Chapter 6 (Private)

804 29 0
                                    

Disaat aku sudah bisa menerima, kamu memutuskan untuk meninggalkanku.

Apa sebenarnya rencanamu ??

Apa yang kau inginkan ??

Aku bukan seseorang yang bisa menebak perasaan seseorang.

Tapi yang harus kamu tahu, aku tidak bisa bersamamu.

Karena aku bukan seseorang yang selama ini kamu kenal.

***********

Mario menatap tajam seseorang yang sedang berdiri dengan angkuhnya di depan pintu ruangannya. Dia ingin sekali memaki orang itu jika saja dia tidak ingat siapa yang berdiri disana. Beberapa saat kemudian, Mata Mario terfokus pada sebuah map yang berada diatas mejanya. Dia hanya bisa menatap nanar map itu.

"Tanda tangan Mario, setelah itu semuanya beres."

Mario mengalihkan pandangannya lagi kearah perempuan yang baru saja mengeluarkan suaranya setelah menit sebelumnya mereka hanya bisa saling pandang dengan tatapan yang mengandung banyak arti di dalamnya. Tatapan Mario sulit dijelaskan. Karena banyak sekali maknanya sampai sampai dia harus mengendalikannya jika tidak ingin menimbulkan hal yang tidak tidak.

"Apa yang loe inginkan Alyssa ??"

"Gue hanya menginginkan tanda tangan loe diatas kertas itu."

Mario menggeram. Sekali lagi dia menatap kertas yang berada di dalam map itu. Terlihat jelas bahwa kertas itu berisi surat pengunduran diri dari perusahaannya.

Bagaimana bisa wanita itu memilih mengundurkan diri dari perusahaannya ?? Dia baru bekerja baru tiga bulan dan dia menginginkan pergi ?? Mario tidak bisa berpikir jernih lagi sekarang.

Pria itu mendekat kearah Alyssa yang masih berdiri dengan angkuhnya di dekat pintu ruangannya. Terlihat jelas dari tangannya yang dilipat di depan dada dan wajahnya yang terangkat dan menyunggingkan senyum datarnya yang justru terlihat mengerikan untuk dilihat.

Mario berdiri di depan Alyssa. Wanita itu masih mempertahankan posisi sebelumnya walaupun sekarang wajah Mario sudah ditundukkan hingga mensejajari wajahnya sendiri.

"Apa yang loe inginkan ?? Coba loe jujur sama gue."

Kalian salah jika menganggap bahwa Alyssa sudah bisa mengontrol dirinya jika berhadapan sedekat ini dengan Mario. Nyatanya sekarang dia berusaha untuk tidak salah tingkah ataupun menjaga agar wajahnya tidak merona. Dia bersusah payah untuk mempertahankan tingkah angkuhnya yang sedari tadi ia tunjukkan kepada Mario.

"Gue ingin mendengar langsung dari mulut loe Alyssa. Sekarang." Perintah Mario dan dengan sengaja meniupkan nafasnya tepat di depan wajah Alyssa membuat wanita itu memejamkan matanya sebentar kemudian membukanya lagi.

Alyssa mendengus kemudian mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Gue ingin mengundurkan diri dari sini."

"Coba tatap gue sekarang."

"Udahlah, apa yang loe Mario. Gue Cuma minta tanda tangan loe. Loe boleh gak ngasih gaji gue selama sebulan ini. Tapi tolong tanda tangan diatas kertas itu."

"Iyalah loe gak butuh gaji loe. Loe udah dapet uang satu koper." Ucap Mario dengan nada sinis dan tajamnya.

Tiba – tiba saja emosinya menjadi naik mengingat bahwa Alyssa pernah menemani om – om yang bisa dibilang lebih mirip menjadi ayahnya daripada menjadi 'patner kerja'. Mario hanya marah. Dan itu bukan berarti cemburu.

Sedangkan Alyssa langsung melebarkan kedua matanya seraya menatap Mario. Dilihatnya pria itu sudah kembali ke posisi semula dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya dan wajahnya yang menyiratkan emosi di dalamnya serta tatapannya yang mengarah kearah lain.

LOVE IN DANGER (RIFY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang