TLQ #13

34.9K 3K 109
                                    

Part 13...

Begitu sunyi, begitu damai, namun tak sedamai dulu. Bangunan megah itu masih sama seperti dulu, terlihat kokoh dari luar, terlihat damai dari luar, namun suasananya tak lagi sama saat Ratu Adora hidup. Sunyi, bagai tak ada warna kehidupan.

Bahkan sang raja telah kembali seperti dulu, bengis dan tak kenal ampun. Berbeda saat keberadaan ratu Adora di sampingnya. Semua telah berubah.

>>>>>

Ku tatap sekelilingku Darah,, di sekelilingku begitu banyak mayat yang tergeletak dengan darah. Bau anyir dari segala penjuru, tak ada pohon, semua hancur, awan awan gelap bertebaran di atas sana menghalangi cahaya matahari yang berpencar. Tanganku berlumuran darah. Apa ini ? Apa aku yang membunuh mereka semua ?
Aku berjalan dari tempatku berdiri, mencari seseorang yang mungkin ku kenal di antara banyaknya mayat mayat ini. Tubuhku membeku saat melihat semua yang ku kenal telah menjadi mayat yang berlumuran darah. Ku dongakkan kepalaku, melihat ke sekelilingku sekali lagi. Sejauh mataku melihat, semua mayat dan hanya diriku yang hidup. Apa apa an ini ? Ada apa sebenarnya ini ? Seperti sebuah film, otakku terus memutar penggalan penggalan kejadian yg menyebabkan semua ini terjadi. Tidak mungkin. Di dalam penggalan penggalan kejadian itu, aku melihat diriku yang berbeda, diriku yang haus akan darah, diriku yang benar benar gelap, diriku yang seperti monster, diriku yang tanpa belas kasihan membabat habis seluruh manusia tanpa sisa.

Tubuhku bergetar, air mataku menetes tiada henti, kakiku tak lagi mampu menahan berat badanku. Aku terjatuh dengan tubuh yg bergetar hebat dan airmata yang tiada henti mengalir di pipiku. Tidak mungkin, tidak mungkin aku yang melakukan ini. Aku berteriak marah pada diriku sendiri, hingga akhirnya kegelapan menarikku.

Abila terbangun dari tidurnya dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Nafasnya tak teratur, mengingat kembali apa yang baru saja terjadi. Dengan segera dia bangkit dan berlari keluar. Abila berlari kesana kemari seperti orang kesetanan, dia butuh seseorang. Raina yang melihat itu langsung menegur Abila.

"Ada apa denganmu Aby ?" Tanya Raina heran.
Aby langsung tersentak dan
"Perang. Apa sudah terjadi perang ? Apa aku membunuh mereka semua ?" Tanya Aby tergesa gesa. Raina menyipitkan matanya,
"Kau bermimpi Abila." Ucap Raina.
Aby melongo mendengar ucapan Raina. Mimpi ? Apa yang baru saja dia alami adalah mimpi ? Bisakah itu di sebut mimpi, itu begitu nyata untuk disebut mimpi.
"Duduklah dulu, aku akan mengambilkan air untukmu." Perintah Raina.
Abila duduk dengan kaku seperti orang linglung.

Raina datang membawa segelas air dan memberikannya kepada Aby,
"Minumlah."
Aby meminum minuman itu dengan 1 kali tarikan nafas.
"Hei. Tenanglah, kau bisa ceritakan apa yang terjadi." Bujuk Raina
"Aku membunuh mereka semua tanpa sisa. Semuanya mati, darah, peperangan." Ucap Aby.
"Ini terlalu nyata untuk di bilang sebuah mimpi." Lanjut Aby.
"Aku seperti berubah menjadi seorang monster yang mengerikan dan membunuh semua orang tanpa pandang bulu. Semua tanpa terkecuali."

"Tenanglah. Itu hanya mimpi." Ucap Raina
"Mimpi atau pertanda ?" Tanya Aby, mukanya berubah menjadi datar.
"Aby dengar itu ha----"

DUARR !!!!

Ucapan Raina terpotong dengan suara ledakan yang begitu memekakkan telinga.
"Ada yang datang." Ucap Raina tegang

Raina dan Aby keluar untuk melihat siapa yang datang. Aby terkejut saat melihat seseorang yang datang. Ara.
"Apa yang kau lakukan di sini Ara ?" Tanya Aby dingin.
"Aby !!" Teriak Ara bahagia, lalu berlari dan memeluk Aby dengan erat.
"Aku bertanya padamu." Ucap Aby dingin
Ara langsung melepas pekukannya,
"Apa kau tak senang jika aku kemari ?" Tanya Ara,
"Dari mana kau tau tempat ini ?"
"Felling."
"Kau ke sini. Artinya cepat atau lambat mereka akan mudah mengetahui posisiku."
"Aku tak bermaksud seperti itu Aby, aku hanya mengkhawatirkanmu maka dari itu aku mencarimu." Mata Ara sudah berkaca kaca,
"Bisa kau tak mengikutiku ? Aku tak ingin melibatkanmu lebih jauh."

"Tapi Aby, aku sudah terlanjur ke sini. Apa---"
Aby langsung memotong ucapan Ara,
"Kau bisa ke sini otomatis kau bisa kembali."
Aby menatap tajam Ara, sedangkan Ara menatap Aby dengan sendu. Raina yang melihat itu akhirnya berbicara.
"Sudahlah Aby, biarkan dia bersama kita sebentar. Tenanglah." Lerai Raina.
Tanpa sepatah kata pun, Aby langsung meninggalkan Raina dan Ara.

》》》》》》》

NB : Hai guys👋
Maaf baru bisa update lagi TLQ nya😔
Maaf banget ya, soalnya kemaren* lagi sibuk banget jadi ga ad waktu luang.
Dan sekarang baru sempat update lg😁
Maaf juga kalo part ini pendek🤔
Kalo kalian suka cerita ini, minta dukungannya ya dengan vote😊
Oke, selamat membaca guys....
Semoga suka, maaf kalo rada gaje maybe🤔

See you next part🤗🤗
Jangan lupa bintang nya😁

The Last Queen (TAMAT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang