8. Tunggu, apa?

731 81 17
                                    

"Kino, ada yang mau mama sampein buat kamu"

"Apa ma?"

"Kak Yan An itu..."

¥¥¥

"Kak Yan An kenapa ma?"

Taeyong memegang bahu kanan Kino. "Kak Yan An, bukan dari keluarga kita" ujarnya. Apa? Kenapa?  hanya itulah batinan yang Kino pikirkan. "Lho, kok gitu? Bukannya Kak Yan An hyung-nya aku?" tanya Kino.

"Kang Hyunggu, anak kesayangan mama, Yan An itu sebenarnya bukan dari darah kita. Dari namanya, itu aja udah kayak nama orang China. Kak Yan An yang sebenernya itu lahir di Shanghai, China. Marga yang sebenernya itu Wu Yan An.

Dulu, hyung-mu ini awalnya dititip ke mama waktu Yan An masih umur 1 tahun sama mamanya. Kata mamanya Yan An yang asli, mamanya itu mau pergi sebentar buat cari barang. Tapi satu setengah jam mama nunggu, dia gak kunjung dateng. Ya udah, karena kasihan sama Yan An, mama bawa pulang ke rumah kita dulu di China.

4 bulan di sana, mama Yan An yang asli itu belum kunjung dateng juga. Yan An tiap hari nangis pas bangun tidur entah kenapa. Dan itu, kejadian itu pas kamu masih 6 bulan di perut mama. Dan pas kamu umur sekitar 4 tahun, kita pindah ke Jepang. Karena kejadian kamu amnesia di Jepang itu, kita pulang ke Korea Selatan.

Jadi, perjalanan kita itu panjang saat kamu lahir dan kamu tau bahwa Yuto dulunya gak inget kamu, dan Yan An sebenernya bukan dari darah kita.

Nama asli Mama dan Papanya Yan An itu, nama sahabatnya mama dan papa juga. Wu Yi Fan dan Wu Zi Tao. Yan An anak tunggal juga, sama kayak kamu"

Cerita yang Taeyong ceritakan membuat Kino semakin memegang erat ujung bajunya. Karena tak sanggup menahan air mata, ia menumpahkannya. "Kenapa gak cerita lebih awal, ma?" tanya Kino. "Dulu, kamu belum ngerti apa-apa. Makanya mama kasih tau sekarang" jawabnya. Kino cuman bisa lari ke dalam pelukan mamanya itu. Mamanya mengelus rambut Kino perlahan dengan isakan dan tangisan anaknya itu.

Kini, ia tahu, bahwa keluarganya yang selalu bahagia itu menyimpan sebuah rahasia besar yang dulunya tak ia ketahui. Kino merasa sedih karena kemungkinan ia dan Yan An akan berpisah. Ia di Seoul, sedangkan Yan An ada di Shanghai. Di tengah isakannya, Kino bertanya "ma, nanti kak Yan An balik ke Shanghai?"

"Nggak. Orang tuanya bakal ke Seoul dan bertetangga sama kita. Jadi, kamu gak akan pisah sama Yan An" jawab Taeyong. Entah kenapa, Kino yang kadang suka berantem sama kakak sialannya itu, tiba-tiba ia tersenyum bahagia karena Yan An tak akan pergi. "Kak Yan An masih tidur, kalo mau kamu bangunin gih" tambah mamanya.

Kino langsung tancap gas ke kamar tidur Yan An yang ada di samping kamarnya. 'Lha, kok gak ada suara ngoroknya si? Dia gak tidur?'  batin Kino yang menguping lewat pintu kamar itu. Dia buka pintunya perlahan, dan terlihat sosok Yan An yang lagi natap bingkai foto.

"Kak"

"Apa?"

"Itu siapa?"

"Ini Mama sama Papa kakak"

"Kakak kangen gak, sama mereka?"

"Kangen banget"

Yan An sekarang nangis entah setan apa yang ngerasukin dia. "Dapet fotonya dari mana kak?" tanya Kino. "Mama (Taeyong) ngirimin ini pas kakak baru mau pulang ke rumah" jawabnya.

"Berita bagus kak"

"Apa?"

"Kakak gak bakal pindah ke Shanghai"

"My Fudanshi Boy ; Yuki" [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang