Tina sudah tidak berdaya selama Mardi dan istrinya pergi, Wawan semakin bebas menyentuhnya kapan saja dia mau. Tina sudah pasrah, bahkan saat Wawan meminta berhubungan badan, Tina sudah paham membuka celana dan tidak berani melawan. Lima hari orangtua Wawan pergi Tina sudah tidak bisa menghitung berapa kali Wawan menyentuhnya. Sampai Mardi pulang.
Wawan mulai terlihat tidak menyukai Ayahnya. Malam itu Mardi membawa Tina ke kali dengan alasan akan di ruwat. Wawan yang mengerti niat Ayahnya diam-diam berbisik pada Tina.
"Kalau di suruh minum air dan obat jangan mau ya, itu akal-akalan Bapakku saja supaya bisa menciummu," bisik Wawan di telinga Tina.
Tina hanya diam dan menatap Wawan, Tina tidak menjawab hanya bisa mengangguk. Istri Mardi yang sudah lelah terlelap tidur. Wawan diam-diam ingin mengikuti Ayahnya. Tina sudah gelisah dan jantungnya berdegup kencang. Tina terlanjur mengagumi Mardi dan selalu nurut perkataan Mardi. Tina di gandeng Mardi menembus kegelapan malam. Mardi berhenti dan memberikan minum dan obat. Tina pura-pura meminumnya, Mardi yang sudah tidak tahan langsung menggandeng Tina ke tempat gelap, di antara bebatuan yang besar.
Mardi memeluk Tina dan mencumbunya. Mardi tidak menyadari kalau Tina masih sadar dan hanya diam di cumbu Mardi. Mardi tersentak kaget ketika Tina mendesah dan memeluk Mardi, semakin bergejolak nafsu Mardi. Wawan yang menyaksikan dari kejauhan mengepal tangannya dan menyimpan rasa cemburu yang teramat besar. Mardi tidak sulit lagi melepas baju Tina, Mardi langsung melepaskan hasratnya pada Tina dan berbisik.
"Kamu sudah pintar ya. Ndo! jangan bilang-bilang pada siapapun, ya?" bisik Mardi di telinga Tina.
Tina hanya mengangguk dan menuruti Mardi. Selesai bercumbu Mardi membantu memakaikan baju untuk Tina. Wawan sudah tidak sabar menemui Tina dan memarahinya. Sampai rumah, Wawan sengaja menunggu Ayahnya tertidur pulas, diam-diam Wawan masuk ke kamar Tina dan membungkam mulut Tina.
"Diam! kenapa kamu menikmati cumbuan Bapakku! aku sudah bilang jangan mau!" bisik Wawan.
Tina hanya diam dan memandangi Wawan, jantung Wawan berdegup kencang, tubuhnya bersentuhan dengan Tina membuat hasrat birahinya naik, Wawan langsung mencium Tina dan mencumbunya. Bagi Tina sudah tidak asing dirinya menjadi budak nafsu Wawan dan Mardi. Tina sudah pasrah dengan keadaan yang menimpanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Nafsu Birahi Berujung Maut
Terror18++ Dewasa Tina adalah korban dari ambisi Ibunya yang ingin mengambil jalan pintas untuk penglaris. Mardi dukun cabul berhasil mengelabui Ibunya Tina, Mardi mengatakan Tina anak yang sial dan harus di ruwat. Selamat menikmati membaca cerita ini sam...