Th-ree

1.2K 151 24
                                    

Jennie kalau mengingat perkataan bosnya barusan langsung bergidik merinding. Bagaimana tidak bosnya dengan outfit yang menurut jennie sexy itu, berbicara dengan suara beratnya sangat rendah bahkan bisa dikatakan berbisik tepat di daun telinga jennie.

Dan apa tadi, nanti malam untuk apa bosnya mengunjungi apartemen dia? Padahal jennie harap kejadian malam itu sudah jangan terulangi atau di ungkit lagi. Jennie ingin baik jennie maupun bosnya itu melupakan saja kejadian malam itu agar profesionalitas pekerjaan tetap terjaga.

Akhirnya jennie memutuskan pulang dengan berbagai macam pikiran berkecambuk dalam benaknya. Ah tidak mungkin bosnya nanti malam akan berkunjung ke tempatnya. Pasti tadi hanya ucapan ancaman saja sih menurut jennie. Sudah jen, tidak usah kau ambil pusing lebih baik kau cepat beres beres apartemen, makan, mandi dan tidur.

Ting       

tong!

Ting       

tong!

Berkali kali bel apartemen jennie berbunyi tapi sang pemilik yang baru saja selesei mandi itu pun langsung panik ketakutan, bagaimana jika bosnya itu benar kemari?

Jennie langsung buru buru berpakaian dan menengok ke arah interkom siapa yang malam malam begini berkunjung.

The hell! Wajah tampan bosnya terpampang jelas di layar interkom, tengah menatap sendu ke arah pintu apartemen jennie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The hell! Wajah tampan bosnya terpampang jelas di layar interkom, tengah menatap sendu ke arah pintu apartemen jennie. Ada apa dengan bosnya? Ia belum pernah terlihat sekacau ini. Jennie langsung membuka kan pintu dan menyambut bosnya.

Begitu pintu terbuka, Daniel langsung menghambur ke dalam pelukan jennie. Mendekap erat gadis itu seakan ia tak ingin kehilangan apa yang tengah ia rengkuh. Jennie yang mendapatkan perlakuan tersebut secara mendadak hanya bisa membulatkan matanya dan mematung.

"Bos.." hanya panggilan lirih yang hanya bisa jennie lantunkan. Hatinya sedang tidak karuan untuk sekarang. Jantungnya berdesir sangat cepat akibat perlakuan mendadak dari bosnya.

Perlahan jennie berjalan mundur dan menuntun daniel untuk memasuki apartemennya. Ia menutup pintu dengan kesusahan karena daniel enggan melepaskan pelukannya itu.

Sepuluh menit berlalu dan Daniel masih betah dalam posisi ini tiada niatan untuk melepaskan dekapannya bahkan Daniel sekarang  mulai menghadapkan wajahnya ke arah ceruk leher jennie, menghirup aroma strowberry manis yang menguar akibat jennie baru saja mandi.

Jennie merinding diperlakukan seperti ini. Bisa gawat ini, jika diteruskan hmm. jennie harus menghentikannya dan berusaha melepaskan tangan kekar Daniel dari tubuhnya.

Tapi Daniel justru memeluknya lebih erat lagi. Bahkan sekarang bahu Daniel bergerak naik turun dan dapat Jennie rasaakan baju bagian bahunya terasa basah. Hey, apakah bosnya ini tengah menangis?

"Boss, are you okay?" Tanya jennie pelan pada bosnya itu. Tidak ada jawaban dari mulut bosnya yang ada tangisnya makin tumpah semenjak jennie menanyakan perihal keadaan dirinya. Jennie hanya bisa membalas pelukan bosnya itu sembari tangannya mengelus punggung lelaki itu, berusaha menenangkan.

Tak berapa lama, tangisan Daniel mereda dan melepaskan dekapannya pada Jennie yang ternyata baru mereka sadari, sedari tadi mereka masih berada di balik pintu. Daniel hanya mengulum senyuman tipis sekilas saat melihat wajah bingung Jennie.

"I'm so sorry, Jane." Kata Daniel pelan dan berjalan berbalik hendak pergi meninggalkan Jennie tapi tangannya di tahan oleh Jennie.

"Boss, saya tahu boss sedang tidak baik baik saja. Masuklah dulu." Kata jennie dan menarik Daniel untuk duduk di sofa ruang tengah apartemennya.

Jennie langsung mengambilkan minum untuk Daniel begitu lelaki itu duduk di sofa. Daniel masih diam tak bergeming. Dia masih melamun saat menerima minumannya.

"Saya nggak akan tanya boss kenapa, saya hanya tahu boss sedang tidak baik-baik saja. Jadi tenangkan dulu pikiran boss sebelum boss menyetir, bisa bahaya nanti." Kata jennie yang membuat Daniel menoleh ke arah gadis itu. Daniel bisa lihat sorot wajahnya menampakkan perasaan yang tulus, perasaan kekhawatiran terhadap keadaan Daniel saat ini.

"Jane..."

"Hmm?" Jawab jennie sambil menghadap ke arah bosnya dan menatap manik hitam milik bosnya.

"Can I hug you again?"






*
*
*
*
*

Gimana pada nungguin gak nih?
Maaf ya Jee nggak bisa update semalem
The heck, ternyata watty error ya semalem
Nyampe Jee mau update aja gagal mulu
Sorry banget kalo ada yg nungguin
Sorry banget loh yaa
Nantikan update berikutnya
Vomment juseyooo guys :)))

Wonderlust - JENNIEL ( JENNIE X DANIEL )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang