Seumur hidup ia sekolah di sana. Baru kali ini Mala masuk ke gudang sekolah yang terletak di bagian belakang dan letaknya di paling ujung dekat toilet yang sudah tidak terpakai. Setahu Mala gudang ini angker. Banyak cerita-cerita horor yang ia dengar selama sekolah di sana.
Salah satu cerita paling seram yang pernah ia dengar ialah. Dua puluh tahun lalu pernah ada seorang pelajar yang di perkosa di gudang itu lalu di bunuh. Dan sejak itu arwahnya selalu diam di dalam gudang dan sesekali sering terdengar suara tangisan dari arwah itu. Sebenarnya Mala sendiri belum pernah sih melihat hantu di sekolahnya atau bahkan mendengar suara tangisan hantu dari gudang itu. Selama ini ia hanya mendengar cerita-cerita saja, tanpa pernah mengetahui fakta sebenarnya.
Tunggu sebentar apa? Di perkosa! Mala mengerenyitkan dahinya. Ia menyilangkan kedua tangan di depan tubuhnya. Matanya menatap tajam ke arah Malto yang sedang berdiri di dekatnya.
"Kenapa lo?" Malto tersenyum ia melihat Mala bertingkah aneh. "Ohh... biar gue tebak, lo pasti mikir cerita-cerita aneh soal gudang ini ya."
"Lagian lo ngapain sih bawa gue ketempat sepi kaya gini. Mencurigakan tau gak,"
Malto tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Ia berjalan ke salah satu lemari tua yang ada di sana. Malto memasukan kunci ke lubang kunci lalu membuka lemari itu. Ia mengambil beberapa makanan kemasan dari dalam lemari dan meletakannya di hadapan Mala. Mata gadis itu menatap aneh. Ia lihat ada biskuit cokelat, keripik singkong, wafer dan dua botol minuman bersoda.
"Otak lo itu isinya penuh dengan hal-hal kotor. Makannya lo suka mikirin hal-hal yang aneh-aneh," kata Malto lalu duduk di depan Mala.
"Siapa yang mikirin hal-hal kotor sih. Gue cuma waspada! Terus kenapa bisa banyak makanan di sini?"
"Semua cerita yang lo denger soal gudang ini, itu semua sengaja di bikin sama para alumni kita, supaya gak ada yang berani dateng ketempat ini. Jadinya mereka semua bisa bebas deh ngapain aja di sini tanpa ada yang ganggu." ujar Malto.
"Pantesan lo, Datra sama Zalmi suka ngilang tiba-tiba. Pasti kalian kesini ya,"
Malto menaikan kedua alisnya tanda kalau ia mengiyakan perkataan Mala. Laki-laki itu lalu membuka tutup botol minuman soda rasa jeruk dan menyerahkan ke Mala.
"Di sini kita bebas mau ngapain aja. Makan, tidur, ngerokok, nonton,"
"Nonton?" Mala bingung Ia menoleh kesana kemari mencari apakah mungkin ada televisi di sana.
"Bukan nontin tv. Lo tau sendiri lah cowok-cowok suka nonton apaan. Masa harus gue jelasin," ucap Malto.
"Memang dasar ya kalian semua mafia bokep. Belum aja tar mata kalian bintitan baru tau rasa," dengan kesal Mala mengambil wafer lalu memakannya.
Tidak lama pintu gudang terbuka. Masuk dua orang yang sangat di kenal oleh Mala dan Malto. Datra dan Zalmi teman sekelas Mala dan Malto yang tadi baru saja di bicarakan masuk dan langsung duduk.
"Widih lo di sini juga La," kata Datra.
"Di apain aja lo sama Malto," tanya Zalmi.
Malto tersenyum. "Yaelah belum juga ngapa-ngapain."
"Awas aja ya lo berani colek gue sedikit aja gue hajar." Mala mengarahkan kepalan tangannya ke hadapan Malto. "Kok kalian bisa kesini?"
"Ya bisa lah. Gue sama Datra alesan aja mau ke toilet. Abisnya gue males sama MTK gak cocok," kata Zalmi.
Malto melemparkan kulit kacang ke wajah Zalmi. "Kampret! Gak cocok apanya lo pikir MTK itu cewek apa."
"Bagi gue matematika itu sama kaya cewek susah di mengerti," ucap Zalmi.
"Tua lo," sela Datra.
Mau tidak mau Mala terpaksa harus bersama mereka di gudang. Mala satu-satunya perempuan yang ada di sana. Dan ia harus mendengarkan omongan-omongan kotor dari ketiga teman laki-lakinya itu. Mala menghabiskan satu bungkus wafer cokelat. Perutnya kini sudah tidak terasa sakit lagi. Namun sekarang malah kupingnya terasa sakit. Sejak tadi ia terus saja mendengarkan ketiga teman laki-lakinya membicarakan soal video yang sedang mereka saling bagi di ponsel mereka.
"Yang anak SMA Jepang nih bagus," ucap Malto.
"Ah bosen gue. Kemaren gue udah download yang Thailand, mau gak?" kata Datra.
"Widihh... mau dong gue," ucap Zalmi.
Mala merasa jijik dengan tingkah ketiga temannya itu. Ia melempar satu persatu temannya itu dengan keripik singkong. "Woi taubat woi. Lo semua gak malu apa ada gue."
"Aduh lo tuh ganggu aja sih. Kita ini lagi saling berbagi. Kan berbagi itu di perbolehkan," kata Malto. Menurutnya semua hal yang berhubungan dengan berbagi di perbolehkan. Termasuk bagi-bagi rokok, video dewasa apalagi uang meskipun agak sedikit maksa alias malak ke adik kelas.
"Bagi-bagi yang sangat tidak bermanfaat," ketus Mala.
"Alah bilang aja lo juga mau liat. Nih gue kasih liat."
Dengan cepat Mala menutup kedua matanya ketika Malto mengarahkan layar ponselnya ke hadapan Mala. "Malto gue hajar lo ya. Matiin gak!"
Malto mengencangkan volume smartphonenya dan terdengar suara sekelompok gadis SMA jepang yang sedang bernyanyi. Perlahan Mala membuka tangannya dan melihat ke arah layar ponsel Malto yang sedang memutarkan video dari idol group wanita jepang yang di kenal dengan AKB 48.
"Tuh kan bener kata gue. Emang dasar lo aja yang suka berpikiran negatif ke gue. Orang kita lagi nonton video klipnya AKB 48," ucap Malto.
Mala menghela napasnya ia merasa lega sekaligus malu karena telah berpikir hal yang tidak-tidak soal ketiga temannya itu. Tapi seperti biasa meskipun ia tahu ia salah tapi ia paling gengsi untuk meminta maaf. Apalagi harus minta maaf sama seorang makhluk yang bernama Malto.
"Lagian lo juga sih mancing gue buat berpikiran negatif."
"Mancing lo? Memangnya lo ikan apa di pancing. Oh iya gue lupa, lo kan memang ikan ya. Ikan dugong alias jenong. Jidat lo mirip sama dugong, super jenong."
"Sssttt... jangan berisik nanti ketauan. Kalian tuh kenapa sih dari SMP berantem terus," ucap Datra yang dulu juga pernah satu SMP dengan Mala dan Malto.
Sejak pertama bertemu di SMP memang hubungan kedua orang itu tidak pernah akur. Selalu ada saja hal-hal yang aneh yang mereka ributkan. Dulu ketika kelas 8 mereka pernah berantem gara-gara cimol. Menurut Mala cimol itu singkatan dari aci di emol tapi menurut Malto cimol itu singkatan dari banci ke mall. Banyak hal-hal yang gak jelas mereka perdebatkan namun anehnya mereka tidak pernah bermusuhan. Setiap kali merasa kesal mereka hanya akan saling diam lalu tidak lama pasti akan baikan dengan sendirinya. Ya meskipun tidak lama kemudian mereka pasti akan bertengkar lagi.
Genk jangan lupa Vote dan Comment-nya ya.
Gimana menurut kalian cerita ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
CINLOV Karena Cinta, Pasti Love (COMPLETED)
Fiksi RemajaMala dan Malto dua anak remaja yang selalu memperdebatkan segala hal, Hingga akhirnya Valdi kekasih Mala mengetahui sesuatu di balik semua cerita Mala tentang Malto. Gadis itu mengerti bahwa yang ia cintai sebenarnya adalah Malto. Namun kahadiran Sy...