Sapaanmu seperti semilir angin yang membuatku tersenyum setiap waktu.
.
ROY POV
Hari ini aku masuk sekolah pertama di kelas 12. Sudah tak sabar ingin segera di sekolah dan menyapa Linda kekasihku. Sudah 4 bulan lebih kami menjalin hubungan dan kedua keluarga kami pun sudah mengetahuinya. Bahkan Papa menyuruhku untuk segera bertunangan. Sungguh di luar espektasiku sebelumnya.Namun Mama tak setuju dan beranggapan lebih baik fokus sekolah dulu dan masalah jodoh kan sudah ada yang mengaturnya. Aku melihat mading sekolah berdua dengan Linda, dan hasilnya mengecewakan... Linda masuk di kelas XII NOVEMBER sedangkan aku masuk di XII APRIL..
Hhh.. Aku terkekeh sendiri lihatnya. Terjebak diantara puluhan siswa yang pintar membuatku eneg sendiri. Aku mulai masuk ke kelas baruku dan duduk di bagian belakang. Aku duduk di sebelah Reza teman seperjuanganku sejak SMP namun hanya kali ini kita sekelas.
"Roy..." panggilnya
"Apa Za?" aku menoleh lalu fokus kembali ke ponselku
"Lo tahu gak siapa cewek yang duduk di depan sana?" aku mengikuti arah pandang Reza. Dia Lily dan Felly.. Ternyata kami sekelas lagi.
"Felly sama Lily. Kenapa?"
"Gue tau kali dia Lily, dia kan orang terpintar di sekolah"
"Jadi? Lo suka sama dia?"
"Lebih tepatnya pada Felly"
"Kenapa bukan Lily?" tanyaku pada Reza
"Ya kali.. Gue gak mau berurusan sama Adit anak basket yang tengil itu"
"Emang mereka pacaran?" tanyaku penuh antusias
"Gak tau gue...".......
Liliana POV
"Ly, ke kantin yuk" ajak Felly padaku"Duluan aja...ntar nyusul" Felly mengangguk lalu pergi. Setelah itu aku hendak pergi ke kantin namun langkahku dihadang oleh seseorang. Aku mendongakkan kepalaku dan ternyata dia adalah ... Roy.
"Hai Ly.." jantungku mulai berpacu lebih kencang. Aku mencoba menetralkan suasana.
"Hai.. Mau kemana?"
"Nyusulin Reza.. Duluan ya"
"Oke" lalu Roy pergi.
Sapaanmu seperti semilir angin yang membuatku tersenyum setiap waktu. - batin Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crushed
Teen Fictionmenunggu seseorang yang sudah dimiliki oleh orang lain itu memang sia sia. Walau dia selalu memberi harapan agar kita bisa berada di dalam kehidupannya. Tetapi mencintai dalam diam itu sama saja membunuh hati dan pikiran kita untuk bisa membedakan m...