Rex III

38 2 0
                                    

Penantian

Sekitar hampir 2 jam, atau tepatnya sekitar pukul setengah 8 malam. Dokter keluar dari ruangan ICU, kami segera mengerubungi dokter itu, menanyakan bagaimana keadaan Rex.
"Kami berhasil menyelamatkan nya, syukur dia cepat ditemukan, sehingga kami bisa mengatasi keracunan asap pada tubuhnya".

Setelah mengatakan itu kami semua menunjukkan reaksi bersyukur, terutama Elena walau dengan menangis dia sangat berterima kasih bahwa Rex berhasil selamat.

"Terimakasih Tuhan, Terimakasih Rex. Kau tidak akan berjuang sendiri lagi". Itulah yang ada dipikirkan ku mengetahui Rex masih hidup.

Dokter juga mengatakan Rex dalam kondisi masih belum sadar, dia masih dalam perawatan intensive. Rex harus tetap diterapi oksigen untuk menghilangkan kejenuhan karbon dioksida dalam tubuhnya. Sehingga kami belum bisa melihat langsung keadaan Rex dan hanya bisa menunggu diruang tunggu ICU.

Setelah kepergian dokter aku dan Serena mendatangi Elena dan berbagi rasa syukur kami.

"Dia selamat, anak ku selamat". Ujar Elena.

"Benar, Rexy sudah berjuang keras. Dia berhasil". Komentar Serena dengan memeluk Elena.

"Rex tidak meninggalkan kita, kita bisa menunggu nya sembari beristirahat dan terus berdoa. Agar Rex tidak merasa sendirian dan bisa kembali sadar". Ucapku kepada Elena.

"Kau benar Nick. Terimakasih banyak, kau selalu ada untuknya dan selalu menemani ku, begitu juga denganmu Serena". Balas Elena.

"Itu karena kami menyanyangi Rex, Elena". Balas Serena.

"Benar, kami peduli dengannya dan menginginkan dia bisa pulih kembali. Duduk dan beristirahat lah, kita juga harus tetap menemani Rex dan berdoa atas kesadarannya". Ucapku.

"Benar Elena, kita duduk bersabar sembari tetap berdoa untuk pulihnya Rexy. Kau juga harus mengisi tenaga mu lagi, agar bisa terus menemani Rexy". Ujar adik Elena.

Kami membantu Elena duduk di ruang tunggu. Ia menyandarkan kepalanya pada bahu sang adik dan Serena memberikannya air putih untuk menenangkan dan mengistirahatkan tubuhnya.
Disisi lain setelah mengetahui kabar kondisi Rex saat ini, Don dan management nya saling berbagi informasi, memberitahukan kabar terbaru ini kepada para penggemar Rex yang juga menuggu dengan kawatir. Dari apa yang Don katakan banyak penggemar Rex dan media menuggu diluar Rumah Sakit, menanti kepastian kondisi Rex.

Setelah itu aku mendekati Serena dan menanyakan keadaannya.

"Kau tak apa?". Tanya ku.

"Sudah lebih baik, setelah tahu Rex selamat. Seharusnya aku selalu menghubungi dan beriskeras lagi untuk bisa selalu berasamanya dan menemaninya". Jawab Serena, jelas ada gurat penyesalan disana.

"Jangan terlalu menyalahkan dirimu. Rex sudah selamat, kita bisa memeperbaikinya dengan selalu bersamanya mulai saat ini. Aku juga berjanji pada diriku sendiri tak akan membaut Rex merasa sendirian lagi". Komentar ku menenangkannya.

"Kau benar, aku tak akan meninggalkannya dan tak akan membiarkannya sendiran lagi". Balas Serena dengan wajah yang sudah lebih baik.

Aku menepuk tubuhnya, "kau juga butuh beristirahat, duduklah dan minum air putih juga. Aku akan mencari makanan untuk kita". Ujarku.

Serena mengangguk dan duduk pada kursi tunggu, ia juga meminum air mineral. Setelah itu aku pergi menelpon layanan pesan antar untuk memesan beberapa makanan ringan dan minuman untuk mengisi tenaga kami kembali sembari menuggu sadar nya Rex.

Aku kembali memandangi Ruang tunggu ICU. Penuh dengan wajah lelah dan sedih menunggu kabar Rex kembali sadar. Kalau Rex melihat ini dia juga pasti akan sedih. Terutama melihat ibunya dan Serena, dua wanita yang sangat Rex cintai.
Iya, Rex sangat mencintai mereka. Maka dari itu dia tidak tega memberitahu masalah dan keadaannya pada mereka, karena takut membaut mereka sedih dan terluka. Aku memahami itu.

Anjing Hitam Ku (Black Dog)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang