuk mempersiapkan kelanjutan pendidikan aku😫
Okay, selamat membaca❤
Jangan lupa vote and comment😉
Maaf kalo ada typo😆

See you next part💓

💋💋💋

dwilestari.27👀

The Last Queen (TAMAT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang