Chapter 8

1.3K 37 0
                                    

Alyssa duduk diam seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Matanya masih mengawasi gerak gerik seseorang yang entah bagaimana caranya bisa menemukan keberadaannya sekarang. Mario. Siapa lagi jika bukan laki – laki itu yang selalu mengganggu kehidupannya.

Mario masih berdiri membelakangi Alyssa. Matanya bergerak kesana kemari untuk melihat keadaan rumah yang sekarang sedang di tempati oleh wanita yang sekarang pasti sedang merutuki kehadirannya itu. Mario hanya tersenyum tipis dengan pemikirannya sendiri.

"Loe harus mengingatnya Mario. Ini bukan rumah gue. Jadi loe gak harus menilai apakah tempat ini layak gue tempati apa enggak." Ucap Alyssa kesal.

Mario membalikkan tubuhnya menghadap ke arah wanita itu. Dia tersenyum tipis melihat perubahan yang terjadi pada diri Alyssa. Wanita itu semakin cantik setelah beberapa minggu tidak bertemu dengan dirinya. Mario berjalan kearah sofa dan duduk di sebelah wanita itu kemudian menyanggahkan kepalanya pada kepalan tangannya yang bertumpu pada sofa seraya memperhatikan wajah cantik di hadapannya.

"Aku udah berusaha keras buat nyari kamu, masa Cuma di anggurin setelah ketemu Lys ??"

Wanita itu menengok ke arahnya seraya memasang wajah kagetnya.

"Aku ?? Kamu ?? Sejak kapan ??" Tanyanya dengan menunjuk dirinya dan menunjuk dada Mario seraya mendorong pelan dada laki – laki itu dengan sebal.

"Apa yang salah ??" Tanyanya masih dengan senyuman khasnya.

Alyssa mendengus kesal seraya menatap kearah depan lagi, menghindari tatapan Mario yang menyebalkan itu menurutnya. Tangannya masih terlipat di depan dada, memasang wajah tidak perdulinya. Padahal di dalam hatinya yang paling dalam, dia sangat senang melihat laki – laki itu ada di sampingnya kini.

Tapi tugas yang harus ia selesaikan masih menjadi beban untuknya. Jadi sebisa mungkin dia menghindari Mario supaya tidak terbawa perasaan. Jika hatinya kalah maka rusak semua rencana yang sudah direncanakannya secara matang.

"Mario." Teriaknya karena kaget melihat sikap laki – laki itu yang dengan santainya membaringkan kepalanya di pahanya. Mario hanya terkekeh pelan melihat reaksi yang ditunjukkan wanita di hadapannya yang menurutnya sangat lucu.

"Gue tau, loe juga kangen kan sama gue." Ucap Mario dengan kepercayaan yang tinggi. Alyssa hanya mendengus.

"Lys, loe tau gak. Masa gue mau di jodohin sama relasi bokap gue. Gak keren banget kan ??" Ucap Mario yang hanya ingin menggoda Alyssa.

Alyssa memusatkan pandangannya kearah Mario - yang masih tiduran dengan kepalanya yang berada di paha Alyssa - dengan tatapan kagetnya.

"Serius ??"

Mario hanya mengangguk tanpa rasa bersalah kemudian menegakkan kembali tubuhnya menjadi duduk. Tatapannya tidak terlepas dari wajah Alyssa yang sepertinya menanggapi godaannya dengan serius membuat dirinya terkekeh pelan tanpa sadar.

"Terus gimana ?? Loe terima ??" Tanya Alyssa panik.

"Ya mau gimana lagi, bokap gue kan yang nyuruh. Ntar kalau gue tolak gue jadi anak durhaka dong." Jawab Mario santai seraya menahan tawanya.

"Mario. Terus gimana sama gue ?? Loe kan udah janji mau setia sama gue, loe kan udah janji mau nungguin gue, loe kan udah janji mau ... Hmmmppptt."

Mario memotong ucapan Alyssa dengan mencium bibir wanita itu. Awalnya laki – laki itu hanya menempelkan, tetapi setelah Alyssa membiasakan dengan sentuhan di bibirnya, Mario langsung menciumnya dengan menggebu.

Alyssa hanya menerimanya dengan pasrah, percuma jika ingin menjauhkan tubuh Mario, tidak akan pernah berhasil. Karena jika laki-laki itu sudah menginginkan sesuatu, maka harus di turutinya.

LOVE IN DANGER (RIFY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang