E'NOUGH -1

147 12 1
                                    



'seperti katamu. Aku melakukan semuanya dengan baik. Dan akan lebih baik jika kau tetap ada di samping ku, mendampingi ku untuk melangkah maju.'

Ditutupnya buku bersampul tebal berwarna hitam itu di depan matanya. Helaan nafas berat berhembus jelas dari pernafasannya. Seolah bisa menghilangkan beban terberat yang harus dia pikul sendiri.

Segera dia beranjak dari meja belajarnya setelah menyimpan buku hariannya dengan aman menuju kasur tempat tidurnya. Cewek itu tidak pernah bisa tidur dengan tenang dan tepat waktu. Contohnya dini hari seperti ini dia baru bisa merasakan kantuk mulai menyerang matanya.

Hingga pagi hari menyambut hangat tidurnya yang baru berjalan beberapa menit saja rasanya.

Suara ketukan pintu tak menganggu tidurnya sama sekali. Hingga wanita paruh baya membuka pintu kamar anak gadisnya yang masih saja pulas dalam tidurnya. Wanita itu menggelengkan kepalanya melihat itu.

"bangun sayang"

"enghht" gadis itu hanya menggeliat dari tidur dan mengubah posisi tidur saja.

"Andra.."

"udah siang cepat bangun." Ulangnya mengeraskan suara untuk membangunkan anaknya.

"iya bun." Andra hanya membuka kedua matanya saja tanpa menggerakkan tubuh.

Sedangkan wanita yang di pangil Bunda itu tersenyum mendengar penuturan anak gadisnya. Sebelum meninggalkan kamar anaknya dia sudah memerintahkan agar Andra cepat bersiap untuk sekolah. Sekolah barunya yang akan menjadi tempatnya menuntut ilmu seorang Andra menempuh pendidikan di Indonesia.

Hampir tiga puluh menit Andra bersiap, dia sudah berdiri di depan cermin besar yang menampilkan pantulan dirinya dari atas hingga ke bawah. Cewek itu tersenyum simpul melihat pantulan dirinya di cermin. Melihat sekilas kantung matanya yang menghitam. Mengambil vondation untuk menutupnya. Setelah siap dia melangkah ke meja makan dimana keluarganya telah menunggu.

"morning" sapa Andra melihat keluarganya sudah duduk di meja makan semua.

"Morning dear" balas kedua orang tuanya kompak

"morning Ndra" balas kedua kakak laki-lakinya

Andra menarik kursi di tengah kedua kakaknya. Dia langsung menerima piring yang di atasnya sudah Bundanya beri nasi goreng keju yang sangat dia sukai. Terutama masakan Bundanya itu adalah makanan favoritnya.

Keluarga kecil yang beranggotakan ayah sebagai kepala keluarga dan Bunda sebagai tiang keluarga di rumah besar mereka. Di tambah tiga anak hasil buah cinta kedua orang tua itu. mereka sangat bersyukur pada Tuhan telah memberi kebahagiaan di dalam keluarga mereka.

"Rhoe, kamu harus menjaga adik mu saat di sekolah. Kamu mengerti ?" titah dan kepastian Rey pada anak keduanya

Rhoe hanya menganggukkan kepalanya dan mengusap gemas kepala adiknya. Andra hanya mendengus mendengar penuturan ayahnya. Apa dia masih kecil seperti dulu yang harus dijaga dan di awasi setiap waktu.

"Yah"

"tidak Andra, Ayah hanya tidak ingin kamu kenapa-napa di sekolah baru mu" tegas Rey pada putrinya seolah mengerti panggilan anak perempuannya barusan.

Andra mengangguk lemah dengan penuturan ayah nya. Memang punya kuasa apa dia dengan semua keinginan ayahnya itu, dia hanya seorang anak. semua kata yang keluar dari mulut ayahnya maka orang itu harus melakukan sesuai katanya. Sebutlah ayah nya seorang diktator karena memang itu kenyataannya.

Setelah sarapan pagi ini selesai, Andra segera berpamitan dengan kedua orang tuanya dan kakak tertuanya 'Rio' karena kakaknya yang satu itu telah berkuliah di semester lima di salah satu Universitas ternama di Jakarta.

E'NOUGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang