Hari ini. Pagi ini, entah ada apa yang membuat hati seorang Liandra berbunga-bunga. Padahal semalam dia hanya menghabiskan waktu dengan Leon. Ya. Hanya mereka berdua
tau-tau Liandra terbangun sudah ada di tempat yang Leon maksud. Dia tersenyum lagi kala ingatan itu terus berputar di dalam otaknya.
hal gila memang saat waktu yang dia habiskan bersama Leon itu nyata.Cewek itu masuk ke dalam kelasnya yang lima menit lagi bel masuk pasti akan berbunyi. Dan ini hari Senin, dimana semua siswa wajib belajar menjalankan rutinitas mereka di awal minggu untuk berjejer rapi peduli akan kewajiban mereka dan hormat kepada Sang Merah Putih. Bendera bangsa tanah air ini.
"lo waras kan Ndra?"
Kepala cewek itu menoleh ke sumber suara yang dia kenali. Suara cowok yang iret banget kalo mau ngomong. Mungkin mikir seribu kali dulu buat ngomong satu atau dua kata. Dan sekarang Liandra mendengar cowok itu membuka suaranya dengan pertanyaan terpanjang yang pernah dia dengar.
"lo barusan ngomong sama gue?" tunjuk Liandra tak percaya. Well, Nakula sang es batu berani ngomong sama cewek selain adiknya. Rekor untuk Liandra.
"iya bego"
Liandra cemberut dikatain bego oleh cowok es batu itu, tapi kemudian cewek itu malah tersenyum. Senyumnya kian melebar disaat Nakula mengernyit tak mengerti ada apa dengan teman barunya itu.
"OMG Nakula lo tau nggak-"
"nggak"
Plak!
"ech bego, gue belom ngomong apa'an"
Nakula meringis merasakan geplakan tangan ringan temannya itu pada lengannya, dia mengusapnya sebentar untuk meredakan rasa panas di kulitnya.
"tauk ahh, gak mood lagi gue mau cerita" sebal Liandra, tangannya mencari topi di tasnya dan pergi begitu saja meninggalkan kelasnya dan juga Nakula yang masih berdiri di depan mejanya.
"lo mau ngomong kalau semalem lo sama cowok brengsek itu Ndra ?" lirih Nakula, dia bertanya pada dirinya sendiri apa yang dia ucapkan itu benar berdasarkan kenyataan yang ada. Entah apa hubungannya dengan Liandra, Nakula hanya tak rela jika teman ceweknya itu dekat dengan Leon. Pikirannya resah akan hal yang tak enak jika dia berani mengungkapkan. Mungkin ini hal ganjil yang dia rasakan jika menyangkut kedekatan dua remaja itu.
Teng! Teng! Teng!
Bel berbunyi menyadarkan Nakula kembali pada dunianya, dia mengambil topinya di tas dan bergegas keluar dari kelas menuju lapangan yang mana mungkin teman-temannya yang lain sudah berbaris rapi di lapangan utama untuk upacara bendera.
Semua sudah siap untuk melakukan upacara dengan hikmat, namun tidak dengan barisan kelas Liandra yang mulai berbuat ulah. Mulai dari mengobrol karena matahari yang semakin tinggi dan terik hingga saling dorong pada barisan belakang.
Liandra sendiri ada di barisan paling depan. Dia hanya bisa mengumpat dalam hatinya 'napa upacara bisa selama ini, berasa setengah abad'.
padahal kepalanya sudah berputar-putar terkena terik sinar matahari. Salahkan dirinya sendiri yang tadi pagi tidak sempat sarapan."lo kenapa Ndra ?" Tanya Nabila melihat teman di sampingnya memijat pelipisnya dan wajahnya pucat.
"mending lo ke uks aja ya, lo pucet banget" sahutnya cepat dan menggiring Liandra untuk keluar dari barisan. Cewek itu hanya nurut saja saat tubuhnya dipapah Nabila keluar lapangan. Dia sudah lemas dan pandangannya mengabur.
Nabila yang memapahnya sempat mengernyit karena lama-kelamaan berat yang dia tumpu malah bertambah.
"eh-eh Ndra jangan pingsan dulu dong, gue gak kuat" keluhnya
KAMU SEDANG MEMBACA
E'NOUGH
Teen FictionHaruskah seperti ini ? apa benar jika Tuhan memang adil pada setiap insan-Nya ? kisah cewek yang biasa di panggil Andra, jangan komen kenapa nama nya kaya cowok. tanya sama emak nya...