Sudah hampir satu bulan ini Jennie jarang melihat Daniel berada di kantor. Entah mengapa Jennie sering bertanya tanya sendiri dimana sebenarnya bosnya itu berada. Terakhir ia melihat bosnya ya waktu Daniel langsung pulang dari apartemennya saat melihat minhyun datang menemuinya.
Seperti hari ini, Jennie berangkat dengan berbagai macam pikiran menggelayuti lamunannya. Hingga ia tidak sadar akan kehadiran seseorang di sampingnya yang memang sedang menunggu lift datang.
Seseorang itu hanya memandang jennie sambil tersenyum tipis melihat kelakuan jennie. Mereka berdua pun langsung masuk ke dalam lift, hanya berdua.
"Ehemm...." seseorang itu berdeham singkat dan berhasil memecahkan lamunan jennie. Jennie yang langsung menolehkan wajahnya kaget melihat wajah yang sebulan ini selalu ia cari.
"Dan-... boss?" Kata jennie terbata saking terkejutnya. Daniel hanya tertawa melihat tingkah laku jennie itu. Dan langsung membawa Jennie ke dalam dekapannya.
"Miss you, Jane. Nggak liat kamu sebulan ini." Bisik Daniel dan jennie hanya bisa mematung dengan perlakuan mendadak dari bosnya itu.
Ting!
Lift telah terbuka dan keduanya langsung melepaskan dekapan itu. Jennie langsung membungkukkan badan dan pamit menuju ruangannya. Sedangkan Daniel harus menempuh 1 lantai lagi diatasnya.
Jennie semenjak keluar lift masih saja memegangi dadanya yang berdetak sekencang ini. Rasanya seperti jennie baru saja naik wahana histeria, nah kurang lebih seperti itu. Sudahlah, jennie langsung bergegas tanpa mau memikirkan lebih lanjut mengenai kejadian tadi.
"Jen, okay? Pipimu merah sekali." Tegur Rosé teman seperjuangan jennie yang berkenalan sejak saat masa interview. Ruangannya ada di depan ruangan jennie.
"Huh? Okay okay." Sahut jennie gugup sambil memegang pipinya dan langsung kabur masuk ke dalam ruangannya.
**
Jennie saat ini tengah berada di rooftop kantornya sambil menyantap bekal makan siangnya yang ia bawa sendiri demi menghindari godaan makanan dari cafetaria. Yups, Jennie sudah bertekad akan berdiet bulan ini. Dia langsung shock saat melihat berat badannya yang naik 4 kg dalam sebulan.
Jennie menyantap saladnya dengan tidak semangat. Lamunan jennie masih seputar kejadian tadi pagi. Sebenernya kenapa jennie harus melalui semua ini?
Setelah berkali kali merasakan yang namanya patah hati, terlebih baru dua bulan hubungan jennie dengan mantan kekasihnya kandas begitu saja, membuat jennie takut jatuh cinta lagi. Iphone jennie tiba tiba berdering.
"Kenapa hyun?"
"......"
"Iya nggak apa apa kok, hyun."
"Okay, see u dear" sahut jennie sambil memutuskan panggilan tersebut.
"Ehemm" ada seseorang yang berdeham dibelakangnya ternyata. Jennie langsung berbalik badan dan mendapati bossnya dengan wajah yang kurang mengenakan.
"Jane...."
"Hmm?"
"Siapa dia?"
"Huh?" Jawab jennie bingung.
"Dia, laki-laki yang waktu itu masuk ke apartemenmu dan yang baru saja menelfonmu. Si hyun hyunmu itu."
"Ah.. minhyun maksud boss?" Tanya jennie pada bosnya itu yang hanya dijawabi anggukan oleh Daniel.
"Dia Hwang minhyun, teman semasa kuliahku."
"Teman? Hanya teman?"
"Heemm, friend...
with benefit maybe?" Jennie nyengir dengan kekehan canggungnya.
*
*
*
*
*Yuhuuu Jee balik bawa update yaa
Pada nunggu gak nih? Hehe
Maaf kalo lama gak update hehe
Jangan lupa vote dan commentnya yaa ^^
Bai bai :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderlust - JENNIEL ( JENNIE X DANIEL )
Short Story(n) is a word to describe the stage in a relationship or phase of love when you are not sure if you are lusting after or actually in love with someone. - hanya perjalanan kisah cinta yang kusut dan tidak berujung antara jennie dan daniel -