27. Silent

6.8K 317 23
                                    

Typo dimana-mana :)
Vote and Comment gaess


•••

Malamnya, The Girls mulai membereskan pakaian mereka. Mereka akan kembali ke Jakarta malam ini

"Apa kau yakin akan kembali malam ini Tha?" tanya Jordan yang ada dibelakangnya

"Iya. Kami akan pergi malam ini" jawab Altha dan tetap terfokus pada pakaiannya

Jordan menghela nafas lelah, iapun duduk didepan Altha dan memandangi gadis itu

"Bolehkah kami ikut?" tanya Jordan

"Terserah" jawab Altha singkat, iapun berbalik dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil peralatan mandinya

Jordan tersenyum sinis
"Gue yakin cowok itu udah menguasai diri Altha. Gue gabisa biarin ini" batin Jordan

Altha menutup kopernya dan membawanya untuk keluar. Tapi tangan Jordan berhasil mencegahnya, Jordan berjalan dan berhenti dihadapan Altha, meminta gadis itu untuk menatap dirinya

"Jangan mengacuhkan ku" ucap Jordan tulus, sambil memegang Dagu Altha

"Apa kau pernah berfikir, bagaimana rasanya saat seorang perempuan diacuhkan oleh seorang pria yang dicintainya, dan saat pria itu ditanya.. Dengan mudahnya ia menjawab 'Aku akan bertunangan' apa kau pernah memikirkan hal itu?" dengan berat hati Altha mengucapkan hal itu, ia merasa Air matanya sudah hampir keluar

Jordan terdiam, itulah yang ia katakan pada Altha dulu. Ia segaja melakukan hal itu, ia tidak ingin jika sampai papanya melukai Altha jika ia tidak melakukannya

"Seperti itulah rasanya" ucap Altha, ia menepis tangan Jordan dan pergi dari sana

Diluar, The Girls sudah menunggu Altha dan mereka siap untuk ke bandara

Jordan sendiri, ia mengacak-acak kamar itu sebagai bentuk pelampiasannya. Hingga Juna muncul dan menghampirinya yang terduduk di lantai

"Apa yang gue bilang? Benerkan? Pengaruh mereka besar, kita terlambat" ucap Juna. Jordan hanya terdiam dan berusaha menstabilkan emosinya

Tak lama, Miss Ella datang dengan dua Bodyguard dan Anggota geng Jordan

"Miss tau perasaan kalian sekarang, tapi.. disini Miss hanya berbicara mengenai beberapa Hal.
Pertama, Miss minta segera bereskan hal ini, agar The Girls bisa segera mengambil keputusan dan dapat menjadi penerus perusahaan.
Yang kedua, jangan melibatkan orang lain seperti Rangga tentang hal ini, itu sama saja kalian belum Dewasa karena tidak dapat menyelesaikan masalah kalian sendiri
Dan yang Ketiga, Jangan sampai kalian melukai orang lain jika kalian berusaha mendapatkan The Girls" jelas kedatangan Miss Ella ke kamar Jordan

Jordan tertunduk dan tersenyum Sinis, ia berdiri, memasukkan tangannya ke saku dan mengahadap langsung pada Miss Ella

"Baiklah.. Mungkin untuk Opsi yang pertama dan kedua, kami bisa terima. Tapi tidak untuk yang ketiga, kami tidak bisa janji saat melakukan hal itu" jawab Jordan. Ia pun pergi dari sana, diikuti oleh teman-temannya yang lain

Miss Ella menghembuskan nafas lelah melihat Jordan, ia tidak habis fikir dengan Pria itu

"Aku ingin kalian selalu mengawasi Altha dan teman-temannya yang lain. Jangan sampai terjadi apa apa pada mereka" ucap Miss Ella pada bawahannya

-----

Altha duduk di kursi tunggu penumpang di bandara, ia merasa gelisah sambil memengan Hp.

Altha berdiri dan berjalan mendekati Jendela Bandara, ia menekan panggilan dan menelfon Mario

Tuutt... Tuuutt...

Tidak dijawab, Altha mencoba mengulangi hal yang sama, tetapi tetap tidak bisa. Ia mencobanya hingga hampir 10 kali, tapi tetap tidak ada balasan dari Mario

"Dia juga gak angkat Telfon dari gue Al.." ucap Laura yang tiba-tiba sudah disebelah kirinya

"Gue gabisa bayangin gimana ntar saat kita ketemu mereka disekolah" ucap Angel yang juga disebelah kanannya, sambil memandang keluar jendela

Sisil dan Siska juga ikut berdiri disisi mereka
"Kita harus bisa ambil keputusan, secepatnya. Gue kasih batas waktu seminggu. Jika kita mengulur waktu terlalu lama, akan ada banyak orang yang terluka. Hal ini... tergantung kalian, kalian memilih tinggal pada masa lalu atau... Masa depan" ucap Altha

"19.10 malam, gue pastikan bahwa gue udah nerima jawaban dari kalian di minggu depan dan dengan jam yang sama" lanjutnya

Setelah itu ia pergi dari sana dan mengambil tasnya untuk segera ke Pesawat. Mereka berempat terkejut mendengar itu, tapi apa yang dikatan Altha memang benar. Mereka juga tidak ingin jika ada yang terluka

-----

Disisi lain, Mario duduk didepan kamarnya yang langsung menghadap Kolam Renang di rumah. Ia sudah dampai di rumah sejak beberapa jam yang lalu

Mario memegang Hp dan melihat panggilan dari Altha barusan, ia juga menerima pesan jika Altha perjalanan ke Pulang. Entah apa yang ia rasakan, tapi ia sangat menyesal tidak mengangkat Telfon dari Altha

Mario menaruh Hpnya dan mengusap wajahnya kasar
"Aarrgghhh"

Dari luar kamar, Mama Mario melihat. Baru kali ini ia melihat Putranya begitu tertekan karena seorang wanita. Ingin ia masuk dan memeluknya, tapi ia mengurungkan niatnya. Tapi tetap apapun halangannya ia akan masuk, perlahan masuk dan menghampiri Mario

Mario menoleh dan langsung memeluk Sang Mama

"Sudahh... Tidak baik jika seorang lelaki menangis seperti ini. Jika kamu memang mencintai Altha, berusahalah untuk tidak mengacuhkan dirinya.. Karena mama tahu bahwa nantinya kamu akan mengacuhkan Altha" ucap Mama sambil mengusap punggung Mario

"Gimana Mama tau?" tanya Mario dengan suara seraknya dan melepaskan pelukan Mama

Ia menarik Mario dan duduk di kasur
"Mama pernah ada diposisi Altha sewaktu muda dulu. Kamu tahu, jika kamu diacuhkan oleh seseorang yang kamu cintai, tidak hanya dia yang sakit.. Tetapi kamu juga akan sakit, hal itu sama saja seperti kamu menyakiti diri kamu sendiri.

Waktu itu, memang benar, Papa kamu mengacuhkan Mama. Tapi pada akhirnya ia memberanikan berbicara pada Mama dan meminta penjelasan dari Mama. Karena dulu Mama sangat mencintai Papa kamu, Mama menjelaskan semuanya. Beruntungnya Papa kamu dapat menerimanya dan jadilah sekarang.." ucap Sang Mama sambil disertai senyum senang di akhir

"Okeyy.. Mario bakal berusaha" ucap Mario, beruntung Sang Mama dapat datang diwaktu yang tepat

-----

Paginya, sepeti biasa, ia berangkat sekolah bersama Jojo, Rafa, Romero dan Radit. Hanya saja mungkin suasananya yang berbeda. Ia mengira bahwa The Girls tidak datang hari ini, tapi ia salah, bahkan The Girls datang lebih awal dibanding mereka

Mereka tetap duduk satu bangku, yaa seperti sebelumnya. Mario mencoba menoleh perlahan ke belakang, sama sepeti dirinya. Tidak ada yang mampu membuka suara. Seluruh Siswa dan Siswi dikelas menatap mereka bersepuluh heran, biasanya mereka yang paling rame dikelas, tapi sekarang... Mereka diam

Dikantin juga begitu, mereka duduk terpisah dan tidak lagi bersama. Mario juga jarang melihat Altha dikantin. Hanya ada Siska, Sisil, Laura dan Angel. Terkadang ia bepergian sendiri untuk mencari Altha

Rafa, Jojo, Radit dan Romero, sebenarnya mereka tidak ingin hal ini terjadi. Tapi apa yang bisa mereka lakukan? Ingin mereka berbicara lagi pada The Girls

Jojo pernah mencoba untuk berbicara pada Sisil
"Sil... Umm, minjem penghapus dong" ucap Jojo sambil berbasa-basi

"Ini.. Tetep ya kebiasan lo, gada penghapus" ucap Sisil sambil tersenyum

Jojo kira ia bisa meneruskan percakapan, ternyata hanya sampai disitu. Lalu mereka tetap meneruskan kegiatan masing-masing

⚫⚫⚫⚫⚫

Five Bad Girls [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang