12 - when feeling

38 6 0
                                    


hello guys.. sorry and sorry for TYPO.

I can only write for a while. and sorry once again.
I hope you guys like my story




***


Pagi ini terasa berbeda di kediaman Morgalian. Sepi-senyap seperti itu yang dirasakan Julia dan kedua anak laki-lakinya yang sudah duduk manis di kursi meja makan rumah ini. Menunggu suami dan anak bungsunya yang belum juga menunjukkan batang hidungnya. Tidak seperti biasanya Andra akan terlambat ke meja makan, apalagi suaminya yang begitu on time-tidak menyia-nyiakan waktu yang terus berjalan.

"Rhoe, kamu panggil adik kamu. Biar Bunda yang panggil ayah."

Rhoe mengangguk, mengangkat dirinya dan pergi dari meja makan menuju kamar adiknya. dia berjalan lesu untuk segera menghampiri adiknya mengingat pertengkaran mereka semalam. Antara merasa bersalah dengan Andra sekaligus kesal dengan cewek itu.

Tok tok tok !

"Ndra, cepet keluar. Udah siang."

Cowok itu berteriak di depan pintu kamar adiknya. menunggu beberapa detik tak ada jawaban.

"Andra. Lo denger suara gue kan." Kembali berteriak, lebih kencang dari sebelumnya.

"lo budeg apa gimana sih." sungutnya dengan tangan menggapai kenop pintu dan membukanya. Tidak di kunci !

Langsung saja Rhoe menerobos masuk kamar adiknya. sunyi seperti tak berpenghuni saat dia melihat suasana kamar adiknya. sedikit mengernyit saat di atas tempat tidur ada gunungan di balik selimut. Dia mendekati tempat tidur dan menarik selimut itu.

Rhoe cukup terkejut mendapati adiknya yang masih santai dengan keadaan terlelap. Padahal semuanya menunggu cewek itu di meja makan. Semakin membuat Rhoe merasa kesal saja di pagi hari ini.

"semuanya udah nungguin dan lo masih enak-enakan tidur kaya gini." Rhoe berdecak kesal. Super kesal.

Andra terlihat mengerjabkan matanya. Matanya hanya terbuka separuhnya sambil cewek itu bergumam tidak jelas.

Rhoe penasaran, dan mendekatkan dirinya ke samping Andra yang terlihat tak berdaya terbaring di tempat tidur.

"ka-" tangan cewek itu mencoba meraih untuk bisa menyentuh wajah Rhoe yang mendekat ke arahnya, tapi sudah tak ada daya. Tangan itu terhempas begitu saja di susul mata itu juga terpejam.
bonusnya Rhoe mendengar gumaman yang berhasil membekukan tubuhnya.

"-kak"

Apa Andra barusan memanggilnya kakak ?

"Ndra ?" Rhoe mengguncangkan tubuh mungil itu, tapi tak ada tanggapan dari adiknya. kemudian tangannya mengecek suhu tubuh Andra yang ternyata tengah demam tinggi.

"pantesan ngigo." Rhoe memposisikan tidur adiknya dengan benar dan menyelimutinya kembali. Jangan sampai adiknya kedinginan dan nggak sembuh-sembuh dari demam.

Tangan kanan Rhoe terulur mengelus kepala adiknya dengan sayang. Dia memperhatikan wajah adiknya yang sangat pucat dan masih penuh memar. Masih menjadi pertanyaan sampai saat ini apa yang terjadi dengan Andra hingga cewek itu mendapat memar-memar seperti itu.

"lo istirahat aja ya. biar gue ngomong sama yang lain kalau lo sakit." Rhoe mencium kepala adiknya dan pergi berlalu meninggalkan kamar dengan pintu tertutup. Meninggalkan Andra dengan keadaan demam yang mungkin sebentar lagi akan menular pada dirinya.

E'NOUGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang