4. Tanda Tanya

46K 6.4K 145
                                    

Mas Damar menjauhkan gelas susu dari bibirnya. Ia kemudian menatapku dan menghela napas sesaat. Bibirnya bergerak nampak ingin mengatakan sesuatu. Namun belum sempat diucapkan, ketukan dari luar pintu kamar membagi fokus kami.

Mas Damar kemudian bangkit dan berjalan ke arah pintu lalu membukanya. "Ayah? Ada apa, Yah?" tanyanya saat melihat sosok Ayah yang ada di luar.

"Bisa bicara sebentar, Dam? Di ruang tamu."

Mas Damar mengangguk kemudian meminta Ayah berjalan lebih dulu. Setelah Ayah pergi, ia kembali berbalik ke arahku. "Mas ada urusan sebentar, kamu tidur duluan aja ya."

Baru aku mau menanyakan urusan apa, tapi Mas Damar sudah melenggang pergi. Aku hanya bisa menghela napas pasrah melihat pintu yang menelan Mas Damar dibaliknya. Lelaki itu... kadang sikapnya sehangat mentari, namun kadang juga bisa sedingin es. Seperti apapun kamu, aku hanya berharap semoga aku bisa mengimbangimu, Mas.

Kemudian kurebahkan tubuhku di atas ranjang. Aidan sedikit menggeliat merasakan gerakan di atas kasurnya, namun ia tetap terlelap. Aku tersenyum dan mengecup dahinya, setelahnya aku mengambil ponselku untuk mengecek notifikasi chat soalnya selama tahlilan tadi aku men-silent-nya.

Leo: Tinggal gue doang deh yang tidurnya masih meluk guling. Padahal gue kan ganteng, kok jodoh gue belum mendekat juga ya :(

Tristan: Jijik.

Citra: Jodoh lu masih kejar-kejaran sama yang lain buat nerobos sel telur.

Leo: Bangke lu Cit.

Tristan: Bisa jadi jodoh lu nanti anaknya Citra, Le.

Citra: Gak sudi!!! Orang nanti anak gue mau gue jodohin sama anaknya Mas Damar. May, boleh ya? Kita besanan nanti biar unchhh.

Leo: Bilang aja lu ngincer Damar, Cit. Bae-bae May lagi musim pelakor.

Citra: Emang gue pelakor. Penikmat lagu korea. Masalah buat lu?

Leo: Gue juga pelakor, Cit. Pengintip lapisan korset.

Tristan: Begoo haha.

Citra: Gini akibatnya kalo tusuk gigi dikasih nyawa.

Tristan: Pusing gue sama kalian gak ada akurnya.

Leo: Marah kan tanda sayang, Tan. Jadi Citra suka marahin gue itu sebenernya dia sayang sama gue.

Citra mengeluarkan Leo

Tristan: Astaga Citra anak orang langsung dikick😂😂

Citra: Talk less do more gue mah hahaha

Tristan: Kasian Cit udah tahu temen dia kita bertiga doang

Citra: Biarin aja Tan biar gak kebiasaan👌
Citra: Nanti aja invite lagi

Tristan: Atur dah bu.

Aku tergelak tanpa suara melihat pertengkaran antara Citra sama Leo di grup WA khusus kami berempat. Dua manusia itu memang betul-betul wujud nyata dari Tom & Jerry. Kulirik waktu di ponselku sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Sudah lewat dari satu jam berlalu sejak pesan terakhir dari Tristan itu.

Maydina: Gue add lagi ya si Leo?

Aku menunggu balasan dari Citra ataupun Tristan. Untunglah sepertinya Tristan masih memegang ponsel karena kemudian dia yang membalas chatku.

Tristan: Add aja, May. Sampe lupa gue tadi mau ngeadd lagi.

Maydina menambahkan Leo

Maydina: Hai new member. Salam kenal ya😂

Leo: May penyelamatkuu😘
Leo: Citra monyong kemana lu! Gue spam chat sampe gue telepon juga gak digubris.

Maydina: Makanya lu lain kali gak usah cari perkara.

Leo: Dia nya aja sentimen sama gue :(

Citra: Minta dikick lagi?

Leo: Ampun Nyonyaaa!!

Aku cuma bisa geleng-geleng kepala. Salut sih sama Tristan yang udah lama ngadepin kucing sama tikus yang hobi berantem itu. Aku kemudian menutup applikasi WhatsAppku dan membuka applikasi lainnya. Begitu terus bolak-balik buka-tutup applikasi sampai akhirnya kurasa mataku mulai lelah dan mengantuk.

***

Aku terbangun saat alarm di ponselku berbunyi. Sudah masuk waktu shalat shubuh ternyata. Aku menegakkan tubuhku, mengedarkan pandangan ke sekeliling. Keadaan kamar masih sama seperti saat sebelum aku terlelap. Tidak ada Mas Damar. Dia tidur dimana?

Dengan perlahan aku turun dari ranjang lalu mengambil wudhu dan menjalankan ibadah wajibku. Setelahnya, aku menyempatkan diri keluar kamar untuk melihat ke ruang tamu. Kosong. Tidak ada seorang pun disana. Aku kemudian melangkahkan kakiku ke ruang keluarga. Disana juga kosong. Mas Damar kemana deh? Karena tidak menemuinya dimana-mana, aku memutuskan untuk kembali ke kamar.

Saat aku kembali ke kamar, Mas Damar ternyata sudah ada di sana. Ia tengah berdiri di tepi ranjang sambil melipat sarung. Begitu melihatku masuk kamar, ia menoleh. "Kamu darimana, May?" tanyanya.

Aku berjalan menghampirinya dan duduk di tepian ranjang. "Aku abis nyariin Mas. Tidur dimana Mas semalam?"

Mas Damar menyunggingkan senyumnya, kemudian ia ikut duduk di sampingku. "Nyariin ya semalam gak ada yang bisa dipeluk?" godanya.

Aku hanya memutar bola mataku malas. Mas Damar tuh kadang kalau percaya diri suka kelewatan. Diemin aja udah.

"Mas tidur di mushalla," ujarnya lagi kali ini membuatku kaget. Ya aku tahu sih di rumah Ayah dan Ibu ini memang ada ruangan khusus yang dijadikan mushalla. Cuma aku heran aja Mas Damar kenapa sampai bisa tidur disana.

"Kamu bener, May. Ibu punya alasan," katanya yang lagi-lagi membuatku kaget.

"Mas udah bicarain soal itu sama Ibu?" tanyaku dan ia mengangguk. Aku mengembuskan napas lega. Akhirnyaaa!

"Mas yang sudah merusak hidup Dion, May," lirihnya. Rasa lega yang tadi menyelimuti hatiku seketika lenyap. Kupandangi Mas Damar lekat-lekat. Apa maksudnya?

***

To be continue

============================

Halooo!

Wankawan, cuma mau kasih tahu kalau cerita Quandary jangan dihapus dulu ya dari library kalian.

Soalnya mana tahu nanti ada info-info gitcuu hehehe biar kalian gak ketinggalan kalau ada update-update random disana.

Biar lebih gak ketinggalan info lagi juga boleh follow ig aku, linknya ada di bio wattpadku yaa.

Kalau di ig, youtube, sampe tv lagi ramai #salamjujur, aku disini mau #salamDaMay aja lah ya wkwkwk

#salamDaMay #DaMayforever wkwkwk

Happy reading!

Much love,

Asty K.

FIDELITY (Sequel Quandary) [Tersedia di PlayStore & Online Bookstore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang