Chapter 10

1.2K 39 3
                                    

Mario sedang sibuk dengan makananya. Pria ini sekarang sedang bersama Alyssa di apartement'nya. Setelah meyakinkan wanita itu akan kesetiannya, akhirnya Alyssa luluh juga dengan kalimat-kalimatnya. Pria ini berhasil membawa wanita itu ke apartement'nya.

Dia menatap kembali ke makanan Alyssa dan menatap wanita itu bergantian. Ada yang aneh dengan mata wanita itu, tampak kosong. Mungkin Alyssa memang sedang banyak pikiran. Batin Mario.

"Ehem." Mario mengernyit karena tidak mendapati tanggapan dari wanita itu.

Pria itu menyentuh lengan Alyssa yang masih berada di atas meja dan mengusapnya pelan. Alyssa langsung terbangun dari lamunannya. Dia menatap Mario sebentar kemudian memakan kembali makananya yang sudah tampak dingin.

"Kenapa ??" Tanyanya dengan tangan kirinya yang masih mengusap lengan Alyssa.

"Enggak. Cuma kepikiran sesuatu aja."

"Kapan loe bisa berbagi masalah loe sama gue Lys."

"Gue gak kenapa-kenapa Mario."

Mario menghela nafas pasrah. Dia menyerah untuk membuat wanitanya mau jujur dan berbagi masalahnya dengan dirinya.

"Wanita yang kemarin sama gue namanya Zahra Lys. Dia mantan gue." Ucap Mario mencoba menjelaskan kepada wanita itu.

"Loe udah menjelaskannya kemarin." Jawab Alyssa singkat.

"Gue dulu pernah pacaran sama dia selama 2 tahun. Dan kita putus, saat gue harus ke Italia buat melanjutkan study gue. Dia gak mau LDR, makanya gue putusin dia. Tapi dia juga waktu itu gak mau putus sama gue. Yang artinya, dia gak mengijinkan gue buat ke Italia." Mario menjelaskan kembali, tidak perduli kalau Alyssa mau mendengarkannya atau tidak.

"Sebenernya Italia bukan sasaran gue buat dijadiin tempat gue meneruskan study gue. Tapi ini perintah Papa. Dan saat Zahra bilang dia gak mengijinkan gue buat ke Italia, gue langsung mengiyakan. Karena waktu itu perasaan gue juga masih besar buat dia. Dan Papa marah besar sama gue." Lanjutnya.

"Tapi setelah itu, gue patuh juga sama Papa. Gue mau, waktu papa menginginkan gue buat ke Italia lagi. Karena Papa mengeluarkan ancaman yang gak bisa gue toleransi lagi. Zahra dan keluarganya akan menderita kalau gue gak mau nurutin perintah Papa Lys. Itu yang bikin gue terpaksa putus sama dia."

"Dan saat gue di Italia, gue udah lost contact sama dia. Karena Handphone gue jatuh entah dimana membuat semua yang berhubungan dengan Zahra hilang. Dan gue bener-bener memulai hidup baru gue disana. Menjadi Mario yang seperti sekarang."

Mario menatap mata Alyssa yang tidak memberikan komentar apapun saat dia bercerita tadi. Wanita itu masih diam dengan tangan yang bergerak aktif memainkan sendok di atas makananya. Membuat makanan itu sudah tidak berbentuk lagi dan tidak pantas untuk dimakan.

"Loe marah sama gue ??"

Alyssa menghela nafas kemudian mengalihkan pandanganya dan sekarang menatap mata Mario dalam. "Enggak, justru gue bangga sama loe, loe udah mau jujur sama gue tentang masa lalu loe. Loe membuat gue percaya sama loe."

Mario tersenyum kemudian mencium bibir wanita itu pelan.

"Gara-gara loe hidup terlalu lama di Italia, loe jadi pervert seperti sekarang." Lanjut Alyssa datar seraya menatap makanannya lagi.

"Gimana lagi. Loe tahu kan Italia itu kayak gimana. Disana, gak ada pakaian tertutup. Apalagi daerah deket kampus gue. Gue gak pernah bosen tinggal disana." Ucap Mario menyahuti perkataan Alyssa seraya menggoda wanita itu.

Alyssa hanya menatap sinis pria itu membuat Mario tertawa lepas. Dengan pasti, dia mendekat kearah Alyssa kemudian mengangkat tubuh wanita itu ke atas pangkuannya membuat Alyssa reflek memukul lengan pria itu.

LOVE IN DANGER (RIFY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang