Chapter 9 (Private)

665 34 0
                                    

Alyssa merutuki dalam hati tentang kejadian kemarin di kantor Mario. Andaikan kemarin dia tidak gegabah mungkin tidak akan menjadi seperti itu. Wanita cantik ini sekarang sedang duduk di sofa rumah Sivia. Hari masih pagi, tetapi Sivia sudah menghilang bersama Nathan. Subuh sekali mereka pergi. Karena saat masih tidur, Alyssa mendengar suara mobil samar-samar dari pendengarannya.

Bagaimana jika nanti Ayah laki-laki itu berpikiran yang tidak-tidak tentang dirinya. Ck, lagian bukannya Mario mempunyai hubungan tidak baik dengan ayahnya ? Apa yang terjadi kemarin ?

Karena kesal tidak mendapat jawaban, akhirnya Alyssa memutuskan untuk menghubungi laki-laki itu sekarang. Tangannya menekan tombol 1 –yang langsung menghubungkan ke pemuda itu- kemudian menempelkan benda pintar itu ke telinga.

**********

Mario masih berada di alam mimpi. Padahal jam di dindingnya sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Tetapi Mario masih bergelung di dalam selimut hangatnya. Wajar saja jika laki-laki ini masih berada di alam mimpi, tadi malam dia tidur hampir jam 3 pagi. Bagaimana dia bisa menahan rasa kantuknya jika tidur pukul 3 pagi.

Tetapi sepertinya alam tidak memihak kepadanya, beberapa saat kemudian, terdengar lagu just the way you are yang mengalun lembut dari handphonenya. Tetapi Mario hanya mendengus kemudian menutup telingannya menggunakan bantal.

"Siapa sih, pagi-pagi udah gangguan orang." Gerutu Mario.

Tangannya menggapai meja sebelah kasur, kemudian menjawab panggilannya dengan marah.

"Siapa sih loe, loe gak liat jam apa, ini masih pagi woy. Loe udah mengganggu ketenteraman orang tahu gak. Gue bisa nuntut loe kalau loe ..."

"Mario sayang."

Deg.

Mario langsung membuka matanya, dengan cepat, dia menegakkan tubuhnya menjadi duduk sekarang. Dengan cepat, dia menatap kearah jam dinding. Dan matanya membelalak melihat jarum jam yang tertempel disana. Gila, sudah jam 9 lebih. Dan Mario merasa merinding mendengar sang penelepon memanggil namanya dengan nada yang seperti ingin memakan dirinya hidup-hidup.

"Alyssa."

"Iya ini gue. Kenapa ?? Kaget ??"

"Lys, gue ..."

"Udah jam berapa sekarang sayang ??"

Mario berusaha untuk menelan salivanya. Merasa tenggorokannya sangat kering sekarang. Apa yang harus ia lakukan sekarang ?

"Iya iya. Maaf. Gue tidur jam 3 pagi tadi sayang. Beneran."

"Gue gak mempersalahkan kamu tidur dan bangun berapa. Yang membuat gue marah itu, kenapa loe waktu jawab panggilan gue dengan nada seperti itu. Loe gak inget itu nada dering khusus buat Gue ??"

Mario menepuk jidatnya. Benar-benar habis sekarang. Padahal 2 hari ini dia sudah memasang lagu bruno mars itu khusus buat panggilan dari Alyssa. Tetapi dirinya melupakan hal tersebut.

"Maaf Lys, Loe pasti tahu karena apa gue bisa melupakan hal itu."

Mario bisa mendengar helaan nafas dari wanitanya di seberang sana. Dia langsung bangkit kemudian menuju ke kamar mandi. Dengan ponselnya yang masih menempel di telinga.

"Gue akan ke apartment loe sekarang."

"Alyssa. Lys. Halo. Aish." Mario mengumpat karena wanita itu dengan seenaknya menutup panggilannya tanpa memberi salam terlebih dahulu.

Dengan kesal, dia melemparkan ponselnya ke rak yang ada di dalam kamar mandi. Dengan kesal dia menutup pintunya kemudian melanjutkan kegiatan mandinya.

LOVE IN DANGER (RIFY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang