(Rendi pov)
Tuhan, ku mohon kembalikan kesadaran Bintang. Aku tidak tega melihatnya seperti itu tuhan, aku gak sanggup. Bila perlu aku siap menggantikan posisi Bintang asalkan Bintang sehat Tuhan.Bintang, bangun sayang aku mohon. Setidaknya bangunlah demi keluarga kamu, demi mamah, papah, dan Lintang. Aku gak peduli kamu benci aku atau nggak, yang penting kamu sadar Bi, aku mohon.
"Ren.." Panggil mamah seraya menepuk pundakku.
"Tenang lah, Bintang pasti sadar. Bintang pasti baik-baik saja, kamu tenang, ya? Kita semua disini mengkhawatirkan keadaan Bintang, kita berdo'a aja semoga tidak terjadi apa-apa dengan Bintang." Kata mamah menenangkan.
"Iya, mah."
Tak lama kemudian, dokter pun keluar dari ruangan dimana Bintang dirawat dan kami pun langsung menghampiri dokter yang baru saja memeriksa keadaan Bintang.
"Dok, bagaimana keadaan putri saya dok?" Tanya mamah dengan sedikit hati-hati.
"Putri Ibu tidak papa, dia sudah sadar tapi tolong jangan berisik, Bintang masih butuh istirahat. Jika ada masalah silahkan hubungi saya, permisi." Dokter itu pun langsung pergi dari hadapan kami
Heran, dokter kok dingin banget.Aku menatap semua orang yang masuk kedalam ruangan itu dari balik kaca pintu. Jujur aku takut, takut kalau Bintang sangat membenci ku, takut kalau Bintang akan mengusirku.
"Ren.." Suara serak itu membangunkan ku dari lamunan. Suara yang selama ini sangat aku rindukan, suara yang sukses membuat jantungku tak karuan.
"Bi-Bintang?" Aku menatap tubuh Bintang yang sedang duduk diatas ranjang yang selama ini ia tiduri. Tanpa aku sadari, sedari tadi pintu ruangan didepanku terbuka, wajah bintang yang pucat terlihat jelas dimataku.
Bintang tersenyum dengan bibirnya yang pucat, senyuman itu membuat hatiku semakin sakit. Aku melangkah kan kakiku ke arah Bintang lalu memeluknya erat, tubuhnya yang mungil dan sangat kurus menambah rasa sakit dihatiku.
"S-sakit bego!" Kata Bintang.
Aku langsung melonggarkan pelukanku tanpa melepasnya, aku merasakan Bintang membalas pelukanku.
"Maaf." Kata ku lemah dan terus mengulangi kata itu.
"Hey,, udah kali, gue ngerti kok. Lo gak tau cerita yang sebenarnya, lo juga ketua osis, gue emang bad girl jadi wajar kalo lo gak percaya. So, stop bilang maaf." Aku salah menilai kamu Bi, kamu emang kasar tapi sisi baik kamu sebenarnya lebih besar.
"Kamu jadi kayak gini itu karna aku, kamu banyak luka kayak gini itu karna aku, kamu sampai koma itu karna aku. Maaf Bi, maaf."
"Gue bilang stop, lo keras kepala banget sih. Lepasin pelukan lo, badan gue masih pada sakit nih, kesenggol dikit aja sakitnya sampai ke tulang." Aku pun melepas pelukan ku.
"Lebay banget lu, Tang!" Ledek Kevin pada Bintang.
"Eh setan, lo kira gue jatuhnya di atas kasur? Gue jatuh di atas jalan sirkuit, tau!" Kesal Bintang.
"Gak tau ya, gue kan gak liat." Kevin masih saja meledek Bintang.
"Udah Vin, udah. Sekarang lo sujud syukur dulu, karena Bintang lagi sakit. Coba kalo Bintang sehat, lo pasti udah di lempar dari rooftop rumah sakit." Hadeuh, Kevin sama Friski gak ada bedanya!
Bintang kesal karna yang lain tertawa karna candaan Kevin dan Friskis, aku? Aku hanya mengelus pundak Bintang yang tidak ada lukanya, Bintang itu emosian, kalian ingat?
☆☆☆☆☆
(Author pov)
Rendi duduk disalah satu bangku taman rumah sakit sedangkan Bintang duduk dikursi roda sebelah Rendi. Tidak ada obrolan diantara mereka, hanya suara angin dan orang berlalu lalang yang terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl vs Cold Ketos[COMPLETED]
Novela Juvenil#2 (cold ketos) #9 (cold boy) "Ketos laknat! Manusia es sialan! Nama lo masuk dalam buku hitam 'anak yang harus gue kasih pelajaran!' Awas aja lo nanti!" Geram bintang karna kelakuan rendi yang membuatnya naik pitam Kehidupan bintang berubah semen...