Hari ini adalah hari keberangkatan sekolah Lily untuk pergi Camping di sebuah hutan di bogor.
"Oke guys... Sebentar lagi kita akan berangkat. Jadi pastikan gak ada 1 barang pun yang tertinggal ya?" Lily membuka percakapan sebelum bis yang membawanya pergi itu berangkat.
Suara riuh kini mulai terdengar dari dalam bis hingga Gritto maupun anggota osis lainnya koalahan menenangkan mereka.
"Guys..jangan ribut. Tenang semuanya" suara khas lembut nan anggun yang berasal dari mulut mungil Natasha akhirnya membuat semua siswa diam dan menuruti apa yang di perintah Natasha.
"Mulai tadi kek kayak gini" celetuk Asley yang membuat Lily terkekeh.
"Sabar" respon Lily singkat.
****
2 jam sudah perjalanan telah dilewati. Akhirnya rombongan siswa-siswi yang di pandu oleh Lily telah sampai ke tempat yang dituju.
Semua siswa akhirnya berkumpul dan mendengarkan intruksi selanjutnya dari sang ketua panitia.
"Oke... Sebelumnya Assalamualaikum wr.wb" sapa Lily gadis ceria yang murah senyum pada semua orang.
"Waalaikumsalam" jawab mereka serempak.
"Terimakasih atas ketertiban kalian.. Selanjutnya kita akan membuat tenda dan masing masing tenda ada 3 orang"
"Bisa dimengerti guys?" tanya Lily
"Bisa"
Semua siswa bubar barisan dan menuju ke tempat yang sudah dikhususkan untuk membangun tenda.
Sedangkan para anggota panitia yang dipimpin Lily sedang melakukan diskusi pembagian tugas.
"Keamanan gue serahkan pada Refan, Alivia dan Yasmine" mereka bertiga hanya mengangguk setuju
"Natasha membantu gue mengawasi anak-anak" ucap Lily yang di balas anggukan oleh Natasha.
"Konsumsi Nasya, Varsha dan Carissa"
"Asley dan Gritto dokumentasi" semua hanya mengangguk.
"Oke masalah pendamping dalam penjelajahan nanti gue dan Natasha yang akan berdiskusi dengan guru pembimbing"
****
"Nat, gimana kalo acara pensinya kita adain sebelum penjelajahan besok?"
Natasha memandang Lily heran.
"Ngaco lo. Ya kali,, yang ada tuh anak-anak pada protes"
"Kan biar surprise gitu"
"Ly, kita santai aja dulu. Buat mereka terhibur dulu sebelum besok kita buat mereka kecapean"
"Terserah lo deh"
****
Sudah jam 4 sore. Lily akhirnya telah selesai melakukan tugasnya membuat tenda yang akan ia tiduri nanti malam bersama Natasha dan Varsha.
Lily membersihkan jaketnya yang kotor akan tanah karena tadi Lily duduk di atas tanah yang sedikit basah. Suasana sore di Bogor sedikit dingin. Berbeda dengan rumahnya di Jakarta yang super panas walaupun sudah sore sekalipun.
Lily memandang sekitar. Ada pemandangan yang membuatnya jengah ketika Linda bersandar pada bahu Roy dan mereka tertawa bahagia seakan mereka tak memperdulikan sebuah hati yang teriris.
Ya, hati itu adalah hati milik Liliana Dupont. Gadis cantik nan ceria itu telah tak nampak seceria lagi melainkan murung. Wajahnya kini berubah kecut sekecut perasaannya saat ini.
"Udah 2 tahun Ly. Lo kapan mau move on dari dia?" tanya Lily dalam hati.
Natasha yang melihat perubahan dari wajah Lily akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
"Lo masih belum move on?" tanya Natasha to the point. Lily tersentak saat mendengar pernyataan ataupun pertanyaan dari Natasha itu.
"Udah kok" alibinya
"Bohong. Mata lo gak bisa berbohong Ly" Natasha merangkul bahu Lily.
"Simple aja, mata lo selalu memandang kemanapun Roy pergi dan hati lo selalu menjerit nama Roy walaupun itu hanya lirihan. Namun mulut lo selalu bilang sudah dan otak lo memberontak mengatakan'udah' . tapi tetep Ly mata dan hati lo tak bisa berbohong kalau lo masih mengatakan 'iya'." papar Natasha mantap.
"Terus gue harus gimana?" lirih Lily pelan hampir tak bersuara
"Cukup 1 hal. Perjuangkan dan buat Roy sadar bahwa lo adalah yang terbaik"
****
"Sumpah Roy, pemandangan hutan ini asri banget..." teriak Reza antusias.
Mereka sedang berada di pinggir sungai yang tak jauh dari tempat perkemahan mereka. Roy hanya menggeleng tak percaya menatap sahabatnya itu. Roy duduk di bebatuan besar di hili sungai. Air sungai ini memang jernih dan hampir tak terkotori oleh sampah sedikit-pun hanya ada dedaunan kering di pinggiran sungai.
Tanpa sengaja mata Roy melihat Lily yang sedang sibuk dengan kegiatan memasaknya membantu temannya menyiapkan makan malam untuk para siswa.
Dengan lihainya tangan Lily meracik bumbu-bumbu yang harus ia berikan pada makanan agar menambah cita rasa di dalamnya.
Tanpa sadar pula Roy tersenyum tipis ke arah Lily tanpa sepengetahuan Lily sekalipun. Roy kagum ternyata Lily juga pintar memasak walau kadang biasanya orang kaya seperti Lily pastinya sangat malas akan urusan memasak seperti itu.
Ya, seperti Linda contohnya. Hingga sekarang gadis itu tak tahu memasak sedikit-pun. Orang tuanya selslu memanjakan Linda pada barang-barang bermerk dan apapun yang diinginkan Linda selalu terkabul walaupun Linda adalah anak sulung dari 3 bersaudara.
Kedua adik lelaki Linda-pun sama manjanya. Dia bisa mendapat apa yang dia mau sekalipun orang tuanya harus mengeluarkan uang tak sedikit.
"Roy... Lo kenapa?" Reza kebingungan akan sikap Roy yang tiba-tiba senyum-senyum sendiri. Reza mengarahkan pandangannya mengikuti kemana Roy memandang.
Dan ternyata benar dugaan Reza dari dulu. Roy mengagumi seorang Liliana Dupont. Gadis kalem yang bersifat berbanding terbalik dengan sifat manja Linda.
"Lo suka Lily?"
*****
Udah segini dulu ya guys...
Selamat menunaikan ibadah puasa semua...
KAMU SEDANG MEMBACA
Crushed
Teen Fictionmenunggu seseorang yang sudah dimiliki oleh orang lain itu memang sia sia. Walau dia selalu memberi harapan agar kita bisa berada di dalam kehidupannya. Tetapi mencintai dalam diam itu sama saja membunuh hati dan pikiran kita untuk bisa membedakan m...