Minhyun sampai saat ini belum ada kabar juga. Sudah hampir genap dua bulan dia menghilang seperti ditelan bumi. Jennie memang sengaja menyibukkan diri dengan aktifitasnya dikantor dan membanu sunbae sunbaenya guna menghalau memikirkan Minhyun. Pasalnya, dia mulai berpikiran yang tidak tidak mengenai keadaan Minhyun diluar sana. Dia ingin percaya bahwa Minhyun masih hidup dan baik-baik saja.
Jennie melewati hari-harinya kini tanpa senyum menghiasi wajah cantiknya. Pipinya yang dulu tembab dan sering dijadikan bahan cubitan Jonghyun sunbae kini berubah menjadi tirus akibat berat badannya yang kian turun drastis. Rekan kerja Jennie paham, ia tengah kehilangan gairah hidupnya. Seperti saat kau kehilangan mendadak sesuatu yang kau anggap berharga. Tak jarang, Jonghyun atau Lisa sering mengingatkan Jennie untuk makan. Mereka makin jarang melihat Jennie makan. Dan tubuhnya makin terlihat mengenaskan.
Jennie hanya menyenderkan badannya yang terasa tak bertenaga pada dinding lift, ia ingin segera pulang dan mengistirahatkan tubuhnya. Jennie memejamkan matanya lelah dengan kegiatannya dan pikiran negatif akan keberadaan Minhyun saat ini. Dia sampai tidak memperdulikan ada seseorang juga yang memasuki lift tersebut. Jennie merasakan kepalanya di geser untuk bersandar pada bahu seseorang itu, dan membuatnya langsung membuka matanya. Pemandangan yanh ia dapatkan adalah wajah tenang bosnya tengah tersenyum lembut pada Jennie. Tangannya mengusap kepala Jennie pelan, seperti menyalurkan ketenangan pada Jennie.
"Boss..." kata Jennie lirih.
"Biarkan seperti ini dulu, kau pasti lelah." Sahut Daniel masih mengusap kepala Jennie pelan, yang membuat Jennie memejamkan matanya menikmati usapan itu.
"Pulang naik apa, Jen? Menyetir sendiri?"
"Nope. Taksi." Sahut Jennie singkat.
"Biar saya antar ya, Jane. Tidak menerima penolakan."
"Hmm." Gumam Jennie pelan sudah malas berdebat dengan bossnya itu.
Ting!
Pintu lift terbuka tapi mereka masih berada di posisi tersebut. Tanpa mereka sadari sedari tadi ada dua orang yang tengah menatap mereka dengan kaget. Jonghyun dan Lisa, langsung buru-buru seperti akan berpindah ke lift sebelahnya. Jennie langsung berdiri dan berjalan menyapa singkat teman dan sunbaenya itu, dan berjalan keluar dari lift tanpa menghiraukan Daniel yang tengah mengejar langkahnya.
Entah bagaimana caranya tapi mobil Daniel sudah terparkir di depan kantornya. Daniel membukakan pintunya untuk Jennie dan menyuruh supirnya untuk pulang saja naik taksi. Jennie memasuki mobil Daniel dengan tubuh lelahnya tanpa menghiraukan tatapan orang orang yang saat itu berada di lobby.
"Sudah makan?" Tanya Daniel pada Jennie sambil tetap menyetir mobilnya.
"Belum. Tolong antarkan ke apartemen saya saja yaa." Jawab Jennie sambil memejamkan matanya lelah.
"Okay. Tidurlah, kau pasti lelah." Kata Daniel sambil mengusap pipi Jennie pelan.
Jennie membuka matanya, ternyata dia sudah berada di dalam apartemennya. Wajahnya memerah mengingat kejadian setengah jam yang lalu, saat ia pura pura tidur di mobil Daniel. Tak berapa lama ia merasakan bibir Daniel di keningnya cukup lama dan Jennie bisa mendengar apa yang dikatakan Daniel.
"Jangan sakit, Jane. Saya sayang kamu." Kata Daniel sambil menjauhkan bibirnya dari kening Jennie. Dan setelah itu, Jennie ternyata tertidur dengan nyamannya setelah dua bulan ini tidak bisa tertidur dengan tenang.
*
*
*
*
*
Hola hola
Jee terharu guys,
Work Jenniel ini sudah mencapai 1,04k views yuhuu
Thank you yaa buat semua yang sudah mencintai work ini :))
Ini bonus untuk kalian hehe
Jee sayang kalian :*
Cutie sexy couple kesayangan kita huhu
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderlust - JENNIEL ( JENNIE X DANIEL )
Short Story(n) is a word to describe the stage in a relationship or phase of love when you are not sure if you are lusting after or actually in love with someone. - hanya perjalanan kisah cinta yang kusut dan tidak berujung antara jennie dan daniel -