Chap. 20

32.9K 1.9K 152
                                    

Matsuri memandang keluar jendela mobilnya. Ia menatap kosong. Hanya bergelut pada pemikirannya.

"Biar aku bantu, pasti berat"

Matsuri tersenyum. Itu pertama kali Sasuke bicara padanya saat ia membawa tumpukan buku tugas teman di kelasnya untuk dibawa ke ruang guru. Ia masih ingat wajah datar Sasuke yang tak pernah memandangnya langsung.

Ia juga ingat bagaimana Sasuke pernah mengabaikannya hanya demi Hinata, sepupunya itu benar-benar sangat mengganggu. Mengingat Hinata tau bahwa dia melakukan hal buruk pada Sakura. Untung saja Matsuri dengan cepat mengancam Hinata akan melakukan hal yang tak terduga jika Hinata sampai membocorkan segalanya.

Tok tok

Matsuri menoleh

"Boleh aku masuk?"

Matsuri mengangguk

"Bagaimana Tayuya?"

Karin mendesah

"Yahhh dia baik, dan bertambah gila"

"Maksudmu?"

"Setelah rusuknya patah, ia jadi berambisi mematahkan leher Sakura atau langsung melepas Vasco dan membuat Sakura tercabik"

Matsuri hanya diam. Ia tau Tayuya itu gila. Bahkan bisa dibilang pshycopat.

"Kita akan segera menghabisi Sakura"

...

...
...

...

"Jadi sudah terjadi walaupun tak seperti dugaanku"

Sakura duduk di samping perempuan peramal yang akhir-akhir ini sering ia temui.

"Yahhh, tapi apa salahku? Aku diculik dan sekarang pacarku memasang gps padaku"

Sakura menggerutu

"Pacarmu, apa dia tampan?"

Sakura mengangguk

"Hei, aku tak tau namamu, cepat beritau namamu"

Wanita itu mengambil kelopak sakura yang telah kering dari bingkisan di tangan Sakura.

"Rupanya tanda tak berarti jika ikatan sudah mengerti"

Sakura mendesah, itu bukan jawaban yang ia inginkan

"Siapa namamu?"

"Walaupun kau bisa mengubah nasib buruk, tapi takdir tak dapat dihindari"

Wanita itu menatap keatas

"Langit tetap sama, matahari tetap di posisinya, hanya awan yang berubah, kau berhati-hatilah. Sesuatu yang rupawan yang kau punya, diincar seorang iblis bertopeng malaikat, dan juga kau harus menyadari, bahwa milikmu membawa bahaya sekaligus akan menjadi pelindungmu"

Sakura mengangguk, ia lalu berdiri

"Terimakasih untuk hari ini"

Dalam hati 'walaupun aku tak mengerti'

Sakura mengambil sepeda miliknya, ia melambai.

"Guren"

Sakura berhenti lalu memandang perempuan yang tadi ia ajak bicara

"Namaku, Guren"

...
...
...

"Hinata, matikan lampunya"

Naruto melenguh di bawah kungkungan selimut tebal yang hangat. Ia meraba-raba kesamping guna menemukan kekasihnya.

Naruti membuka matanya, ia tak melihat Hinata, lalu pandangannya beralih menyamping.

My Shit Boy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang