heart

527 87 10
                                    

"lo yakin, niel?"

Daniel ngangguk mantep, tapi nggak sanggup natap pria berjubah putih di seberangnya.

"Gimanapun, gue yang udah buat Jihoon jadi kayak gini, Hyun."

Dokter itu—minhyun, menghela nafas.

"Gimana dengan hidup lo? Orang yang ada diantara hidup lo? Orang-orang yang sayang sama lo?"

Daniel ngegeleng. "Gue udah yakin banget." Kemudian nepuk bahu dokter itu sambil senyum.

"Jangan bilang ke Jihoon ya kalo gue yang donorin."

"Tapi--

"Yakali men, masa lo Setega itu sih sama sahabat sendiri."

Minhyun nggak punya pilihan lain. Daniel sahabatnya, dan dia kenal betul tabiatnya yang keras kepala. Namun ini yang paling kelewatan.

"Gue nggak bisa, Niel."

*

Gue masih duduk diranjang gue. masih nggak tau apa-apa.

Dan disini, lai guanlin. Jenguk gue sambil bawain banyak makanan yang gue bahkan nggak nafsu buat liat doang.

Kak daniel mutusin gue.

Gue sakit.

"Kak Jihoon." Kata Guanlin.

"Keluar yuk, jalan-jalan." Kata Guanlin lagi.

Gue ngangguk doang. Bosen juga disini. Bosen idup juga kayaknya.

"Lin, gue sakit parah ya?" Tanya gue.

Guanlin bantu gue duduk di kursi roda. "K-kenapa emangnya kak?"

"Yah, cuma mikir doang sih. Tapi kayaknya idup gue juga tinggal dikit lagi.hehe."

"Kak! Ngawur aja ngomongnya." Kata Guanlin, Trus dorong gue keluar kamar.

"Kalo emang bener?"

Guanlin diem.

"Kak, aku minta maaf." Kata Guanlin pas nyampe didepan akuarium gede Rumah Sakit.

"Emang lo salah?"

"Ya, kan manusia tempatnya salah. Kali aja kakak pernah sakit hati gitu."

Gue cuma ber-oh doang.

Eh tunggu.

Itu ruangan dokter bedah kan ya?

Trus kenapa kak daniel keluar dari sana dengan muka sedih banget?

"Kak dan--

Guanlin langsung ngalihin kursi roda gue. "Kak ketaman yuk."

Sialan. Kak daniel ilang lagi.

omegle, nielwink.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang