29. Chaos

1.1K 76 6
                                    

Jangan bilang kalau Haidar ikut terpengaruh dengan perkataan Eve, pikir Kai dalam hati.

"Kita harus bicara Kai!", kata Haidar sekali lagi, tanpa menjauhkan wajahnya dari wajah Kai. Dia bahkan tidak sadar kalau dirinya sudah mencengkram lengan kursi roda Kai kuat-kuat.

Sedangkan Kai hanya bisa menggeleng sambil menatap ke arah lift, berharap Rena segera muncul dan menyelamatkan dirinya dari pesona Haidar.

Terkutuklah Kai yang justru merasakan kerinduannya pada Haidar muncul ke permukaan.

"Ti-dak ada yang perlu kita bi- bicarakan", jawab Kai pelan tanpa mau memandang Haidar.

Mereka berdua sudah tidak lagi menghiraukan perdebatan antara Eve dan Pram karena Haidar sendiri sudah mendorong kursi roda Kai untuk sedikit menjauh dari situ.

"Kenapa kamu pakai kursi roda? Dan apa yang dibilang Eve tadi benar? Kamu pernah pacaran dengan Pram dan sekarang kalian ingin kembali?", cecar Haidar tak sabar. Kembali dia berdiri dihadapan Kai. Matanya menatap tajam Kai, menuntut agar Kai menjawab pertanyaannya.

"Kai ga selingkuh dengan Mas Pram. Yang selingkuh itu Mas Hai sama Mbak Eve!", Kai berkata dengan suara bergetar, air matanya mendesak ingin tumpah namun dia menahannya setengah mati.

Haidar terpaku ditempatnya, perkataan Kai tidak benar, dia tidak merasa berselingkuh dengan Eve.

Saat Haidar ingin membela dirinya, Kai kembali meneruskan perkataannya.

"Kai cuma jadi pacar pura-pura Mas Pram, karena dulu Mas Pram banyak dikejar-kejar cewek. Kai cuma jadi tameng, dan sekarang Kai cuma jadi pengalihan Mas Hai. Kalian memang adik kakak sejati, kalian kompak manfaatin Kai. Seharusnya kalian ga perlu musuhan, kalian sama-sama sehati. Bisanya buat sakit hati.", ujar Kai sedih. Air matanya mulai menetes, membuat Haidar tercekat.

Haidar merasa menyesal telah melibatkan Kai. Kai yang terlalu baik dan polos, yang tidak bisa menolak keinginannya dan Pram. Tapi Haidar lebih brengsek daripada Pram.

"Kai, Mas...", perkataan Haidar terpotong karena Eve tiba-tiba berdiri didepan Kai dan membelakangi Haidar.

"Berdiri Kai, kamu jangan pura-pura sakit! Ini cuma akal-akalan kamu aja kan, supaya Pram terus memperhatikan kamu, supaya Pram khawatir sama kamu, dan ga bisa melepas kamu!", Eve mencengkram kedua bahu Kai lalu memaksa Kai berdiri.

"Kamu apa-apan sih Eve", saat Pram mencoba melepaskan cengkraman Eve dibahu Kai. Dia mulai khawatir karena situasinya semakin panas, apalagi orang mulai memperhatikan mereka.

Parkiran yang tadinya sepi, kini mulai bertambah ramai.

"Asal kamu tahu Kai, selama ini aku ga suka kamu dekat-dekat dengan Pram. Kamu sok baik, kamu sok ngantar makanan buat Pram, biar apa? Hah? Biar kamu dianggap wanita sempurna gitu?!",

"Tolong jangan bawa-bawa Kai dalam masalah Mbak dan Mas Pram. Jauh sebelum Mbak dan Mas Pram menikah pun, Kai sudah dekat dengan Mas Pram dan sering memberi Mas Pram makanan", jawab Kai tak bertenaga. Dia ingin sekali membalas amukan Eve, namun entah kenapa kakinya terasa dingin dan kepalanya sedikit berputar. Nafasnya juga terasa sesak.

Kai ingin duduk kembali, tapi bahunya masih dicengkram kuat oleh Eve. Dia tidak ingin menepis cengkraman Eve, karena dia takut Eve semakin bertambah murka.

"Pinter jawab kamu! Bilang aja kamu mau jadi Pelakor!",

"Mbak Eve jangan sembarangan ya kalau ngomong! Kalau Mbak mau kembali dengan Mas Hai bukan begini caranya? Mbak jangan play victim. Mbak yang sudah selingkuh tapi malah menuduh Kai dan Mas Pram yang selingkuh! Kalau Mbak mau ambil dua-duanya, ambil! Kai ga butuh!!!!", Kai berteriak dan menepis cengkraman kedua tangan Eve dibahunya.

DIFFERENT FEELING - (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang