Ukhti...
Saat aku memilih diam perihal urusan cinta.Bukan berarti aku menyerah tentang rasa.Sebab dulu,saat hijrah !!Salah satu hal terberat yang harus kusingkirkan hari itu justru perihal urusan perasaan.
Jujur rasanya sulit menampik perasaan suka yang hakikatnya adalah anugerah.Tapi,aku harus tahu diri,belajar dari semua dosa yang pernah ku lakoni.
Perasaan itu selalu berakhir melukai,karena niat awal menjalani memang bukan untuk menyempurnakan iman.Melainkan pemuas nafsu,atas dasar rasa penasaran.
Maka,saat hidayah ini melembutkan hati.Kupilih membiarkan masa lalu itu pergi.Tak ingin lama bernostalgia bersama memori yang pernah meredam perih.
Kali ini,aku hanya ingin Allah saja yang menjadi perantara.Layaknya kisah Yusuf dan Zulaikha atau Ali bin Abi Thalib pada Fahtima Zahra.
Cukup langit yang akan menjadi saksi atas doa-doa yang kubisikkkan pada bumi tentang cinta.Karena cara lain dari mencintai tak harus berujar mesra,jika memang belum waktunya.
Ku pantaskan diri dengan menjaga segenap rasa dalam doa.Bermuhasabah,bila sekiranya Allah pantaskan dia yang juga tengah memperbaiki iman dan takwa menjadi penggenap iman, akan ada hal manis diujung asa.
Ukhti...
Aku percaya jodoh itu tanggungan Allah,lalu jika penanggung jawabnya adalah Yang Maha kuasa atas segala sesuatu,maka apa lagi yang pantas membuat hati ini menjadi ragu.Aku hanya berani memasrahkan diri pada takdir Illahi Robbi.
Kemanapun hati berlabuh,jika itu karena kuasa Allah yang menjadikan dua hati bertemu.Aku Ridho...Sebab,bila jawaban dari menunggu adalah pernikahan,maka aku pun ingin menyegerakan.Namun,jika ujung dari penantian adalah perpisahan,maka yang bisa kulakukan adalah mengikhlaskan.
Mubazir jika rasanya perasaan ini dibiarkan berlarut-larut dalam ketidak pastian.Sementara jalan lain menyempurnakan ibadah begitu sejengkal di hadapan.
Sejatinya ini adalah cara Allah menjaga kepingan hati yang mudah sekali untuk tersakiti.Indah,jika hati mau mengerti dan memahami.
Ukhti...
Merelakan rasa yang salah memang tak mudah.Tapi aku sekali lagi,harus percaya pada dzat Yang Maha pemilik Cinta.Islam memiliki banyak cara indah untuk menjaga hati agar tak rapuh,ketika dibuat lumpuh oleh dia yang hanya mampu memberi harapan palsu.
Diam bukan berarti hati tak mampu menggapai hasrat untuk mendapatkan balasan dari perasaan.Namun,jika istikharah adalah cara lebih baik dalam mendapatkan jawaban tanpa harus menelan perasaan sakit berulang-ulang,kenapa tak coba dilakukan.
Ukhti...
Aku hanya sanggup.menyerahkan hati ini pada Ilahi Robbi.Usahaku hanya sebatas ini,bukan putus asa mencari cinta sejati.Tapi aku tak ingin salah lagi melabuhkan hati.Rabbku Maha membolak-balikkan hati,Maha menetapkan hati.Mampu membuat rasa suka menjadi benci,lalu jika sang pemilik hati mampu melakukan apa saja pada hati ini,aku bisa apa selain memasrahkan diri.
Masanya akan datang,aku hanya tak berhenti berusaha memantaskan diri.Ikhtiar dengan segala bentuk doa dan istikharah yang mampu ku jalani.
Dan untuk dia yang disana,aku hanya mampu memintamu dalam doa.Allah adalah perantara paling layak diantara jemari rasa.Engkau laksana cerminan wajah,dan tugasku adalah memolesnya dengan memperbaiki iman juga taqwa.
Semoga akan tiba masa,dimana kita akan siap saling melengkapi kekurangan kita dalam tuntunan sunah.Menyempurnakan ibadah dan ketaatan pada Allah Subhanallahu wata'ala.
Allah SWT berfirman:
اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِ ۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِ ۚ اُولٰٓئِكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَ ۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ
"Perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga)."
(QS. An-Nur 24: Ayat 26)* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com
Palembang
4 april 2018Vhera hanand
KAMU SEDANG MEMBACA
Muslimah Undercover
SpiritualPahit,sakit,jatuh,bangkit semua rasa yang tidak akan bisa habis menggerogoti diri kecuali malaikat maut datang menghampiri. Kumpulan perasaan itu... Rasa kosong,rasa kecewa,sampai rasa hina yang kerap melanda jiwa menjadi teman memperjuangakn ketaat...