Chapter 1

2.3K 62 1
                                    

            Meeting penting sudah ia hadiri. Mario mengusap peluh yang mengalir di dahinya. Hari ini sangat sibuk sekali. Mengingat tadi pagi dia hanya tidur selama dua jam membuatnya merasa kelelahan yang berlebihan. Mario menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi tertingginya seraya mengusap wajahnya kasar.

Pria tampan itu meraih telepon kantornya untuk menghubungi sekretaris seksinya itu. Dia tersenyum miring saat suara di seberang sana terdengar.

"Masuk ke ruangan saya sekarang." Suruhnya tegas.

"Baik Pak."

Mario menyandarkan tubuhnya kembali. Pikirannya melayang saat kejadian di Melody's Club. Dunia begitu sempit sampai dia harus bertemu kembali dengan wanita itu. Seorang wanita yang sekarang resmi menjadi sekretaris di perusahaannya.

Ceklek.

Mario mengalihkan pandangannya dengan menatap pintu ruangannya yang terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik yang lagi – lagi sedang gelisah saat bertemu dengannya. Dia tersenyum sinis melihat wanita itu yang tetap cantik meskipun wajah kelelahannya tergambar jelas di wajahnya.

"Permisi Pak. Ada apa Pak Mario memanggil saya ??" Tanyanya lembut.

"Lain kali, kalau mau masuk itu ketuk pintu dulu." Tegurnya dengan lembut.

"Maafkan saya Pak. Lain kali saya akan mengetuknya terlebih dahulu."

Mario tersenyum miring. "Jadwal saya apalagi setelah ini."

"Saya belum mengeceknya pak. Tadi saya baru saja selesai membereskan ruang meeting bersama karyawan yang lain."

"Saya sedang tidak menanyakan hal itu Alyssa. Yang saya tanyakan adalah jadwal saya setelah ini. Kamu harusnya tahu tentang itu. Tidak harus dengan mengecek di buku agenda yang sering kamu bawa kemana mana itu kan." Ucap Mario marah.

Mario bisa melihat wanita itu menundukan wajahnya. Pria tampan itu menghembuskan nafasnya secara kasar. Dia tidak pernah melihat wanita itu menatap ke arahnya saat mereka sedang berbicara. Membuatnya muak.

"Kamu bisa kan menatap saya saat kita sedang berbicara." Bentak Mario seraya berdiri dari duduknya. Ia sengaja membiarkan wanita itu terus berdiri di pintu ruangannya.

"Saat di Pub, loe selalu menatap pelanggan - pelanggan loe itu dengan tatapan menggoda. Bahkan loe merayu mereka agar mereka memberikan loe uang. Tapi kenapa saat loe berbicara sama gue, loe harus menunduk."

Mario benar – benar marah sekarang. Dia lepas kendali sampai harus menyangkut pautkan pekerjaan kantor dengan aktivitas wanita di hadapannya saat malam hari. Padahal dia sudah berjanji untuk tidak membawa masalah pekerjaan wanita di hadapannya selama di kantor.

"Apa perlu gue membayar loe dulu baru loe mau menatap gue." Desis Mario tanpa perasaan. Dia sering emosi sekarang, mungkin itu sebagai pelampiasan karena pekerjaan kantor yang tidak ada habisnya.

"Maafkan saya Pak. Ini dikantor. Tidak seharusnya bapak mengungkit masalah itu lagi disini." Ucap wanita itu pelan.

"Gue tahu sekarang kita lagi di kantor. Tapi loe juga harus inget, ruangan ini kedap suara, dan Cuma ada kita berdua disini."

"Sebenarnya apa yang Pak Mario inginkan ??"

Mario tersenyum sinis. Dia mendekati wanita itu dan berdiri tepat di hadapan Alyssa. Menatap Alyssa dari atas hingga bawah. Tatapan merendahkan menurut Alyssa. Dan itu yang membuatnya tidak suka dengan bos'nya ini. Selalu merendahkan orang lain tanpa tahu permasalahan yang sesungguhnya.

LOVE IN DANGER (RIFY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang