PART 4 | Terluka kembali

2.8K 228 24
                                    

Back to my story....
Sebelum baca tekan 🌠
Setelah baca tekan 💬
Happy reding!!

***


Senyuman perempuan kuat adalah perasaan mereka yang tak terucapkan. Perasaan tak terucap ini adalah sesuatu kekosongan yang menancap hati--memaksa para perempuan terpaksa menyembunyikan kesehidan lewat senyuman.
-Anonim-

🍂🍂🍂


"Berisik lo pada! Jadi gimana Alena Eanza, lo mau nggak makan bareng gua?" tanya Gara, masih bertahan dengan sikap dinginnya.

"Dasar pemaksa!" ketus Alena.

"Yang penting elo sayang."

"Siapa bilang? Gue mah sayang sama Papah ...."

"oh." jawab Gara, "kalau gitu elo gue panggil mamah," goda Gara mengangkat sebelah alisnya.

"kok mamah?!"

"Soalnya tadi lo panggil gue Papah." jawab Gara datar, Alena menepuk jidadnya sambil menganga.

Alena tergagap seketika. Ia membelakangi Gara dan teman-temannya yang sedang terkekeh geli melihat tingkah lucunya itu. Apalagi melihat pipi meronanya yang membuatnya semakin imut dan cantik disaat bersamaan.

"Udahlah adik ipar, gak usah malu-malu. Kalian emang cocok, kalian adalah pasangan paling mematikan seantero sekolah." Tristan mewakili Gara yang masih senyum-senyum ganteng.

"Ayolah terima aja! Kapan lagi kita bisa mempererat hubungan ki--"

PLAKK...

Belum selesai Bagas bicara, Gara malah menampar wajah innocent cowok sipit itu dengan bukunya yang tebal.

"Aduh abang Gara kenapa kamu giniin aku sih?" Bagas menggerutu sambil mengelus prihatin wajah tampannya, yang sudah ternoda oleh tamparan tidak berperikemanusiaan dari Gara.

"Jijik tau nggak sih! Lebih baik lo pikirin noh kaos kaki bau lo yang numpuk di loker!" semprot Gara.

Alena meringis. "Kalian nggak pernah mencuci kaus kaki?" tanya Alena dramatis, sembari menutup hidung mancungnya.

Bagas malah nyengir sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Bukannya itu wajar untuk cowok? Gue ini nggak ada waktu untuk mencuci, Jadi gue terpaksa nyuci sebulan sekali." jelas Dodit si cowok cantik, sambil menunjukan cengiran khas-nya.

Alena membuat kerutan yang nampak ketara didahi mulusnya sambil menatap para lelaki di hadapannya, dengan tatapan seperti 'ewh'.

"Kenapa jadi bahas kaus kaki sih?! Kita kan rencananya mau makan, gue udah kelaparan nih. Belum makan dari SD!" rengek Abu--si cowok bertubuh agak gempal.

"Kenapa lo nggak mati aja, mas bro?" tanya Bagas.

"Karena gue nggak bisa ninggalin lo! Lebih tepatnya DOMPET lo." jujur Abu yang langsung di hadiahi jitakan pedas dari Bagas.

Alena hanya tersenyum canggung, ia sadar bahwa Gara memperhatikannya sedari tadi.

"Sekali ini aja Na. Lo harus ikut makan sama gue, gue janji nggak akan maksa lo lagi." Gara mulai membuka suaranya setelah Alena melirik kearahnya.

"Janji?" Alena menjulurkan jari kelingkingnya .

Gara menautkan jari kelingkingnya ke kelingking Alena sambil tersenyum manis. "Janji." Gara mengacak rambut gadis itu gemas.

"Ihh Gara jadi berantakan kan?" Alena mempoutkan bibirnya.

"Tapi suka kan?"

Bukannya meminta maaf Gara malah mencolek dagu gadis itu.

PRESAGE [Completed]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang