Di suatu restoran bergaya klasik, seorang wanita tengah mematung di depan hidangan yang telah disajikan. Dia tengah melamun entah memikirkan apa, membuat pengawal yang tengah menemaninya makan itu menghela nafas berat.
"Nona, apa yang tengah kau risaukan?" Tanya asisten kim pada Jennie dengan pandangan khawatir. Dia juga sudah mendengar perihal gosip murahan yang melibatkan bosnya, Kang Daniel.
"Hah? Ah, tidak ada. Ayo makan." Kata Jennie sambil tersenyum tipis pada asistennya itu.
"Kau memikirkan boss, nona?" Tanya asisten kim lagi, dia benar-benar khawatir.
"Yeah, everytime, Jae." Jawab Jennie santai sambil tersenyum jahil. Jennie jadi ingat nasihat Minhyun saat akan pulang dari menjenguknya itu. Lelaki itu menyuruhnya untuk kembali ke Seoul, minggu depan juga Minhyun sudah akan kembali ke Seoul.
"Jae, apa kau tahu penerbangan tercepat ke Seoul jam berapa?"
"Kau ingin pulang, Nona?"
"Of course. Aku sudah mengambil cuti terlalu lama."
"Cuti terlalu lama atau kau merindukan boss nona?" Goda Jaehwan pada Jennie yang membuat Jennie langsung tersipu malu.
"Yaaah, aku juga mengkhawatirkan pekerjaanku tahu. Kau ini.." kata Jennie pelan.
"Iya iya, tidak usah bilang juga aku paham kau sangat merindukan boss kita hehe. Sebentar akan ku carikan. Nanti setelah makan malam akan ku bantu kau berkemas. Sekarang, kau makanlah Nona, aku tidak mau kau jatuh sakit."
"Thank you, Jae." Jawab Jennie dengan senyuman tulus pada Jaehwan.
***
Setelah menempuh perjalanan selama 11 jam kemarin malam, akhirnya Jennie sampai di bandara Incheon dengan sedikit tenaga yang tersisa. Entah kenapa kemarin selama penerbangan dia merasa mual sekali. Ini yang membuat Asisten Kim nyaris memanggilkan petugas kesehatan bandara tapi langsung dicegah Jennie. Dan sekarang Asisten Kim tengah melajukan mobilnya mengantar nona nya dengan selamat tentunya menuju apartemennya.
Tak lama kemudian mobil yang dikemudikan Jaehwan sudah sampai di tempat parkir Seoulite apartemen. Jaehwan dengan jahilnya memfoto Jennie yang tengah tertidur itu dan mengirimkannya langsung ke bossnya dan memberi laporan bahwa ia sudah mengantar princess dengan selamat sampai di parkiran apartemennya. Jaehwan langsung terkikik geli saat melihat respon dari bossnya itu. Dia bilang Jaehwan harus mengantar Jennie sampai depan unit apartemennya. Tapi Jaehwan tidak diperbolehkan untuk menyentuh Jennie barang sehelai rambutpun dan harus menunggu Jennie bangun sendiri dari tidurnya, tidak boleh dibangunkan. Untungnya tak berapa Jennie terlihat menggeliat terbangun dari tidurnya. Menatap sekeliling dan segera beranjak turun tanpa banyak bicara. Dia hanya butuh istirahat secepatnya.
Daniel langsung melajukan mobilnya menuju apartemen kekasihnya. Dia sudah kepalang rindu. Masa bodoh dengan semua pemberitaan yang sedang terjadi saat ini. Yang ia pikirkan saat ini, apakah Jennie akan baik-baik saja setelah mengetahui berita murahan itu? Daniel menekan password apartemen kekasihnya dengan perasaan was was. Entah akan seperti apa respon dari kekasihnya itu dengan kedatangan Daniel saat ini.
"Sayang..." Daniel masuk dengan sedikit heran, kondisi apartemen ini seperti ada pemiliknya. Sangat sepi dan gelap.
"Jane..." panggil Daniel lagi saat membuka kamar dan menemukan kekasihnya tengah tertidur dengan lelap. Pasti Jennie lelah setelah menempuh perjalanan jauh. Begitu pikir Daniel. Dia segera menuju wardrobe room untuk berganti pakaian dengan yang lebih santai dan ikut berbaring disebelah kekasihnya. Mendekap erat gadis itu sambil sesekali mencium aroma tubuh gadisnya yang sangat ia rindukan.
Jennie mengerjapkan matanya perlahan merasakan pergerakan seseorang di sampingnya. Saat membuka matanya, dapat dia lihat manik mata Daniel tengah menatapnya penuh cinta. Jennie hanya memutar matanya malas dan langsung bergerak memunggungi Daniel dan kembali melanjutkan tidurnya.
"I'm so sorry, Babe" Bisik Daniel pelan di telinga Jennie sambil memegang pundak Jennie, memutar badan kekasihnya agar menghadap ke arahnya.
"Hey ....." Daniel menatap Jennie yang masih bungkam sambil mengusap pipi gadis itu.
"Aku tahu, kau pasti marah padaku. Tapi aku bisa apa... huh" Daniel menghela nafas berat.
"Kenapa kau tidak jujur padaku, hmm?" Tanya Jennie dengan suara bergetar menahan tangisnya, entah kenapa saat ini dia merasa bisa kehilangan Danielnya kapan saja.
"Maaf, Jane. Maafkan aku. Aku tidak ingin kau khawatir."
"Aku merasa bodoh, Niel. Hanya aku saja yang tidak tahu apapun. Yaa, mungkin benar rumor diluar sana. Memang aku ini tidak ada artinya bagimu. Aku hanya kesenangan sesaatmu." Tangis yang sedari tadi Jennie tahan akhirnya tumpah.
"Tatap aku! Jangan pernah berkata seperti itu, aku tidak suka. Kau itu berharga untukku, Jane. Aku hanya ingin dirimu. Tidak ada yang lain. Please, believe me." Ucap Daniel melembut pada kekasihnya itu.
"Aku hanya takut kehilanganmu, Niel..."
"I promise, selamanya aku milikmu, Jane." Ucap Daniel sambil mencium kening kekasihnya lama.
"I love you, Jane." Bisik Daniel pelan sambil mengusap bekas airmata Jennie di pipinya.
"Love you too, Niel." Jennie balas memeluk kekasihnya erat menumpahkan segala ketakutannya pada pria yang dicintainya.
"Kita menikah saja bagaimana?"
*
*
*
*
*
hai hai
gimana weekend kalian?
Jee kasih hadiah yaa buat yang akan menyambut monday :)))
Jennie mau solo gileeee, Jee bahagia banget huhu
yaa meski Jee sedang prepare beberapa test,
doakan biar Jee bisa jadi petugas negara yaa 😊
Jangan lupa vote dan commentnya yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderlust - JENNIEL ( JENNIE X DANIEL )
Short Story(n) is a word to describe the stage in a relationship or phase of love when you are not sure if you are lusting after or actually in love with someone. - hanya perjalanan kisah cinta yang kusut dan tidak berujung antara jennie dan daniel -