Bis berhenti tepat di halte depan sekolah. Para penumpang yang sebagian besar terdiri dari siswa-siswa sekolah itu mulai menuruni bis. Mereka keluar dengan antrean yang sangat rapi.
Kini giliran Jiyeon yang akan menuruni beberapa tangga kecil untuk keluar dari bis. Tidak lupa diikuti oleh siswa berambut lebat yang duduk di sampingnya tadi. Sebenarnya ia sedikit kesal karena sedari tadi siswa itu tersenyum-senyum sendiri selama berada di dekatnya. Ia merasa tidak nyaman jadinya.
"Bagaimana kelasmu? Menyenangkan?" tanya siswa itu, membuka suaranya saat mereka berjalan memasuki lobi sekolah. Jiyeon hanya menoleh sekilas. Ia tak tahu mau menjawab apa. Tak ada yang menarik sama sekali dari kelasnya.
"Tidak." Jawab Jiyeon begitu saja. Ya, memang benar itulah isi pikirannya. Sama sekali tidak ada yang menyenangkan. Siswa itu tertawa kecil. Menurutnya, jawaban gadis di sampingnya itu sangatlah lucu.
"Kau aneh. Tidak sama sekali?" tanggapnya sambil mengangkat kedua alisnya. Jiyeon tak merespon. Ia malas menanggapi hal semacam itu.
"Annyeonghaseo, Sunbaenim.." ucap seorang siswi kelas sepuluh dan siswa itu langsung berhenti. Jiyeon memutar kepalanya ke arah siswa itu dengan sangat pelan. Siswi itu baru saja mengatakan senior pada siswa di sampingnya.
Siswa itu langsung tersenyum membalas sapaan siswi tadi dan siswi-siswi lain yang juga berlanjut menyapanya satu-persatu. Jiyeon masih terdiam sambil terus menatap siswa di sampingnya itu. Mungkin ia salah. Jika sudah begitu, ia tak harus mempedulikannya lagi. Lebih baik kembali berjalan menuju kelasnya.
"Jiyeon-ssi!" panggil siswa tadi dan Jiyeon berhenti. Tapi, ia tidak berbalik. Siswa itu yang malahan berlari ke tempatnya sekarang berdiri.
"Mengapa kau meninggalkanku?" tanya siswa itu sembari membenarkan letak tali ransel di bahunya. Jiyeon mengerutkan dahinya.
"Memangnya aku siapamu?" ujar Jiyeon dengan suara yang sedikit meninggi. Siswa itu malah tertawa kecil. Jiyeon melongo. Bukannya marah padanya, tapi siswa itu malah tertawa.
"Kau juniorku." jawabnya santai. Jiyeon menampilkan ekspresi seakan ia mengatakan 'terserah' sebelum melenggang pergi meninggalkan seniornya itu.
"Hei, hei!" seru siswa tadi sambil menghalangi jalan Jiyeon. Ia menatap siswa itu dengan wajah dingin.
"Mwoya?"
Siswa itu menggaruk tengkuknya sambil melirik Jiyeon. Ia menunduk sebentar, lalu kembali mengangkat kepalanya sambil tersenyum.
"Bisakah kita bertemu lagi di lain waktu?" tanya siswa itu. Jiyeon meliriknya sebentar.
"Entahlah." jawab Jiyeon sambil melewati siswa itu dari sisi kanannya. Siswa itu hanya tersenyum. Ia menganggap jawaban Jiyeon sebagai sebuah persetujuan.
"Annyeong, Chanyeol Sunbae.."
Jiyeon tercekat sebentar saat mendengar seseorang menyebut nama 'Chanyeol'. Ia menoleh ke belakang dan melihat siswa itu membalas sapaan para siswi.
Ah, jadi namanya Chanyeol? Sepertinya aku pernah mendengarnya. Tapi aku tak ingat..
Jiyeon mengendikkan bahunya dan kembali melangkah menuju kelasnya.
*****
Sehun melirik jam tangannya. Jarum panjang menunjukkan angka dua belas dan jarum pendek sebelas. Ia tahu hari ini Jiyeon ada kursus di sekolah. Tapi, seharusnya Jiyeon sudah selesai dan sampai satu jam yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Prince ✔
Fanfikce"Selamat pagi, Tuan Putri.." "Berhenti memanggilku seperti itu!" teriak Jiyeon sambil melemparkan sebuah bantal ke arah pelayannya. Jiyeon adalah majikannya yang dingin, tapi sebenarnya manja. Ia sangat senang mengusili Jiyeon, bahkan sejak merek...