*Nama Liandra menjadi Andra..
masih perjalanan awal cerita cewek gila yang gue buat. thanks yang udah mau mampir ke cerita gue...
Selamat Membaca..
***
"apa perlu gue anter lo sampe dalem ?" tanya Leon cemas. Cewek itu hanya menggeleng dengan senyum kecil. "tapi ini udah malem." Leon mendesak tetap ingin mengantar.
"nggak usah. Gue masuk dulu ya." Cewek itu melangkah meninggalkan Leon yang masih berdiri di depan pintu mobil dengan Alfa yang ada di dalam bertopang dagu malas melihat kelebayan Leon sama cewek.
"biarin aja dia mau apa." Ujar Alfa malas. Leon meliriknya sinis "kasian ntar kalo bokap apa nyokapnya marahin cewek gue gara-gara pulang malem."
"bukan cewek lo." Interupsi Alfa.
Leon hanya mendengus dengan tanggapan sepupunya. Dan memilih untuk masuk ke dalam mobil, menyuruh Alfa agar pindah tempat ke depan tepat sampingnya. "lo kok bisa bolos bareng sama Andra gimana ceritanya ?" Leon memulai introgasinya.
Alfa menatapnya sekilas "gak sengaja ketemu tadi."
"ketemu di pantai ?" Leon bertanya lagi. "ya disana." Bohong. Alfa sengaja berbohong agar Leon bisa berhenti bertanya. Mood Alfa mendadak buruk saat matanya melihat jalanan menuju rumahnya dan berhenti di depan rumahnya yang sudah gelap.
"mobil lo udah di garasi sama kontaknya disana."
"perlu mampir nggak gue ?" tanya Leon lagi melihat Alfa beranjak dari tempat duduknya setelah membuka pintu.
"nggak perlu." Alfa menutup pintu. Merunduk untuk bisa melihat Leon yang menunggunya untuk masuk bangunan yang di sebut rumah dari orang sekitar. "thanks." Ucapan Alfa mengakhiri pertemuan mereka di akhir hari ini dengan deruan suara mobil Leon yang menjauh dari tempatnya berdiri.
Meninggalkan Alfa yang masih terpaku di luar rumahnya. Malas untuk selangkah saja menuju pintu masuk, tapi memang Alfa harus melakukannya karena hanya sebuah alasan yang hanya dia buat saja.
"dari mana kamu jam segini baru di rumah ?" pertanyaan datar yang menyambutnya masuk rumah membuatnya berhenti di depan pintu yang baru saja dia tutup. "pergi sama Leon mah."
"oh. Pergi sama Leon buat bolos ?" tudingan itu tidak akan berhenti lama di telinga Alfa. Karena apapun yang Alfa lakukan memang semuanya salah. Hanya saja memang Alfa lebih suka membuat hal yang salah dan mendapat respek dari sang mama.
"kamu itu udah gede harusnya bisa mikir mana yang bener mana yang salah. Udahlah mama capek kalau kamu sendiri nggak bisa ngatur hidup kamu."
Sang mama langsung berlalu begitu saja. Hanya memberinya sepatah kata kesalnya dan meninggalkannya yang berdiri di depan pintu untuk mengunci pintu. Secara tak sengaja memang setiap hari Alfa yang mengunci pintu saat malam sudah petang.
Alfa menekan dadanya yang kembali merasakan nyeri yang tak berbendung. Setetes air matanya jatuh dan langsung dia usap sebelum ada orang yang melihatnya seperti ini. Cepat berlalu ke arah pintu kamarnya dan kembali mengunci pintu mencegah siapa pun yang berani mengganggu.
Membanting tubuhnya di kasur. Alfa memejamkan matanya rapat dan tetap menekan dadanya yang kembali berdenyut sangat nyeri. Memaksa agar tubuhnya tidak merasakan sakit yang kian menyiksa. Bayang-bayang yang masih terperangkap di dalam otaknya memaksa tayang di kepala tanpa bisa menahannya. Dia tengkurap dengan air mata yang meresap. Alfa memang cengeng semenjak hal buruk mengenal hidupnya hingga hanya itu yang dia rasakan. Tegar di luar dan lemah di dalam.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
E'NOUGH
Novela JuvenilHaruskah seperti ini ? apa benar jika Tuhan memang adil pada setiap insan-Nya ? kisah cewek yang biasa di panggil Andra, jangan komen kenapa nama nya kaya cowok. tanya sama emak nya...