Tulisan kapur biru 2

67 1 0
                                    


Berikan komentar terbaik kalian mengenai cerita ini.

Kalian juga bisa follow media sosial saya di :

INSTAGRAM : @frasyahira

TWITTER : @frasyahira 

FACEBOOK : frasyahira 


Mereka berempat tertawa kecil seolah sedang mentertawakan kehidupan remaja mereka yang rumit dan penuh dengan intrik. Mereka lalu berjalan bersama menuju kelas mereka masing-masing. Syifa menahan air matanya ia sedih seolah Malto tidak meanggap keberadaannya.

"Malto!" teriak Syifa.

Malto menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan menatap tajam Syifa yang berdiri di koridor sekolah seorang diri. Laki-laki itu lalu berjalan cepat menghampiri gadis yang di kenalnya sejak kecil.

"Aku kecewa sama kamu. Kamu udah berubah, Syifa yang aku kenal dari kecil gak mungkin ngelakuin hal bodoh kaya gitu."

Syifa menahan air matanya. "Aku ngelakuin itu karena aku suka sama kamu. Aku gak mau kehilangan kamu, aku sayang kamu."

Malto berusaha tegar ia sebenarnya tidak tega memarahi Syifa. Tapi ia harus memberi gadis itu pelajaran. "Dengan kamu ngelakuin hal itu, justru kamu udah kehilangan aku. Sekarang aku udah tau gadis mana yang baik buat aku. Dan aku sangat, sangat kecewa sama kamu. Mungkin Syifa yang aku kenal dulu tertinggal di luar negeri. Aku mau ketemu sama Syifa yang dulu. Sampai hal itu terjadi aku gak mau ketemu sama kamu dulu." Laki-laki itu lalu kembali kepada teman-temannya yang berdiri di ujung koridor.

===

Benar kata Malto bagi anak SMA skors yang di berikan oleh sekolah merupakan liburan gratis bagi mereka. Hari kedua mereka di rumahkan oleh sekolah, kedua gadis itu malah jalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan. Mala dan Fara saat ini ada di sebuah toko aksesoris wanita.

"Yang ini bagus gak." Fara memperlihatkan sebuah kalung kepada Mala.

"Kayanya gak cocok deh sama warna baju lo," ucap Mala.

Waktu satu jam rasanya kurang bagi seorang gadis untuk memilih-milih aksesoris yang mereka inginkan. Setelah kurang lebih satu jam mereka lalu keluar dari toko itu dan langsung menuju sebuah kafe yang letaknya ada di lantai satu.

"Jadi hubungan lo sama Malto gimana?" Fara menyesap es cokelatnya.

Mala yang duduk di depannya mengangkat kedua bahu. "Masih belum jelas statusnya. Tapi kita udah saling tau perasaan masing-masing."

"Oh... jadi ceritanya Qimala Hanindya tinggal nunggu di tembak aja nih!"

Mala tersenyum ia tidak menanggapi perkataan teman wanitanya itu. Mala mengaduk aduk Vanila Latte yang ada di cangkir lalu ia menyesapnya.

"Itu mereka!" Fara melihat kedatangan Malto dan Valdi yang masih memakai seragam SMA.

"Hai sayang," ucap Valdi lalu duduk di samping pacarnya.

"Ih jijik gue dengernya." Malto duduk di samping Mala yang sedang tertunduk.

"Nanti juga kalau lo punya pacar lo pasti bakalan ngomong kaya gitu," kata Valdi.

CINLOV Karena Cinta, Pasti Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang