PERTEMUAN

14K 490 0
                                    

(Bintang pov)
Kring....
Dering jam weker menggema di dalam kamar gue, dengan mata yang masih tertutup gue arahin tangan gue untuk mematikan jam sialan itu. Setelah jam itu berhenti berdering, gue pun mengubah posisi gue dengan duduk.

"BINTANG! BANGUN DASAR KEBO, KITA BERANGKAT BARENG, CEPET! NANTI TERLAMBAT, BEGO!" shit! Suara Lintang emang udah kaya toa masjid, padahal masih sepagi ini.

"IYA BAWEL! GUE UDAH BANGUN." Gue ikut teriak, lalu gue pun berjalan menuju kamar mandi.

20 menit, gue udah siap dengan seragam yang sengaja gue kecilin. Rok yang 10 centimeter diatas lutut, sepatu adidas superstart berwarna putih-ungu, dan tas bahan levis berisi buku-buku. Setelah menurut gue udah perfect, gue langsung cus ke meja makan untuk sarapan.

"SELAMAT PAGI SEMUA!" Teriak gue, saat menuruni tangga.

Lintang menatap gue horor. "Gak usah teriak-teriak, bisa kan?" Ucapnya sinis.

Gue hanya menanggapinya dengan cengiran khas yang gue miliki, gue pun ikut gabung untuk sarapan. Seperti biasa, gue cuma ngambil dua helai roti selai coklat lalu menumpuknya jadi satu.

"Yuk berangkat, gue gak mau telat karna jabatan gue sebagai sekertaris osis." Lintang narik pergelangan tangan kanan gue.

Baru aja gue mau masukin tuh roti ke mulut gue, eh tangan gue malah ditarik, kan anjing. "Bentar elah, gue belum sarapan, . Lagian pamit dulu kali, durhaka lu kalo gak pamit dulu."

Lintang memutar bola matanya, malas. "Lo bisa sarapan di mobil." Ucapnya lagi, lalu menarik tangan kanan gue untuk pamitan sama mamah dan papah.

"Mah, pah, Lintang sama Bintang pergi sekolah dulu, assalamualaikum." Lintang mencium pipi kanan mamah sama papah, sedangkan gue? Gue gak dikasih kesempatan pamitan sama mamah gue tercinta *lebay elah.

Sekarang gue udah duduk manis di kursi penumpang dengan dua helai roti yang belum sempat gue makan, sedangkan Lintang ada di sebelah gue lagi fokus nyetir. Lintang emang udah dibeliin papah mobil dua bulan yang lalu, tepat dihari ulang tahun kami berdua.sedangkan gue? Papah bakal beliin gue mobil kalo gue bisa stop jadi Queenbulying, mau gak mau gue harus stop.

Queenbulying sih gampang, tapi bad? Gue gak janji, hehe. Gue ngelirik saudara kembar gue ini dengan tatapan mengintimidasi. "Kenapa?" Tanya Lintang pada gue.

"Hehe, gak papa." Gue emang mirip sama Lintang, cuma yang membedakan itu warna rambut kami. Kalo warna rambut gue coklat alami, kalo Lintang warna hitam. Kami berdua suka ngewarnain rambut, kalo emang bosen dengan warna rambut kami.

Oke gue mau menjelaskan tentang sekolah gue sekarang, SMA Velliams highschool emang terkenal peraturannya yang ketat. Sekolah ini juga sekolah terfavorit. Tapi walaupun begitu, ngewarnain rambut gak jadi masalah selama tidak mengganggu waktu belajar. Baiklah segitu saja penjelasan gue, karna sekarang gue udah nyampe di sekolah.

"Turun, lo." Ucapnya dengan nada malas.

"Kenapa sih, lo? Hah? Lo gak suka gue pulang ke Indo?" Tanya gue.

Lintang menatap gue dengan tatapan lesu. "Gue... Gue iri sama lo. Padahal kita kembar dan gue kakak lo, tapi lo lebih cantik dari gue. Semua orang muji elo, sedangkan gue?" Lintang mengerucutkan bibir mungilnya.

Gue melongo mendengar ucapan Lintang, seketika tawa gue meledak ditempat. "Lo iri sama gue? Hahaha, lo salah orang buat iri." Gue menghapus air di sudut mata gue. "Gini deh, kita emang kembar, kata siapa gue lebih cantik? Lo juga cantik Lintang. Yang ada gue yang iri sama lo. Lo pinter sedangkan gue bodoh, lo anak baik-baik sedangkan gue bad girl bahkan Queenbulying. Kita dilahirin dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, lo jangan berkecil hati gini dong." Gue mengusap pipi Lintang.

Bad Girl vs Cold Ketos[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang