8. Cafe

29 2 0
                                    

Seakan tak tahu, namun didalamnya ada rasa keingintahuan yang besar di dalam otaknya.

🐇🐇🐇

Roy sudah berada di depan sebuah Caffe yang berada tak jauh dari rumah Linda. Memang jika Roy merasa suntuk di rumah, Roy biasanya sering mengajak Linda untuk menemaninya di Cafe ini. Namun tidak dengan malam ini, Linda beralasan sedang mengantuk dan tak bisa menemani Roy disini. Jadi Roy memilih untuk pergi sendiri saja ke Cafe ini.

Roy memilih duduk di kursi paling depan hanya sekedar ingin mencari hiburan semata agar rasa kantuknya tak hinggap disaat malam masih belum larut. Biasanya setiap malam, Cafe ini sering menampilkan hiburan seperti lagu dari penyanyi yang mungkin belum profesional namun memiliki suara yang merdu bak burung bernyanyi. Roy merasa kesepian malam ini, tak ada seorangpun yang bisa di ajaknya untuk menghapus rasa bosannya di rumah.

Dan belum lama Roy duduk di kursi itu, seorang gadis berperawakan tinggi, cantik dan seumuran dengannya menaiki panggung yang tak jauh di depannya. Dia Liliana Dupont, tentu saja Roy mengenalinya karena memang Lily merupakan teman sekelasnya sejak kelas sepuluh. Roy mencoba menajamkan pandangannya dan melihat apakah dia tak salah melihat? Benarkah dia memang Lily temannya itu? Namun matanya memang tak mungkin salah. Dia memang benar-benar Lily.

Roy tersenyum tipis dan menatap Lily dengan penuh terpesona. Baru kali ini dia merasa penasaran dengan seorang cewek. Padahal waktu dia kenal dengan Linda, dia tak begitu terpesona padanya. Lain halnya saat ini, Roy tak tahu perasaan apa ini? Degup jantung Roy berpacu lebih cepat dan seakan jantungnya hendak keluar.

"Malam semua... Berhubung malam ini bintang tamu yang sering nyanyi disini sedang berhalangan hadir, maka izinkan saya untuk menyanyikan sebuah lagu" Lily mengambil gitar yang berada di belakang panggung dan mulai memetik gitar itu dengan lembut.

Aku tak mengerti apa yang kurasa
Cinta yang tak pernah begitu hebatnya
Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu
Meski kau takkan pernah tahu

Lily memberhentikan petikannya pada senar gitar yang dia pegang. Dia mencoba mengatur nafasnya supaya lebih teratur lagi.

Aku persembahkan hidupku untukmu
Telah ku berikan hatiku padamu
Namun kau masih bisu diam seribu bahasa
Dan hati kecilku bicara

Baru ku sadari
Cintaku bertepuk sebelah tangan
Kau buat remuk, seluruh hatiku
Seluruh hatiku..

"Makasih" Lily turun dari panggung dan keluar dari Cafe tersebut malewati tempat duduk Roy. Namun Lily hanya meliriknya sekilas.

🐈🐈🐈

RoyAlvaro
Suara lo bagus, udah lama nyanyi di Cafe itu?

Lily yang membaca pesan itu hanya tersenyum. Sungguh malam ini dia sangat senang sekali. Dan baru kali ini Roy memujinya. Lily memang tak berniat untuk membalas pesan itu. Dia masih ingin mengurung dirinya dalam kebahagiaannya. Dia biasanya ketika memiliki masalah ataupun sebagainya dia langsung memberitahukan pada Natasha, Nasya,Yasmine ataupun Felly. Entah malam ini, Lily hanya ingin dirinya saja yang merasakan.

LilianaDupont
Baru tadi.

Setelah selesai membalas pesan dari Roy akhirnya Lily terlelap dalam tidurnya

🐱🐱🐱

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca @aisyaah.a

CrushedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang