"Ada apa ini?" pertanyaan guru BP itu sontak mebuat para murid bungka termasuk juga Linda dan Tisa.
"Ada yang bisa menjelaskan ini semua?" tanya Bu Victoria pada anak didiknya
"Natasha?" panggil Pak Darma pada Natasha.
"Maaf sebelumnya Pak. Saya tidak tahu masalahnya apa yang jelas awal dari aksi jambakan itu berawal dari Tisa dan Linda pak" Linda dan Tisa melotot.
"Jangan ngaco deh lo Nat, jelas-jelas Lily yang salah juga" sanggah Tisa. Linda hanya diam yang sedari tadi mendapat tatapan tajam dari Roy yang berada di seberangnya.
"Emang bener kayak yang diucapkan Natasha kok Pak. Linda yang nabrak Lily hingga kayu bakarnya jatuh kena kaki Linda dan mereka juga yang mulai menjambak rambut Lily pak" tambah Alivia.
"Bener Linda? Tisa?" tanya Bu Victoria.
"Gak Bu, itu gak bener" elak Tisa lagi.
Linda bungkam.
"Oke... Linda dan Tisa. Kalian saya hukum bersihkan kamar mandi cewek selama seminggu"
"Hah? Kok gitu Pak?" Tisa masih tak terima
"Jangan membantah. Apa mau saya kasih lagi?" mereka menggeleng.
****
"Sumpah ya Lin, gue gak terima banget kalo kita harus dihukum kayak gini" kesal Tisa yang membuncah. Gadis itu tak terima dengan keputusan guru BP itu.
Linda hanya diam. Pikirannya bukan tertuju dengan pada kekesalan sahabatnya itu melainkan ucapan Roy yang membuatnya diam seribu bahasa.
Roy menarik tangan Linda dan menjauhkannya dari teman-temannya.
Ini sungguh keterlaluan. Bagaimana mungkin dia bisa membuat masalah seperti ini di depan teman-temannya bahkan adik kelasnya. Apalagi masalah ini hanya masalah sepele.
"Bisa jelasin ini semua?" Roy mencoba menetralkan dirinya agar tak terlihat marah di depan pacarnya ini. Walaupun masalah yang dibuat Linda tak bisa dengan mudah dimaafkan.
"Sebenarnya itu, yang menjambak rambut Lily bukan aku tapi Tisa."
"Lalu kamu ikutan menjambak rambut Lily?"
Tepat. Pertanyaan Roy memang tepat. Dan membuat Linda bungkam kembali.
"Ya...niat aku kan baik. Aku gak tega Tisa dijambak Yasmine sekeras itu jadi aku jambak dua-duanya aja" Linda masih tetap membela dirinya di depan Roy. "Berarti aku gak salah dong?"
Roy hanya mengernyit. "Kamu pikir itu bener?” tanya Roy sarkastik.
"Itu salah besar. Harusnya kamu lerai mereka dong bukannya malah bikin suasana makin ribut" marah Roy.
"Ini udah kali kedua kamu membuat aku malu di depan Lily"
"Ha? Malu? Di depan dia? Cewek sok polos itu?" Linda masih merasa tak percaya dengan ucapan Roy seperti itu.
"Jaga ucapan kamu. Dia teman aku. Tentu aku malu punya pacar yang gak punya aturan seperti kamu"
"Apa kamu bilang? Gak punya aturan? Tentu aku bener. Membuat masalah sama cewek Munafik kayak gitu"
"Beraninya kamu bilang kayak gitu? Sama temen aku sendiri? Kamu gak sadar? Gimana baiknya aku pada temen-temen kamu? Dan kamu malah kayak gini sama temen aku?"
"Sekali lagi kamu buat onar, apalagi sama Lily. Kita putus"
Apa maksud Roy bilang seperti itu? Apa dia mulai bosan dengan sikapnya?
"Lin? Lo dengerin gue gak sih?" Tisa yang merasa tak didengarkan oleh Linda. Menggoyang-goyangkan tubuh Linda hingga tersentak.
"Iya Tis, gue denger" ucap Linda asal.
"Denger apa?" tanya Tisa
"Pokoknya gue denger" singkatnya.
"Tuh bener kan, lo gak dengerin kekesalan gue" ucap Tisa mengerucutkan bibirnya.
****"Ly, lo gak apa-apa?" tanya Natasha pada Lily yang kini duduk bersandar di pundak Nasya.
"Gue gak apa-apa. Cuma kepala gue sedikit nyeri aja akibat jambakan Tisa itu" sahut Lily sembari tersenyum
"Sama gue juga nyeri" celetuk Yasmine.
"itto, si Yasmine sakit nih kayaknya.gak dipeluk?" goda Refan yang berada di dekat Gritto dan mendapat jitakan darinya.
"Apaan sih Fan. Gue kan jujur" sungut Yasmine.
"Iya deh gue salah" ucap Refan pasrah.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Crushed
Teen Fictionmenunggu seseorang yang sudah dimiliki oleh orang lain itu memang sia sia. Walau dia selalu memberi harapan agar kita bisa berada di dalam kehidupannya. Tetapi mencintai dalam diam itu sama saja membunuh hati dan pikiran kita untuk bisa membedakan m...